Boruto & Kawaki

464 23 0
                                    

5 Tahun berlalu sejak insiden perang besar antara Manusia vs Otsutsuki, banyak hal terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 Tahun berlalu sejak insiden perang besar antara Manusia vs Otsutsuki, banyak hal terjadi. Dan kini banyak hal juga yang berubah.

Kini manusia hidup dengan ketenangan meskipun mereka harus membangun persahabatan dengan hati yang baru. Mereka kehilangan orang yang berharga dalam hidup. Tapi setelah semuanya, perlahan mereka mencoba mengakrabkan diri dengan takdir yang sudah terjadi.

.

.

Disisi lain.. Jauh di bulan sana..

.

.

Boruto pov

Hari ini tepat 5 tahun kami di bekukan dengan jutsu penghenti waktu. Baik aku dan kawaki terkadang menggunakan telepati untuk berkomunikasi, ah ralat ! untuk bertengkar !

Tapi sudah 3 hari ini kami tidak melakukannya. Aku ingin mengajaknya bicara hanya saja pikiranku sedang kacau.

"Oi pecundang ?"

Sapaan kawaki  itu memecahkan keheninganku selama beberapa hari ini.

"Cih berandalan !" Aku terpaksa menjawab meski sebenarnya malas.

"Kenapa kau diam saja dari kemarin ? Kau seperti mayat, bodoh !" Tanyanya padaku.

Aku pikir dia sedang kesepian, karena sebelumnya aku lah yang terus menerus membuka percakapan dengannya, ah maksudku pertengkaran !

"Diam kau yang paling bodoh ! Aku tidak mau bicara dengan berandalan bejat seperti kau !" Jawabku dengan kesal.

"Seharusnya aku yang bilang begitu dasar pecundang payah !" Balasnya yang tidak pernah mau mengalah.

.

.

Aku tidak merespon lagi. Aku pikir sekarang bukan saatnya untuk bertengkar.

"Oi, apa kau tersinggung ?" Tanya kawaki setelah tidak mendapat respon dariku.

Aku masih malas untuk menjawab.

"Baiklah baiklah.. Aku minta maaf saudara ku yang baik, cih !" Ucap kawaki kemudian.

Tiba-tiba meminta maaf ?! Dia memang aneh ! Aku tetap tidak merespon.

"Oi pecundang ??!" Panggil si brengsek ini lagi.

"Pecundang ?! Pecundang ! Pecundang ! Pencundang ?!" Panggilnya lagi-lagi.

Aku tidak tahan lagi, rasanya kepalaku ingin pecah. Aku mengatur emosi ku. Tiba-tiba kenangan terlintas di pikiranku lagi. Aku tertegun sebelum akhirnya aku menjawab,

"Hari ini tepat 5 Tahun kita dibekukan dengan penghenti waktu bukan ? Aku ingin tau selama 5 tahun ini, disana.. Apa yang berubah ?"

"Ada satu hukuman yang harus aku jalani setelah ini. Aku masih harus menebus dosaku dan menjalani hukuman ku di konoha. Apa yang berubah disana selama 5 tahun ini ? Jangan ajak aku menggalau sialan !" Gerutu kawaki kemudian.

Dia memang terbrengsek. Bukannya tadi dia ingin mengajak ku bicara ? Tapi kenapa sekarang dia menyalahkan ku ?

Tiba-tiba aku teringat dengan sumpah kawaki terakhir kali di depan ribuan ninja yang berasal dari berbagai desa, saat berakhirnya perang.

"Aku akan kembali kesini untuk menebus segala dosa ku. Aku akan kembali kesini untuk menerima hukuman. Dan aku akan kembali untuk________" Kawaki tertahan menyelesaikan sumpahnya.

Saat itu adalah pertama kalinya aku melihat kawaki menangis.

"Selesaikan sumpahmu itu di depanku ! Apa yang mau kamu katakan saat itu ?" Tanyaku kemudian.

"Kenapa aku harus mengatakan itu padamu ?" Tanya kawaki balik.

"Setidaknya aku tidak tau apa kau akan bertahan sampai hukuman disini berakhir. Mungkin saja mati, jadi biarkan aku tau !" Jawabku memaksanya.

"Sialan, dasar cerewet !" Umpatnya.

Dia sempat terdiam lama dan kemudian menjawab,

"Aku, *********************"

Aku tercengang mendengar itu. Aku terkejut setelah mendengar kelanjutan dari sumpahnya.

"Kamu serius ?" Tanyaku lagi.

"Aku tidak percaya dewa, tapi kali ini aku mengandalkannya." Jawab kawaki dengan pasrah.

Aku tertegun menyadari satu hal..

Kita bisa memilih tapi yang memutuskan adalah yang memegang takdir. Kita bisa berjuang, bekerja keras tapi yang memegang takdir lebih tau apa yang terbaik.

"Selama ini, Aku berusaha melawan takdir. Beberapa orang pernah mengatakan hal aneh tentang takdir ku. Apa aku takut ? Ya, tentu saja ! Sebenarnya, aku bisa berdiri sampai saat ini berkat naluri dan tentu saja dengan sifat keras kepala ku. Tapi sekarang aku sadar, tidak semuanya bisa aku atasi. Yah, aku gagal !" Ucapku kemudian.

"Jangan mengatakan hal bodoh lagi atau aku akan memukul kepala bodoh mu itu !" Keluhnya.

"Kau sudah melakukan dengan baik. Terlepas dari beberapa kecerobohanmu, kau itu penyelamat dunia ninja bukan ? Mungkin juga penyelamat umat manusia" Lanjutnya kemudian.

Aku tersentuh dan menjadi emosional mendengar ucapan itu langsung dari mulut kawaki.

Bagiku, kawaki adalah saudara yang berharga. Meski tidak sedarah, kawaki memiliki tempat di hatiku. Kawaki adalah keluargaku. Aku menyadari betapa pentingnya kawaki bagiku.

Menjadi lebih kuat, menjadi lebih baik dan memiliki contoh bagaimana seorang pria dewasa bertindak. Kawaki adalah saudaraku dan akan selalu begitu.

"Oi berandalan !" Panggilku.

"Apa ?" Sahut kawaki.

"Kau menjijikan !" Umpatku.

Aku yakin dia pasti kesal. Dan benar saja.

"Sialan kau ! Dasar idiot ! saudara bodoh ! Kau memang_____" Umpatnya sebelum aku menyelanya.

"Terima kasih ! Terima kasih karena kau juga, aku masih punya harapan untuk terus hidup dan harapan untuk kembali bersama mereka !" Tuturku kemudian.

Lagi-lagi aku berpikir, bertengkar dengannya sama sekali tidak sia-sia.

"Aku lah yang harus bilang begitu bodoh ! Kita akan kembali bersama mereka kan ?" Gumam kawaki selanjutnya.

Aku bisa merasakan harapan yang begitu besar jauh di lubuk hatinya.

"Tentu saja ! Kita akan terus bersama-sama sampai hari itu tiba !" Jawabku.

"Kalau ada apa-apa lagi, ayo kita bertengkar lagi berandalan !" Ujarku yang tentu akan membuatnya kesal lagi.

"Diam kau idiot !"

Dan benar saja, dia mengumpatku.

Boruto pov end

.

.

Itulah yang terus terjadi selama 5 tahun belakangan ini. Meski terbeku dalam penghentian waktu, itu sama sekali tidak membuat ikatan kedua anak tersebut juga berhenti.

"Sedang apa mereka disana ?" Lirih boruto kemudian.

.

.

.

Last Chapter : "End of Story"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang