(4) Taman🍃

0 0 0
                                    

^•^

Happy reading 🍒

Kelas 11 IPS 2 sedang tidak ada guru karena para guru sedang rapat tentang pembangunan sekolah. Walau begitu, kelas ini tidak ramai, karena mereka sedang di beri tugas dan di kumpulkan saat jam istirahat.

Saat sedang menulis tiba tiba ada sebuah susu strawberry di atas meja Lala. Lala mendongak dan mengernyitkan dahinya tak paham.
Raka terkekeh melihat wajah Lala yang tak paham.
"Ini gue kasih buat Lo." Ucapnya

Lala melihat ke kanan dan ke kiri, barusan ini Raka berbicara kepadanya? Apakah benar? Mengapa jantungnya berdetak kencang saat Raka berbicara padanya lebih dulu.

"Hei." Raka melambaikan tangan di depan wajah Lala.

"Lo cari siapa?" Lanjut Raka.

"E-eeh enggak, gak cari siapa siapa. Btw Lo ketempelan setan di mana? Kok tumben ngajak gue ngomong?" Tanya Lala

"Ck! Gue gak ketempelan setan, ini gue kasih buat Lo, Makasih buat es krim kemarin." Jawabnya lalu pergi meninggalkan Lala dan kembali ke tempat duduknya untuk mendengarkan musik.

"Psst psssst pssstt."

"Apaan sih la gue masih nulis nih." Kata deka

"Liat sini dulu." Kata Lala

"Udah langsung bilang aja gue dengerin kok." Ucapnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku tulis.

"Ih Lo mah, gue mau cerita, si Raka kasih gue Susu strawberry." Ucapnya sambil berbisik.

"APA!!" Teriak deka lebay.

"Anjing Lo mah lebay." Kesal Lala

"Dalam rangka apaan tu bocah kasih Lo susu." Kata deka.

"Katanya karena kemaren gue beliin dia es krim."

"Lah kemaren Lo pergi sama dia?" Lala menggelengkan kepalanya.

"Lah terus?" Tanya deka lagi.

"Kemaren pas gue kerja di cafe gue ketemu Raka sama ibunya......." singkat cerita, lapa menceritakan kejadian kemarin saat ia melihat Raka dan ibu nya di cafe.

"Pantesan dia lebih suka menyendiri ternyata karna dia emang terbiasa sendiri." Ucap deka setelah mendengarkan penjelasan Lala mengenai Raka kemarin.

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Raka sedang celingak-celinguk mencari seseorang. Saat melihat Lala ia segera menarik tangannya.

"Eh Raka kenapa?" Tanya Lala.

Raka yang mendengarnya memutar bola matanya malas, padahal baru kemarin mereka berbicara sekarang gadis ini sudah lupa?
"Lo lupa? Lo mau bicara sama gue di taman kemarin."

Lala menepuk jidatnya, bisa bisanya ia lupa tentang itu. "Maaf ka gue emang lupaan orangnya, yaudah kita ke sana sekarang, Lo duluan aja gue naik angkot ntar." Ucapnya

"Ngapain naik angkot, bareng gue aja." Kata Raka

"Waaaaah boleh tuh gue sekalian hemat biaya hehehe." Kekehnya

Setelah sampai di taman mereka membeli berbagai macam jajanan untuk menemani mereka ngobrol nanti, seperti cilok, siomay, leker, dan burger seharga 2 ribuan.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Raka mengawali percakapan.

"Maaf sebelumnya kalau menurut Lo gue terlalu ikut campur."

"Kemarin gue denger semuanya, dari Lo datang ke cafee sampai Lo di tampar sama ibu Lo."

"Bukan ibu gue." Kata Raka cepat dan berubah dingin.

"Ka gue tau ini hal yang menyakitkan, tapi coba Lo berdamai dengan masa lalu, jadiin semua masalah Lo itu bagaikan komedi yang berputar di kehidupan Lo, gue paham apa yang Lo rasain waktu itu, dan saat ini. Gue cuma gak mau Lo jadi orang yang pendendam. Dan gue juga gak mau Lo ngerasain apa yang gue rasain selama ini." Ucap Lala panjang lebar.

"Maksud Lo?" Tanya Raka tak paham.

"Keluarga." Jawab Lala singkat.

"Gue gak punya keluarga. Gue cuma punya nenek gue, dan sekarang nenek gue udah gak ada, gak ada yang bisa ngertiin gue lagi, gak ada la gak ada." Jawab Raka

"Gue paham apa yang Lo rasain ka, ayolah gue tau Lo kecewa sama mereka, tapi gak semuanya salah mereka, mungkin ini memang takdir mereka untuk berpisah."

"Lo gak tau apa apa tentang gue la."

"Gue emang gak tau apa apa tentang Lo, tapi gue paham, kita sama, Lo di tinggal orang tua Lo karena perceraian dan gue di tinggal orang tua gue untuk selamanya."

"Waktu itu gue sekeluarga, ayah bunda dan gue mau pergi ke Bandung, Karena kita waktu itu masih ngobrol ngobrol jadi kita gak tau kalau di depan ada truk, pas ayah gue mau ngerem ternyata rem nya blong dan orang tua gue tak terselamatkan. Itu kejadian 11 tahun yang lalu, semenjak itu gue tinggal sendiri di rumah tanpa orang tua dan kerabat."

"Sekarang Lo tau kan kenapa gue juga ngerasain apa yang Lo rasain selama ini." Ucap lala.

Raka menghela napas berat, ternyata dia tidak sendiri. Setahunya gadis di depannya ini adalah gadis yang sangat ceria seperti tak memiliki beban hidup. Tapi ternyata ia salah, ternyata gadis ini menyimpan begitu banyak luka di hidupnya, namun ia terlalu pandai untuk menutupinya.

"Nyokap bokap gue pisah saat gue umur 3 tahun, dan waktu itu cuma ada nenek gue yang mau ngerawat gue sampe sebesar ini, selama ini mereka gak pernah rawat gue, bahkan ngasih gue uang buat biayain sekolah gue dan ngerawat gue aja gak pernah, nenek gue kerja sampe sakit sakitan demi gue, TAPI APA PEDULI MEREKA!! GAK ADA. Saat gue masuk rumah sakit, mereka gak pernah jengukin gue, sampai nenek gue meninggal mereka cuma datang hanya untuk melayat aja setelah itu mereka pergi sendiri sendiri tanpa mau lihat keadaan gue mereka juga gak tanya gimana perasaan gue saat itu. Sekarang gue hidup sebatang kara." Cerita Raka dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Air mata gue gak tau malu, bisa bisanya keluar pas di depan cogan." Gumamnya.

Lala segera memeluk Raka guna menyalurkan semangat untuknya. Lala sangat paham dengan kondisi seperti ini. Sebenarnya dirinya juga mempunyai banyak luka, namun untuk apa lama lama bersedih toh itu hanya membuang-buang waktu saja. Lebih baik waktunya ia gunakan untuk bermain dan bekerja.

"Jangan pernah merasa sendiri ka, sekarang Lo punya gue, gue akan selalu ada buat Lo, ingat ka, setiap masalah pasti bakal ada jalan keluarnya, sekecil apapun masalahnya dan sebesar apapun masalahnya pasti nanti akan ada jalan keluarnya. Tuhan udah nyiapin rencana di balik ini semua, scenario tuhan gak pernah mengecewakan walaupun kita harus sakit dulu demi bisa mendapatkan kebahagiaan itu. Mulai sekarang kita teman, jadi kalau ada apa apa Lo bisa cerita sama gue." Kata Lala menyemangati.

"Semangat ka Lo gak sendiri, ada gue sekarang. Never give up as long as this heart is still encouraging you. Kalau mau nangis nangis aja, sekarang ada gue yang siap jadi tempat Lo untuk bersandar." Lanjutnya sambil mengelus punggung Raka.

"Makasih la, Lo orang pertama yang buat gue nyaman bercerita, makasih udah mau jadi teman gue, gue bakal ikutin omongan Lo untuk pura pura gak terjadi apa apa."

"Itu kan yang Lo maksud dari omongan lo? Pura pura bahagia sampai kita lupa caranya bersedih. Pinter juga Lo." Katanya sambil mengusap-usap rambut Lala.


















Haiiiii gimana part ini????
Kasian banget Raka huuuuuuu pengen peluk deh jadinya. Emmm peluk jauh deh sini Raka.
Kalian kalau ketemu Raka versi real life bakal ngomong apa?🤔


Jangan lupa like and comment. Caranya gampang banget tinggal klik bintang di pojok kiri terus komen di setiap paragrafnya ya reader's 🌈








See u next di chapter berikutnya✈️

RAKANALA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang