Two

79 16 6
                                    

Sorry for typo(s)

“Chanyeol kamu sudah pulang?”

Seohyun melepas apron mengambil tas ransel milik Chanyeol. Dia mendorong Chanyeol masuk, mengabaikan ekspresi bingung dari sang empu. Chanyeol merasakan aneh, sudah hampir lima tahun dia tinggal sendirian tidak ada orang yang menyambutnya macam begini.

Tentu saja ini terasa aneh dan mungkin sedikit hangat. Seohyun mendudukan Chanyeol di meja makan mulai mengambil nasi  goreng menaruh kedalam piring.

“Kamu harus mencobanya, aku baru saja menonton youtube dan membuat ini. Semoga kamu suka,”

Seantusias itu Seohyun berucap, hal itu membuat Chanyeol enggan menolak padahal dia tidak bisa memakan makanan berat di malam hari namun jika dia mengatakan kebenaran pada Seohyun, dia takut menyakiti. Maka dia mulai mensendok nasi goreng, memasukan kedalam mulutnya.

“Bagaimana! Enak tidak?”

Chanyeol menelannya terasa sangat asin, "Ini asin sekali," Tidak ingin membuat harapan palsu Chanyeol berkata jujur. Toh kritikan yang dia lontarkan akan membuat Seohyun lebih belajar lagi di kemudian hari.

Seohyun merengut, menghela nafas ikut duduk di samping Chanyeol menaruh kepala bundarnya di meja. Menempalkan pipi tembam, menatap Chanyeol dengan mata membulat, “Padahal aku sudah bekerja keras,” di ikuti helaan nafas panjang.

“Aku hanya mengatakan ini asin bukan tidak enak, kenapa kamu murung sekali?" Chanyeol jengah, Seohyun terlalu dramatis. Ini menyakiti mata serta indra pendengaran miliknya. Bisakah dia berhenti merengek? seperti anak kecil saja. “Kamu sudah makan?”

Yang di tanya tidak menjawab, ragu membuka mulut. Merasa ada yang aneh Chanyeol kembali bertanya, “Kenapa diam? Apa kamu belum makan, apa yang sebenarnya kamu pikirkan Seohyun. Kamu sedang hamil, kamu yang mengatakan sendiri.” Chanyeol tidak paham atau lebih tepatnya malas memahami, sifat Seohyun terlalu random sangat sulit di tebak.

Memang, sewaktu dulu masih pacaran. Seohyun selalu menggangu Chanyeol dengan celotehan buruk. Chanyeol saja hampir terkena mental, saat Seohyun terus mengajaknya berbuat aneh-aneh seperti membolos. Untung saja Chanyeol masih waras, cinta tidak membutakannya.

“Aku ingin makan buah mangga asam,” Seohyun berceletuk kecil, meremat apronya ragu-ragu. “Bisakah kamu mencarikannya untukku?”

“Kenapa aku harus? Kamu bisa kesumpermarket dan membelinya sendiri!”

Chanyeol bangkit dari duduknya. Baru selangkah menjauh tangan kecil Seohyun sudah menyeret kemeja membuat Pria itu berhenti berjalan, menatap seolah berkata, 'apa-apa ini'.

Hei! ini sangat menggangu!

Chanyeol sangat lelah, kenapa juga dia harus menuruti permintaan Seohyun, malam-malam lagi. Ini terlalu merepotkan.

Hubungan mereka tidak cukup beralasan sehingga Chanyeol harus menuruti.

“Aku tidak ingin pergi sendiri,” Seohyun menunduk mengoyang-goyangkan kakinya berharap Chanyeol mau mengantar. Ini sangat malam, dia takut berjalan sendirian, terakhir dia pernah bertemu dengan para preman. “Aku sangat ingin memakannya, bayi ini terus saja berceloteh menyuruhku membelinya. Chanyeol kamukan mantanku? barangkali kamu masih menyukaiku,” diiringi kekehan kecil.

“Percaya diri sekali, lagian harusnya kamu mencari Taehyung bukannya malah kembali ke mantanmu dan menyusahinya.”

“Jika tidak mau mengantar ya sudah tapi jangan mencemooh diriku!”

Chanyeol menghela nafas melihat Seohyun merajuk duduk di tepi sofa. Mata itu berkaca-kaca hampir menangis, lagian perkataan yang di lontarkan Chanyeol terlalu menyakitinya. Sungguh Seohyun tidak ingin menyusahi siapapun tapi ini di luar kendalinya hanya Chanyeol yang dia pikirkan pertamakali saat dokter mengatakan tentang kehamilannya.

Sibuk melamun Seohyun terkejut dengan syal yang melingkar di lehernya. Dia berbalik terkejut saat Chanyeol sudah memakai jaket, “Ayo pergi,”

Seohyun tersenyum cerah memeluk Chanyeol tanpa permisi, dia sangat bahagia  ternyata Chanyeol tidak sekejam itu. “Terimakasih. Kamu baik sekali,” yang mana tanpa sadar Chanyeol langsung membalas pelukan.

---

“Jadi Seohyun bisakan kita langsung pulang saja?”

Sunyi tidak ada jawaban Chanyeol berbalik menengok kesegala arah dia tidak menemukan Seohyun dimanapun. Pria itu meremat kantong berisi mangga, dia berlari mencari keberadaan wanita itu. Oh ya ampun Seohyun bukan anak kecil lagi tapi mengapa bisa dia menghilang dari pandangan seingatnya Seohyun masih di belakang memakan eskrim.

“Seohyun kamu dimana?”

Perasaan Chanyeol sangat tidak enak, dia takut jika terjadi hal buruk pada Seohyun bukan karena apa tapi Chanyeol yang mengajak Seohyun keluar tadi. Hampir merasa frustrasi Chanyeol menjatuhkan kantong mangganya saat dia melihat wanita itu berjongkok di depan kolam taman melihat genangan air serta ikan kecil berenang.

“Astaga apa yang kamu pikirkan sedari tadi aku mencarimu!” Chanyeol mendekat menarik tangan lawan bicara agar berdiri. “Kenapa kamu tidak bilang!” mengeram marah. Tidak sadar dia meremat tangan Seohyun kuat.

“S-sakit, maafkan aku,” Seohyun berusaha menarik tangannya. “Chanyeol terus berjalan aku sudah mengatakan dari tadi tapi kamu tidak mendengarkan!” Seohyun menatap mangganya yang bergeletakan di jalan. “Manggaku!”

Tidak berkata apa-apa lagi. Pria itu berjalan acuh mulai meninggalkan Seohyun yang memasukan mangga-mangganya kedalam kantong.

“Kenapa Chanyeol tidak bertanya kenapa aku berhenti, aku sangat lelah. Kakiku sakit sekali, aku ingin beristrirahat tapi Pria itu terus saja berjalan apa salahku sebenarnya?” Seohyun tidak peduli Chanyeol sudah meninggalkanya atau belum, dia masih setia berjongkok sampai dia melihat punggung lebar berada di depannya. “Naiklah, aku tidak akan menawarkan untuk kedua kalinya,"

Bibir Seohyun terkantup ingin bertanya namun Pria itu kembali berujar sarkas yang mana langsung membuat Seohyun naik kepunggung Chanyeol. Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan dengan Seohyun hampir tertidur di gendongan.

“Terimakasih Chanyeol,” cicitnya setengah tidur.

“Hm.”



[TBC]

Ada yang kangen?

Baby √Where stories live. Discover now