A Poem

15 5 3
                                    

Sebuah proyek yang gagal
Dari Puisi Patah Hati
Mari kita tulis kembali...

Terik yang mengawali sebuah kisah yang telah berakhir di ujung persimpangan dalam sebuah pertemuan tak diharapkan.
Ayunan langkah yang terhenti, tiba-tiba, dan pandangan mata yang tak jua teralihkan.
Kedua tangan yang menggenggam kain saku erat, melemah begitu saja, jatuh tak terjaga.
Angin yang dibiarkan mengusik anak rambut dari persembunyian membuatnya berantakan di pipi dan dahi.
Hingga air mata yang diizinkan menetes begitu saja tanpa tahu pasti penyebabnya.

Bolehkah? Bolehkah aku patah hati?
Pada seseorang yang tak kumiliki hatinya?

19 Juli 2020

Hujan dan Krisan | Coretan AbstrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang