~SINGEL MOM~

30 6 5
                                    

Happy reading ~~~~~

.

Stephani Meglyn itulah namaku banyak sekali yang mengatakan namaku cantik seperti orangnya, begitu kira-kira pikir mereka.

Namun sayang, nama hanyalah sebuah nama meski alasan pemberian nama adalah perwujudan doa pengharapan hidup yang indah se indah namanya. Di usia 25 tahun yang terbilang muda dirinya hidup sebagai seorang single mom. Mempunyai rumah tangga yang utuh juga harmonis adalah impiannya empat tahun silam.

"Mom, i want to have a happy ending" (*koreksi jika ssunan bhsanya slah)

.

Empat tahun lalu....

"Happy wedding Steph, Gas"

Ucapan selamat dari teman serta kerabat terdekat kedua mempelai menambah rasa bahagia

Menikah karena dijodohkan tidak selalu berakhir memiliki kisah cinta 'happy ending'. Nyatanya cinta saja tak cukup dalam membangung suatu rumah tangga yang utuh untuk menjadi keluarga yang harmonis

Aku yang mengira Mas Bagas sebagai kepala rumah tangga mampu menjadi seorang pemimpin yang baik nyatanya tidak. Sikap manisnya hanya di awal saja, sudah enam bulan membangun rumah tangga dengannya perlahan perubahan sikap perlahan muncul di permukaan.

Suka berbohong, tidak pandai dalam mengelola keuangan karena pemborosan yang terbuang percuma sehingga terlilit hutang itu semua dilakukan Mas Bagas selama ini.

Dunia pernikahan kurasa tak serumit ini bila didalamnya terdapat kepercayaan pada pasangan satu sama lain.

"Mas terpaksa berhutang karena dirimu juga, membeli kebutuhan ibu hamil belum lagi bahan dapur dan segala perawatan wajahmu itu" ucap yang sudah emosi meluap-luap

"Aku ngga pernah nuntut mas atas semua itu tapi perlu Mas ketahui wajib bagi kepala rumah tangga menafkahi istrinya"

"Dan mengenai kebutuhan perawatan wajah yang Mas maksud aku sama sekali tidak pernah menerima pemberian itu dari Mas, SAMA SEKALI TID-.!!"

PLAKK.!! Sebuah tamparan di layangkan di pipi putih mulus Stephani sehingga meninggalkan bekas merah disana.

"Berani sekali kau berteriak padaku.!! Jika tidak mengingat kau sedang mengandung akan ku usir kau sekarang juga"

Rasa sakit karena tamparan di pipi itu tidak tertandingi dengan rasa sakit hati Stephani kepada Bagas, cukup sudah dirinya sudah tidak tahan jika seperti ini.

Hampir dua minggu setelah pertikaian mereka Bagas tak pernah memperlihatkan batang hidungnya dan tepat di hari ini dia kembali tapi tidak sendirian melainkan bersama orang lain yang membuat Stephani bertanya-tanya mengapa suaminya itu pulang-pulang membawa wanita lain.

Wanita itu terlihat lebih tua darinya tengah memegang sebuah map coklat dan diserahkannya pada Stephani yang lagi-lagi membuatnya terkejut bukan main. Isi dari map tersebut adalah surat perceraian antara dirinya dan Bagas yang sudah di tandatanganinya.

Dirinya memang sudah tidak betah menjalin hubungan dengan Bagas namun bercerai dalam keadaan dirinya tengah hamil muda itu membuatnya hancur sehancur hancurnya. Bagaimana nasib anaknya nanti, bagaimana dirinya akan menanggung ini semua sendirian ia tidak mempunyai lagi sanak saudara kedua orang tuanya sudah meninggal dan hidupnya selama ini bergantung atas pertolongan dari ibu mertuanya yaitu ibunya Bagas yang juga merupakan sahabat ibunya.

Setelah 9 bulan berlalu dengan penuh drama  akhirnya Stephani melahirkan 

"Ooeee Ooeee..." 

Happy Ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang