3

11 2 0
                                    

Happy reading yoroubunn!

---

"Awwwww! Ati-ati woii! Sakit nih." Terdengar suara teriakan dari Austin yang sedang di gotong oleh teman-temannya memasuki kamar. Cowok itu tidak di rawat, namun ia lebih memilih untuk dirawat di rumah saja. Karna keluarga Maliq memiliki dokter dan suster pribadi.

"Hati-hati dong Devan, Zio. Kalau anak Tante yang ganteng ini nambah lecet gimana?" Ucap tante Dahlia ibu dari Athar dan Austin.

"Iya Tante." Ucap Devan dan Zio bersamaan.

"Aww pelan-pelan anjjjj." Austin kembali mengumpat saat Devan tidak sengaja menabrakkan Austin di sebuah tiang tangga.

"Devan, pelan-pelan dong sayang." Ucap tante Dahlia.

"Iya tente maaf Devan gak sengaja."

"Ayo"

"Ayo"

"Semangat aa Devan"

"Semangat aa Zio yang tampan." Suara Barra dan Darren menyemangati Devan dan Zio.

Sedangkan Athar dan Deon hanya tertawa melihat tingkah laku teman-temannya.

Dengan penuh semangat dan perjuangan akhirnya Austin sampai di dalam kamarnya. Cowok itu menghela nafasnya lega kala Devan dan Zio dengan selamat meletakkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk.

"Alhamdulillah," Austin menghela nafasnya lega. "Hampir aja gue mikirin gimana hidup emak gue kalau gue mati gara-gara kalian."

"Hussss! Gak boleh ngomong gitu pamali!" Ucap tante Dahlia.

"Tau nih anak, emangnya Lo mau cepet-cepet mati?" Timpal Athar.

Austin hanya nyengir.

"Ya sudah, Tante ambilkan kalian minum dan makanan ya. Kalian pasti haus." Ucap tante Dahlia sembari bangkit dari atas ranjang putranya.

"Iya Tante."

"Makasih ya Tante."

"Oh iya Darren minta bir sama wiski ya Tan." Ucap Darren meledek ibu dari Athar dan Austin tersebut.

Tente Dahlia hanya tersenyum dan menggeleng saat melihat tingkah laku teman-temannya Athar dan Austin.

"Pala bapak lu peang, emang lu kira rumah gue ini holliwings" Athar memukul kepala Darren.

"Awww, iyee maap becanda doang." Ucap Darren sambil memegang kepalanya.

"Eh iya, Tin. Lo masih inget gak muka cewek yang nolongin Lo?" Tanya Barra pada Austin.

Austin berpikir keras.
"Lupa-lupa inget sih."

"Yaelah gimana caranya kita bisa nemuin dia."

"Tapi setahu gue dia itu cantik. Cantikkkk bangettt!" Ucap Austin lagi.

"Cantikan mana sama si Laura?" Tanya Devan.

"Cantikan dia." Deon menyahut.

"Serius Lo?" Tanya Devan.

Deon mengangguk.

"Okelah kalau gitu, besok kalo Lo udah sembuh baru kita cari tu cewek." Ucap Zio.

Austin mengangguk.

Tak lama kemudian Tante Dahlia datang bersama dua pembantu rumahnya membawa minuman dingin dan cemilan.

"Wahhh! Terimakasih Tante Dahlia yang cantikk." Sambut Zio ketika melihat kedatangan Tante Dahlia.

"Sama-sama, Zio."

"Tante, camilannya kebanyakan." Kata Devan.

Tante Dahlia tersenyum.
"Gapapa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang