2. Suatu hari

12 3 0
                                    

Disclaimer!!
Cerita ini cuma fiksi belakaaa, dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun 🙏



Pagi ini Acesha buru-buru menuju ke markas penerbangan karena ada telpon mendadak untuk menyiapkan peswat angkut yang akan dibawa oleh komandan. Hari senin memang selalu membuat orang merasa tergesa-gesa. begitu juga dengan Acesha.

Setelah menyelesaikan apel paginya dengan anggota lain, Acesha langsung menuju gedung parkir pesawat Bersama dengan Dewi. Menggunakan motor metik mereka segera menuju dengan cepat.

Mereka tidak enak jika didahului oleh atasan mereka disana. Sebenarnya harusnya hari ini Acesha berjaga di kantor administrasi, tapi karena ada temannya yang tidak bisa, maka ia yang harus menggantikan, lagipula atasannya yang menelponnya tadi pagi.

Sesampainya di gedung tempat pesawat Acesha menghampiri Lettu Ilham yang sedang membuka penutup pesawat menggunakan tangga

"Ijin Ndan, mohon maaf baru sampai" kata Dewi

"Tidak papa, memang tugasnya mendadak kok. Ohiya hari ini Heru bertugas membawa bahan bakar untuk Boeing 204." Ucap Lettu Ilham sambil menuruni tangga, setelah mengambil penutup pesawat itu.

Heru, sebutan pesawat C-130 Hercules yang kali ini akan mengudara untuk menyalurkan bahan bakara lewat Udara. bukan hanya itu, pesawat iini juga biasanya untuk mengangkut persenjataan dan penyaluran bahan makanan pokok pada daerah yang sedang terkena bencana.

"Ijin bertanya Ndan, untuk keberangkatan pukul berapa?" Tanya Acesha

" Pagi ini, sekitar pukul Sembilan. Hari ini yang bawa Kapten Bayu, tapi sepertinya bliau akan terlambat karena ada urusan dengan Danyon tadi pagi." Jelas Lettu Ilham. Acesha dan Dewi hanya mengagguk mendengarkan penjelasan dari Lettu Ilham.

Sambil menunggu teman-teman yang lain, Acesha dan Dewi memulai duluan untuk mempersiapkan penerbangan Heru kali ini. "San, tolong angkat ini dong" Dewi memanggil Acesha, Acesha langsung membantu Dewi.

Tidak lama teman-temannya dan teknisi pesawat yang bertugas menyiapkan bagian dalam pesawat dating. Mereka langsung mengambil tugasnya masing-masing agar pekerjaannya cepat selesai.

Setelah berkutat dengan berbagai persiapan untuk menerbangkan pesawat, sekarang waktunya ritual terakhir sebelum keberangkatan pesawat Hercules itu mengudara. Mereka para awak pesawat akan berdoa besama agar bisa menjalankan misinya dengan sukses dan selamat sampai kembali ke rumahnya ini.

Tapi kegiatan itu harus tertunda karena pilotnya belum datang sampai sekarang.

---

Bayu sedang berada di ruangan ganti, ia tidak enak jika anak buahnya harus menunggunya terlalu lama. Tapi tadi komandannya itu mengajaknya diskusi terlebih dahulu sebelum kesini, dan sekarang membuatnya ditunggu oleh banyak orang. Tapi mau disalahka juga gimana, wong komandan kok, mana berani dia menyela atau kabur begitu saya meninggalkan pembicaraan dengan komandan.

Saat sedang berjalan menuju landasan pesawat, Bayu melihat Acesha juga sedang berjalan menuju keberadaan pesawat yang akan ia bawa. Terlihat Acesha sedang memakai rompi keselamatan dan tangannya yang memegan penutup telinga dan marshalling tongkat. Bayu mengira sepertinya Acesha yang akan menjadi marshallernya kali ini.

Karena Bayu ini tipe atasan yang baik suka jahil dengan anak buahnya, ia memiliki ide yang brilian untuk 'membantu' anak buahnya yang sedang berjalan di depannya ini yang tidak sadar ada orang yang berjalan di belakangnya yang tak lain adalah Acesha.

Bayu berjalan agak cepat tanpa menimbulkan suara sedikitpun, saat Bayu akan mengambil ancang-ancang untuk mengagetkan Acesha dari belakang, tangannya sudah bersiap mengangkat keatas seperti tangan monster yang siap menerkam, dan kakinya sudah mengangkat satu untuk dihentakan dan menghasilkan suara yang kencang.

Calon korban keusilan Bayu pun menoleh ke belakang dengan tatapan yang datar dan diam, Acesha melihat bayu dengan gaya yang menurutnya aneh pun akhirnya mengernyitkan dahi. "Ijin komandan, Komandan sedang apa?" tanya Acesha pada Bayu.

Bayu masih terpaku dengan gayanya yang tadi, dengan cepat ia kembali tersadar.

"HAIISSHH!!" Bayu merasa gagal untuk mengerjai Acesha "Bagaimana kamu tau saya ada di belakangmu?" Tanya Bayu, sembari membuat wajah kesal.

Acesha yang melihat Bayu seperti itu, tidak tahu harus berbuat apa. Acesha berpikir sejenak ternyata benar ucapan teman-temannya yang ada di asrama itu yang mengatakan bahwa Kapten Bayu ini serinng usil dan membuat keabsurdan.

"Siap, mohon maaf komandan" Acesha tidak menjelaskannya, ia hanya melirik ke sampingnya yang terdapat bayangan Bayu karena tersorot matahari. BAyu yang menegrti apa maksud Acesha pun merasa malu dan menghela nafas berat "Hamdehhh" ucapnya sembari meggaruk kepala yang tidak gatal.

"Yasudah kamu duluan saja kesana, biar saya dibelakang kamu"

"Komandan saja duluan, sudah ditunggu Danton Ilham" Acesha mempersilahkan atasannya

Lagi-lagi Bayu menghela nafasnya, lalu ia memegang pundak Acesha dan memutar badan Acesha agar segera berjalan menuju teman-temannya yang sudah menunggu mereka. " Sudah kamu jalan di depan saja, laki-laki mana yang akan meninggalkan perempuan berjalan sendirian di belakangnya"

Acesha akhirnya berjalan tanpa sepatah katapun. Tapi ia memikirkan apa yang dikatakan komandannya tadi. Terdengar aneh di telinganya, maksudnya kenapa Bayu mengatakan itu pada Acesha. Dan tadi apa maksudnya? Laki-laki? perempuan? Maksudnya Acesha dan Bayu seperti itu?

Tidak mau mabil pusing dengan perkataan Bayu, Acesha lebih memilih berjalan cepat. Tidak perlu heran dengan sikap Bayu yang seperti itu, Bayu sangat friendly pada semua orang dan bisa cepat akrab dengan Bayu. Tapi jika dipikir-pikir lagi, belakangan ini banyak sekali aktivitasnya yang bersinggungan dengan Bayu yang membuat mereka sering bertemu.

Bayu sudah mengambil alih komado untuk anak buahnya. Mode seriusnya sudah kembali seperti sebelum-sebelumnya saat dia akan menunaikan tugasnya.

"Baik saya awali, Assalammualaikum semuanya, selamat pagi. Mohon maaf saya datang terlambat dikarenakan ada urusan yang tidak nisa ditinggal. Saya ucapkan terima kasih juga kepada kawan-kawan semua yang sudah mempersiapkan keberangkatan kali ini. Untuk memulai tugas kali ini alangkah lebih baiknya kita berdoa terlebih dahulu, berdoa dipersilahkan."

Semuanya menundukan kepala untuk berdoa dengan kepercayaan mereka masing-masing. setelah berdoa mereka mengambil posisi untuk mempersiapkan penerbangan kali ini. Begitu juga dengan Acesha yang sudah mengambil posisinya berada di tengah lintasan pesawat yang ada di depannya.

Acesha memperhatikan setiap langkah yang diambil Bayu, memperhatikannya dengan lekat. Entah kenapa dia seperti itu, tapi matanya enggan berpaling dari objek yang sedang ia lihat sekarang. Tapi tak selang berapa lama tatapannya dibalas oleh Bayu yang menatap balik. Acesha Lansung memalingkan pandangannya karena ketahuan sedang memperhatikan Bayu. Tapi tidak dengan Bayu, ia semakin ingin melihat Acesha terus menerus.

Pesawat besar itu sudah bersiap untuk mengudara. Kapten Penerbang Bayu Dipta Affandri sudah bersiap di kemudinya dengan gagah, ia memejamkan kembali matanya untuk menghaturkan doa agar selalu dalam lindungan Sang Pencipta alam semesta. Kali ini ia bertugas dengan Lettu Ilham yang duduk disampingnya, dengan 3 orang lainnya yang berada di belakang.

Mesin pesawat sudah dihidupkan, Acesha sudah mengambil intruksi agar diikuti oleh penerbang. Tidak lama pesawat itu mulai maju mendekatinya, perlahan roda depan pesawat sudah mulai terangkat ke atas, sebelum terangkat semua rodanya, Acesha memberikan hormat kepada Bayu lalu memberika intruksi agar segera lepas landas mengudara.

'Kembalilah tanpa adanya luka apapun'

-Acesha dalam hatinya.

AEOLIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang