SAAT AKU MEMEGANG PENA ERAT,
AKU NYARI MENETESI HATI YANG AKSA DENGANKU.AKU BERSEMAYAM DIHATI YANG TAK PERNAH KAU RAYU, SEBAB TERNYATA BUKAN AKU YANG KAU MAU. AKU GUSAR, GUSAR AKAN JIWAKU YANG LAYU.
SEPULANG MENATAP MANUSIA-MANUSIA PALSU, AKU HANYA BISA MENYIMPAN TATAPAN MATAMU DINALARKU. RINDUKU TAK TANGGUH, MENGAPA AKU HANYA MELIHAT SEKUJUR NIRMALA DIMATANYA.
“OH SEMESTA, MENGAPA KAU TAK SATUKAN SAJA IA DENGAN ALAM MU. PADAHAL KAU DENGAN MANUSIA INI TAK ADA BEDANYA. DIMATAKU, IA SUNGGUH NIRMALA.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata yang terbata-bata
Poetrykubuat ketikan ini larut saat sang surya sedang lelap. ketikan puisi / sejenisnya yang kubuat dari dalam kalbu, sampul / font aku meminjam yang entah siapa penciptanya. area ini bukan cerita sambungan, tapi keluh kesah seorang pendosa yang suka sek...