🌻 INDIGO🌻 (Sunsung)

1.8K 101 9
                                    

Kim Sunoo x Park Sunghoon
Word : 935 kata

Happy reading.....

_________________________________________

"Astaga, Cantik banget tuh orang." Gumamnya pelan, pandangnya tertuju penuh pada laki-laki yang duduk dengan kepala yang menunduk.

Tak jarang pula, laki-laki itu sesekali juga mencuri pandang padanya.

Ini sudah terjadi sejak pertama kali bertemu. Namun hari itu, keduanya baru menyadari bahwa mereka saling memperhatikan satu sama lain.

Sejauh ini, Sunoo tidak menyesali keputusannya untuk pindah ke salah satu flat yang direkomendasi oleh Doyoung —temannya. Lokasinya strategis, cukup dekat dengan kampus. Pemandangan kota yang dapat dilihat dari jendela ruang tengah juga terasa menenangkan baginya. Ditambah lagi dengan sebuah cafe minimalis yang terletak tepat di sebelah kanan bangunan flat yang ia tinggali sekarang.

Cafe yang sejak dua minggu lalu ia hampiri di setiap harinya. Sunoo selalu ke cafe tersebut bukan hanya karena kecanduannya terhadap minuman bernama americano melainkan karena cafe tersebut yang terasa nyaman baginya. Cafe itu tidak besar namun suasananya hangat. Aroma kopi yang kuat namun menenangkan, pelayanan yang ramah, buku-buku yang disediakan pun seru untuk dibaca.

Namun sejak hari pertama, perhatian Sunoo selalu tertuju pada laki-laki yang duduk dinding kaca. Laki-laki itu datang setiap dua hari sekali di jam yang sama dan kemudian duduk di tempat yang sama pula. Anehnya, Sunoo tidak pernah mendapati laki-laki itu memesan sesuatu.

"Gua ajak kenalan aja kali ya?" Gumamnya lagi, entah kenapa Sunoo jadi sangat penasaran pada sosok cantik itu. Dia terlihat sangat misterius.

Laki-laki itu menoleh, mungkin karena ia merasa diperhatikan sejak tadi. Dan secara tidak sengaja, keduanya melakukan eye contact.

Sunoo mengerjap kaku saat laki-laki yang sedari tadi ia tatap itu balas menatapnya. Ia lantas mengalihkan pandangannya, menyeruput ice americano nya dengan gugup. Saking gugupnya, ia menghabiskan minuman itu hanya dalam waktu tiga detik.

Jujur saja, Sunoo itu termasuk orang yang pemalu. Ia sering salah tingkah dan gugup ketika orang asing menatapnya. Apalagi ketika ia ketahuan menatap orang secara diam-diam seperti tadi. Jantung Sunoo berdegup tidak beraturan sebab tadi pandangan matanya sempat bertemu dengan pandangan laki-laki itu.

Tut... Tut... Tut...

Teleponnya berdering, tanda telepon masuk. Dengan cepat Sunoo mengangkat telepon tersebut tanpa menyadari orang yang tadi ditatapnya kini mengulas senyum tipis.

Senyum yang terkesan aneh.

"Halo, young?"

"Gue udah lumayan deket, nih."

"Oh, okay. Ini gue juga udah selesai, kok. Gue tunggu depan cafe, ya?"

"Yoi"

Begitu Doyong menyetujui ucapannya, Sunoo memutuskan panggilan tersebut. Matanya reflek menatap lagi ke arah tempat duduk milik laki-laki yang selalu mencuri perhatiannya tersebut. Namun nihil, tempat duduk itu sudah kosong.

"Eh? Kemana perginya dia?"

Ah, Sunoo jadi merasa bersalah. Ia takut, jangan sampai orang itu merasa risih sebab tatapannya.

Sunoo pun berdiri kemudian melangkah keluar dari cafe. Jantungnya kembali berdegup kencang begitu melihat lelaki yang tadi tidak sengaja bertatapan dengannya itu berdiri di depan cafe sembari melempar senyum ke arahnya.

Lelaki itu terlihat indah dengan kulit seputih salju. Baru kali ini Sunoo melihatnya tersenyum seperti itu. Matanya menyipit lucu membentuk bulan sabit. Dimple yang muncul di pipi gembilnya membuat Sunoo sedikit terpana akan keindahan paras lelaki tersebut. Maklum, selama ini Sunoo melihat laki-laki itu hanya murung dan terus menatap ke arah luar dari balik dinding kaca.

Kisah Dalam Novel ||HOON HAREUM||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang