#Gedung HokageSarada pov
Aku berjalan menuju ruang hokage dimana sebentar lagi aku akan di lantik menjadi hokage selanjutnya.
Saat itu aku ditemani shikadai. Dia adalah orang yang aku rekomendasikan untuk menjadi penasihat hokage selanjutnya.
Perasaan gelisah terus berkecamuk dalam lubuk hatiku.
"Bagaimana aku harus mengatakannya ?"
Pertanyaan itu yang terus ada di kepalaku.
Aku terus memainkan jari jemariku.
"Kamu sudah yakin dengan keputusannya ?"
Shikadai bertanya lagi. Ini mungkin ketiga kalinya dia menannyakan pertanyaan yang sama padaku.
Aku sedikit melirik ke arahnya.
"Maaf menanyakan hal yang sama terus-menerus. Tapi kamu sangat gelisah !." Lanjutnya.
Aku kemudian tersenyum.
"Aku yakin ! Aku hanya memikirkan, bagaimana cara aku memberitahu mereka ?" Jawabku sembari berharap shikadai akan memberikanku solusi yang baik.
"Beritahu saja apa yang mau kamu katakan. Mereka bukan orang tua bodoh kan. Aku rasa mereka akan mengerti." Jawab shikadai.
Ingin rasanya aku berteriak dengan mengatakan padanya 'Itu bukan jawaban yang aku butuhkan!'
Aku lalu menengok ke arahnya. Aku mendapatinya memainkan jari jemarinya sama seperti yang aku lakukan. Arah matanya juga tidak tenang.
Oh, sepertinya dia memikirkan apa yang aku pikirkan. Kami akan menghadap orang-orang penting. Dan kedatangan kami kesana justru tidak sesuai harapan mereka.
Aku tertegun dan merasa tidak enak.
"Bagaimana dengan mitsuki ?" Tanya shikadai tiba-tiba.
"Aku sudah memberitahunya dan dia menyerahkan keputusan itu padaku." Jawabku.
.
.
Beberapa saat, kami akhirnya sampai di depan pintu ruangan yang kami tuju.
Shikadai mengetuk pintu dan mengucapkan permisi setelah mengatur nafasnya yang berat. Aku menyadari itu.
"Uchiha sarada dan Nara Shikadai ijin memasuki ruang rapat." Shikadai berkata seperti itu dan kemudian membukakan pintunya.
Melihat kedatangan kami, bisa terlihat dengan jelas keceriaan dari wajah mereka yang ada disana. Itu semakin membuat aku gugup dan tentu juga dengan orang di sampingku.
Daimyo dan para petinggi konoha, Hokage ke 8 dan beberapa ninja elit mulai berdiri untuk menyambutku.
Hokage ke 8, konohamaru sensei adalah orang yang paling terlihat bahagia. Ia menyapaku.
"Ah, sarada kau datang juga ! Kami sudah menunggumu ! Ayo segera kema____"
Ucapannya terhenti dan kemudian bertanya padaku.
"Sarada ? Apa yang terjadi ?"
Aku tau dia menyadari ada sesuatu yang salah padaku. Sensei menatapku juga seisi rungan mulai kebingungan.
Aku segera membungkukan badanku di hadapan mereka semua.
"Aku minta maaf ! Aku tidak bisa menjadi hokage, maksudku.. tidak untuk sekarang ! Aku masih perlu waktu ! Maaf jika keputusan ini mengecewakan dan terdapat inkonsisten dari jawabanku sebelumnya !" Ucapku.
Aku mendengar bunyi langkah kaki yang berjalan ke arah ku. Aku tau itu konohamaru sensei.
"Kamu tidak perlu cemas dan takut. Aku mengerti, jika itu keputusan kamu maka kami akan terima. Kita tidak bisa memaksa kesiapan seseorang dalam menjalankan tugas. Apalagi menjadi hokage bukan tugas main-main" Ujar sensei kemudian.
"Sen-sei.." Lirihku sembari mengangkat kepalaku.
"Semuanya baik-baik saja. Sampai kamu siap, aku akan menjalankan tugas ini. Sarada, kami berharap banyak padamu." Lanjutnya.
Aku tersenyum lalu kembali memandang daimyo dll.
Sama seperti konohamaru, mereka tersenyum padaku.
"Ini memang mengejutkan, aku berharap segera melihat kinerjamu sebagai hokage. Semua warga konoha juga pasti merasakan hal yang sama. Tapi ku pikir kamu lebih tau waktu yang tepat. Jangan membuat kami menunggu lama." Tutur daimyo kemudian.
Aku merasa 'sebuah kepercayaan besar' terhadapku.
Mendengar itu, aku kembali membungkukan badanku dan berkata,
"Menjadi hokage adalah cita-cita ku sejak kecil, juga ada seseorang yang berjasa besar membawaku ke titik ini. Dia bersedia menjadi tangan kananku, membantuku melindungi desa ini. Aku tidak akan menyerah untuk menggapai impianku. Terima kasih atas pengertian anda. Tolong, berikan aku sedikit waktu lagi."
Aku mendengar beberapa menjawab "tentu saja".
Selanjutnya aku merasa sentuhan shikadai pada pundaku.
"Kan sudah ku bilang, semuanya pasti baik-baik saja. Jadi jangan khawatir !" Bisik shikadai.
Orang ini benar-benar berpikir aku tidak menyadari ketegangan dan kegelisahannya sedari tadi.
Sarada pov end
#Di lorong penjara bawah tanah
Seorang gadis bersurai ungu duduk menekuk lutut dibalik dinginnya jeruji besi.
Pandangannya kosong.
Wajahnya datar tanpa bisa dibaca oleh orang. Hanya punggungnya yang bisa menjelaskan bagaimana gadis dengan rupa cantik itu sedang berada dalam ambang antara hidup dan mati.
Punggung itu terlihat seperti tidak memiliki kemauan untuk hidup lagi. Semangatnya bahkan tidak terdeteksi 0,1% pun.
Pikiran kosong membuatnya hanya terlihat seperti patung boneka yang tidak memiliki nyawa.
Raganya terlihat tapi entah dimana jiwanya.
'Kakei Sumire', seorang tahanan yang tidak diijinkan siapapun pengunjung yang ingin mengunjunginya.
Dia ditahan karena kesalahan fatal yang ia lakukan di masa lalu.
Ya, tepatnya saat dia memutuskan bertindak dengan caranya sendiri untuk menghentikan kawaki yang saat itu berkhianat.
Sumire berusaha menutupi tindakan dan rencana kawaki.
Dia berpikir bahwa dia bisa menghentikan kawaki sendirian. Dia tidak ingin semua orang menganggap kawaki adalah penjahat yang harus disingkirkan.
Dia percaya kawaki bisa dihentikan dengan cara yang baik, tapi dugaannya salah.
Meskipun sebenarnya dia adalah salah satu orang yang berperan penting untuk kemenangan manusia saat perang melawan 'cyborg' dan 'otsutsuki' yang terjadi 5 tahun lalu, bahkan perbuatannya sudah dimaafkan karna kontribusinya, tapi gadis tersebut menolak dimaafkan.
Sebagai gantinya, gadis itu meminta untuk di penjarakan layaknya kriminal dan meminta agar tidak ada satu orangpun yang diijinkan untuk mengunjunginya selama dia berada di tahanan.
"Apa yang berubah di luar sana selama 5 tahun ini ? Yang jelas... aku... masih sama saja." Lirihnya pelan.
..
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chapter : "End of Story"
FanfictionDua orang dari masa depan datang menemui Boruto dan Kawaki yang tengah menjalani hukuman. Mereka datang menggunakan mesin waktu. Kedua orang itu bernama Benjiro dan Kasuri. Mereka datang untuk meminta bantuan. Saat ini, di masa depan sedang teranca...