Meraih Asanya

25 1 0
                                    

BIAS BAYU

Bukan munafik jika manusia selalu terbujuk rayuan. Bukan, bukan soal nafsu

Ini soal waktu

Sandhya menampakkan siluet nya

Lembar per lembar, macam masuk ke alur cerita nya sendiri

Bias tengah menghayal menjadi Annelies Melema, putri seorang gundik, huh?

Campuran trah Belanda Pribumi yang jatuh hati dengan anak seorang Bupati

"Ekhm, aku cemburu sama Pak Pram, Yas,"

"Astaga dragon, siapa Pak Pram, lah Pak Pram kan suaminya Bu Puput, ya terserah beliau lah mau ngapain, "

"Yasssssss! Sama kamu! "

Yang dimaksud hanya melongo tak paham

Bias Senja Radhitya, cantik, cerewet, mudah tersentuh, tapi sedikit Loading

Bayu hanya memandangi Bias, kagum dengan wanitanya ini, hah? Wanita... 5 tahun mereka terjebak dalam hubungan seperti ini, tanpa tau mereka saling menyimpan rasa, entah belum waktunya atau memang bukan takdirnya. Benar memang tidak ada yang murni dari hubungan sahabat antara perempuan dan laki- laki

"Yas, cilok mang Ujang enak tauk, kamu gamau coba nih, " bosan didiamkan dengan Bias, lebih baik Bayu membuka suara

"Kalo pake tusuk sate si mau, la ini plastik bekas jigong mu lho, Bay, " sengit sekali Bias membalas

"Hehe, " kukur- kukur rambut

Kantuk menyerang Bayu

Dan semakin waktu berjalan, semakin nyaman saja, apalagi menatap Bias dengan wajah serius, yang terkadang meringis karena telalu terbawa suasana romansa Minke dan Annelies

..

"Bayyy, tangi bayyy, jam piro iki astaghfirullah, " (Bayyy, bangun bayyy, jam berapa ini astaghfirullah,) dengan kekuatan penuh, Bias mengguncang badan Bayu yang masih terlelap dalam mimpi indah, mimpi Bias sepertinya...

"Bay, tak siram kowe lohh, "

"Eungh... Apa sihh, lagi ngimpiin Bias juga, "

Seketika jantung Bias berpacu lebih kencang

"Pulang!"

"I..i..iya,"menyambar jaket dan kunci motor

"Buang dulu bungkus jigongnya!" Galak Bias pada Bayu yang lupa membuat bungkus cilok mang Ujang yang legendaris rasanya

..

"Yas.."

"... "

"Hm"

"Ck telat"

"Apato ishh," kepala mulus Bayu yang tertutup helm pun kena pletakannya

"Aku mau tanya serius, "

Yang mau ditanya malah berdebar hatinya

"Nanti.. "

Turun bahu Bias, seperti kehilangan kesempatannya

"Apa hayooo! Bikin penasaran wae lho ish, "

"Nanti kalau sudah sampe rumah, Yas, "

...

Cinta itu indah, Minke, juga kebinasaan yang mungkin membututinya. Orang harus berani menghadapi akibatnya.

"Turun, " titah Bayu pada Bias

"Eh, dah sampe to?"

"Ealah, gak sadar ini anak, "

Bias turun dari boncengan motor, melepas helm, dan bersiap menagih janji

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIAS BAYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang