Sudut Bar

11 1 0
                                    

"Mega, tolong tuangkan minuman itu ke gelasku!" Ucap Jingga sangat antusias

"Apa? Kamu menyuruhku untuk menuangkan minuman ini ke gelasmu? Hahah" tanya Mega meyakinkan

"Iya, cepatlah! Aku ingin segera meminumnya!" Jawab Jingga pasti

"Aku tidak salah dengar kan?" Tanya Mega untuk memastikan apa yang diucapkan Jingga tidak salah

"Tidak Mega, aku benar-benar sedang ingin menimun minuman itu" jawab jingga meyakinkan bahwa dia benar-benar menginginkan minuman itu

"Baiklah, tapi jangan salahkan aku jika pulang nanti kamu dalam keadaan tidak sadar ya!" Mega kembali meyakinkan dengan kata-katanya bahwa yang Jingga minta itu benar adanya.

"Iya... iya. Memang itu mauku" jawab Jingga meyakinkan pertanyaan Mega

"Jingga-jingga, baru masalah kecil seperti ini saja, minuman sudah jadi pelarianmu" celoteh Mega akan perilaku Jingga yang cukup asing baginya.

"Loh, memangnya salah? Biarlah aku coba cara baru, siapa tahu dengan minuman ini pikiranku tenang" ucap Jingga sedikit kesal.

"Iya.. iya, sedikit dulu ya!" ucap Mega yang tetap tidak percaya bahwa Jingga akan seperti ini

"Tak usah, langsung banyak saja" Pinta Jingga.

"Coba rasakan dulu saja, kalau memang kamu suka aku tambah 1 botol lagi" ucap Mega sambil kembali meyakinkan pada Jingga

"Coba rasakan dulu saja, kalau memang kamu suka aku tambah 1 botol lagi" ucap Mega sambil kembali meyakinkan pada Jingga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sumber gambar: pinterest

Begitulah percakapan Mega dan Jingga, dua orang sahabat yang sedang mencoba menikmati hidup. Ini kali pertama Jingga ikut dengan Mega menikmati indahnya dunia malam. Ditemani dengan  minuman yang cukup menghangatkan tubuh mereka. Bagi Mega ini sudah jadi hal biasa, namun berbeda dengan Jingga. Ini adalah hal baru yang dia rasakan.

"Mmmm ko rasanya pahit ya? Mega yang benar saja kamu beri aku minuman tidak enak ini!" Ungkap Jingga sedikit aneh setelah minum seteguk

"Aku sudah bilang, sedikit saja dulu. Baru nanti kamu tambah lagi" jawab Mega yang sedikit kesal

"Aku mau ganti minuman baru, yang rasanya tidak sepahit ini" pinta Jingga.

"Jinggaaaaaa, kita baru minum 2 sloki. Masih banyak minuman ini. Habiskan dulu, baru nanti kita beli yang baru!" Mega dengan nada tingginya yang kesal dengan pinta Jingga.

Begitulah, baru 2 sloki saja Jingga sudah tidak karuan karena memang ini kali pertama dia pergi ke bar untuk minum bersama Mega. Perutnya seperti menolak minuman itu ada di dalam tubuh Jingga, apalagi harus mengalir didalam darahnya. Masih asing bagi organ tubuhnya. Sehingga beberapa penolakan ditunjukkannya. Entah dengan rasa mual, pusing bahkan hampir ingin muntah.

Menjadi dewasa memang kadang tidak seindah yang dipikirkan, selalu saja ada hal yang tidak sesuai dengan harapan. Entah tentang percintaan, karier atau bahkan tentang keluarga sekalipun. Cara untuk bisa menghilangkan penat dari semua permasalahan itu pun berbeda setiap orangnya. Ada yang pergi ke tempat baru hanya untuk menemukan suasana agar bisa kembali ke keadaan sebelumnya. Ada yang cukup dengan mengurung diri menikmati setiap hal sendiri sampai menemukan titik lelahnya. Ada yang senang untuk bercerita dengan orang yang paling dipercayanya, macam-macam.

Begitupun dengan Jingga, Cara yang kali ini ia lakukan untuk mengalihakan masalah yang sedang dihadapi cukup berbeda dari biasanya. Kali ini ia memilih untuk mengikuti kebiasaan Mega yang sudah biasa menghilangkan penat dengan minum di bar. Salah satu cara yang mungkin terdengar asyik. Menghilangkan penat dengan musik khas bar yang membuat jantung berdebar lebih cepat dari biasanya. Jingga pikir ini adalah cara baru yang paling ampuh untuk bisa melupakan segala masalah yang sedang di hadapinya. Ia pun sangat penasaran bagaimana orang-orang menghabiskan waktu mereka di bar. Setelah hampir 21 tahun ia hidup belum pernah sekalipun rasakan indahnya dunia malam seperti yang banyak teman-temannya ceritakan termasuk Mega.

"Oh ini ya yang sering kamu ceritakan itu?" Tanya Jingga pada Mega yang sedang asyik menikmati musik sambil memegang sloki. Saking asyiknya Mega tidak menjawab pertanyaan Jingga.

"Heiii, Megaaa!" Teriak Jingga cukup kencang sampai membuat orang-orang disekitar menoleh kearahnya.

"Aduhhhhh ada apa sih Jingga?" Tanya Mega kesal.

"Iya... jadi ini yang sering kamu ceritakan itu?" Jawab Jingga

"Serukan? Hahahah pasti kamu ketagihan untuk datang ke tempat ini!" Mega sedikit meledek Jingga yang masih sangat polos.

"Jadi kapan kamu ada rencana untuk datang kesini lagi?" Tanya Jingga.

"Apa aku bilang, kamu pasti ketagihan untuk datang kesini, seru bukan?" Jawab Mega yang sedang menikmati minuman

Alunan musik khas bar menghanyutkan perasaan Jingga sampai dia kehilangan sadar bahwa ternyata hari sudah menjelang pagi. Perasaan yang mungkin sulit untuk dijelaskan terus hadir. Meski sesaat hilang, namun nyatanya tidak benar-benar hilang. Minuman yang dia minum hampir 2 botol mungkin sudah menghilangkan masalahnya. Namun hanya sementara.

Ada hal yang mungkin kita lupa dari setiap kejadian yang kita alami. Bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan saat itu juga. Ada hal mungkin harus kita nikmati, sebagai bentuk syukur bahwa semesta masih sayang dan peduli. Sehingga masih diberi masalah untuk kita bisa selesaikan agar bisa naik kelas nantinya.

Satu per satu masalah yang di hadapi Jingga mulai membuat dia kehilangan kendali. Masalah yang dipikulnya saat ini membuat dia merasa menjadi manusia yang paling tidak beruntung. Merasa jadi manusia yang paling tidak worth it untuk dimiliki oleh siapapun.

"Mega, sampai kapan ya masalah ini akan berakhir?" Tanya Jingga lirih

"Emang masalah apa yang lagi kamu hadapi? Aku pikir kamu baik-baik saja selama ini" jawab Mega terheran-heran mendengar keluhan Jingga.

"Ya mungkin bagi sebagian orang aku memang baik-baik saja, tapi kalau dilihat lebih dalam, sebenarnya hati ini lagi hancur dan gak karuan Ga" ungkap Jingga pada Mega.

"Lah memangnya sedang ada masalah apa, aku baru loh dengar kamu mengeluh seperti ini. Jangan-jangan hanya karena minuman ini saja kamu seperti ini ya, hahaha" timpal Mega sedikit meledek pada Jingga.

"Ya aku juga tidak benar-benar tahu kenapa aku bisa seberani ini untuk cerita sama orang lain. Apalagi sampai mengeluh" Jingga dengan nada sedih.

"Terus apa sih masalah yang lagi kamu hadapi Jingga? Apa iya masalah kamu seberat itu ya? Aku tidak janji bahwa aku bisa mengobati luka yang sekarang sedang kamu alami. Tapi aku janji aku akan jadi pendengar yang baik buat kamu" jawab Mega pada Jingga dengan coba menenangkan.

"Aku juga tidak tahu harus mulai dari mana, sudah terlalu banyak cerita yang aku pendam sendirian. Sampai-sampai aku sendiri bingung apa yang lagi dirasaain sekarang" ungkap Jingga lirih.

"Ya sudah cerita saja Ngga, aku mau ko dengerin cerita kamu" Mega meyakinkan Jingga

"Jadi gini Mega, hmmmmm" ucap Jingga

Jingga PrayaWhere stories live. Discover now