*Cerita ini sudah TAMAT dan GRATIS di Innovel dan Dreame. Cus meluncur ke sana untuk cerita lengkapnya. Cari judul HOMEWRECKER (Penghancur Rumah Tangga) Nama pena: Yuanda
PLAK!
Sebuah tamparan keras dari sang suami mendarat di pipi mulus Mira, kepalanya mendongak karena cengkraman keras pada rambutnya oleh Theo, suami Mira. Sebelumnya, Theo sudah menghajar istrinya itu bertubi-tubi.
"Sudah aku katakan, kau hanya tameng di sini. Jangan banyak tingkah dengan mengusir wanitaku dari rumah ini," gertak Theo.
"Kau benar-benar biadab, istri mana yang akan membiarkan seorang wanita perusak rumah tangga masuk ke dalam rumahnya," balas Mira, dengan lelehan air mata membasahi pipi merah bekas tamparan suaminya.
"Kau sudah tahu bagaimana hubunganku dengan dia bukan? Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Seharusnya kau bersyukur, aku tidak melemparmu ke jalanan menjadi gelandangan." Theo berkata tanpa melepaskan jambakannya.
"Lalu mengapa kau tidak menceraikan aku saja, Mas?" tanya Mira.
"Sekarang belum saatnya," tukas Theo, dengan mata melotot.
"Mas, sudahlah aku tidak apa-apa," ucap sebuah suara, di ambang pintu kamar.
Suara lembut dari Fiona, selingkuhan Theo mengalihkan perhatian Theo dari Mira. Wanita itu dengan tenang dan tanpa rasa bersalah melihat ke arah Mira yang begitu memilukan. Sedangkan Mira, menatapnya penuh dengan kebencian. Wanita itulah yang menyebabkan Theo begitu murka hingga menghajar istrinya sendiri. Mira menampar Fiona, ketika wanita itu dengan entengnya masuk melenggang ke dalam rumahnya.
Sejurus kemudian Theo mendorong tubuh Mira ke samping hingga tersungkur ke sebuah lemari kayu yang berada di kamar itu. Sebelum pergi, Theo sempat mendendang kaki istrinya dengan umpatan kasar yang biasa ia lontarkan kepada Mira. Setelah itu Theo dan Fiona meninggalkan Mira menuju sebuah kamar lain di rumah itu.
Elmira Feliha Selim, adalah nama lengkap dari Mira yang bersuamikan Theo Anggara. Tiga tahun mereka berumah tangga, karena suatu perjodohan. Mira dijadikan penebus hutang oleh paman dan bibi yang merawatnya sejak kecil. Ibunya meninggal saat dia berusia enam tahun, sedangkan sang ayah pergi entah ke mana bersama wanita lain.
Dua tahun pertama menikah kehidupan pernikahan Mira dan Theo sangat bahagia layaknya pasangan lain. Namun, satu tahun kemudian kehidupan pernikahan itu berubah menjadi neraka bagi Mira. Fiona, janda beranak satu itu masuk ke dalam kehidupan rumah tangga mereka. Wanita yang menurut Theo mantan pacar sekaligus pacar pertamanya di masa lalu, dengan segala pesona dan kelihaiannya di atas ranjang berhasil membuat Theo berpaling.
Alasan Theo tidak menceraikan Mira karena ibunya sangat menyayangi menantunya itu. Berkali-kali Theo mengungkapkan keinginannya menceraikan Mira, tetapi ibunya selalu menentang dan mengancam tidak akan menyerahkan kepemilikan pabrik padanya. Maka jadilah Mira sebagai tameng perselingkuhan suaminya.
Mira terduduk di ruangan yang kini hening, hanya suara isakan sesekali terdengar darinya yang menangisi kegetiran hidup. Darah keluar di salah satu sudut bibirnya bercampur dengan air mata kepiluan. Ini bukan pertama kalinya Theo melakukan kekerasan padanya, dan dia ia masih sangat percaya bisa mengubah kembali lelaki yang dicintainya.
Mira mencintai Theo dengan tulus, laki-laki itu memperlakukannya dengan baik saat awal mereka berjumpa hingga dua tahun pernikahan mereka. Maka Mira yang saat itu berusia 20 tahun dan belum pernah mengenal cinta, tidak keberatan ketika sang paman menjodohkannya dengan Theo, bos di pabrik tempatnya bekerja. Lelaki berusia 28 tahun itu sangat romantis kala itu, sehingga rasa cinta tumbuh dengan subur di hati Mira. Namun, sekarang keadaan sudah sangat jauh berbeda karena kehadiran wanita masa lalu Theo.
Mira bangkit dari duduknya menatap sebuah foto pernikahan yang tergantung di salah satu dinding kamar, dia menatapnya dengan pedih. Dalam bingkai foto itu, Theo dan Mira tersenyum bahagia. Ketika itu dia tidak menyangka, jika pernikahannya akan diguncang dengan prahara seperti saat ini.
Karena rasa kering di kerongkongan, membuatnya melangkah keluar kamar untuk menuju dapur. Dia mengambil sebuah botol yang berisi air putih, membuka kemudian meneguk air itu untuk mengusir dahaganya.
Saat akan kembali ke dalam kamar langkahnya terhenti, dia mendengar suara sayup-sayup tawa renyah Fiona di dalam kamar samping bersama Theo. Dengan menghembuskan napas berat, Mira menyiapkan hati untuk melanjutkan langkah menuju kamar di mana Fiona dan Theo berada. Dia penasaran dengan apa yang mereka perbincangkan, walaupun tahu ini akan membuat perasaannya bertambah sakit.
"Ah kamu gombalin aku terus dari tadi." Terdengar suara Fiona yang terkekeh.
"Bener, percaya sama aku. Waktu kamu bilang putus waktu itu dan menikah dengan pria tua itu aku benar-benar frustasi," ucap Theo.
"Ah toh kamu juga akhirnya nikah juga sama istrimu sekarang, aku lihat foto-fotomu di media sosial waktu liburan sama dia, terlihat romantis dan bahagia sekali. Aku pikir kamu sudah lupa sama aku," balas Fiona.
"Aku tahu kamu suka ngintip akun media sosialku, jadi aku sengaja manas-manasin kamu," kata Theo dengan tawa kecilnya.
Mira yang mendengar itu menyunggingkan senyum sinis, ada perasaan nyeri di dadanya. Jadi karena itu dia bersikap baik dan romantis.
"Tidak, dia jelas-jelas sangat baik dan kami saling mencintai saat itu," bisik Mira, yang berusaha menyangkal di balik pintu.
"Terus kapan kamu nikahin aku?" tanya Fiona, dengan suara manjanya.
"Setelah aku menceraikan dia, kamu sabar sedikit Sayang! Aku harus membujuk ibu dulu agar dia mengizinkan aku menceraikannya," bujuk Theo.
"Lama sekali, hubungan kita sudah berjalan satu tahun. Aku bosan disebut wanita simpanan terus," rengek Fiona.
"Setidaknya sampai ibuku menyerahkan pabrik atas namaku, kamu sabar saja Sayang." Setelah mengatakan itu, terdengar sebuah kecupan dari kamar itu dan Mira bergidik mendengarnya.
"Tapi, aku takut nanti kamu malah kembali lagi sama istrimu, bisa saja dia tiba-tiba hamil dan kamu tidak jadi menceraikannya." Fiona kembali merengek.
"Tidak akan, aku sudah lama tidak menyentuhnya. Kamu tidak usah khawatir hmm!" kata Theo, meyakinkan Fiona.
"Benarkah?" tanya Fiona, tak yakin.
"Benar, hanya kamu yang mampu memuaskan aku." Theo berusaha meyakinkan.
Memang benar selama beberapa bulan terakhir, Theo tidak pernah lagi memberikan nafkah batin kepada Mira. Jangankan menyentuhnya, suaminya itu sudah tidak lagi menatapnya dengan sayang. Sebagai seorang istri, selama ini Mira tidak diam saja. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk menarik perhatian suaminya. Dengan pergi ke salon kecantikan untuk merawat diri, membeli beberapa lingerie seksi untuk menyenangkan mata suaminya, sampai melihat beberapa video untuk belajar memuaskan Theo di ranjang.
Namun, usahanya itu sia-sia dan tidak ada artinya di mata Theo. Suaminya itu sudah dibutakan oleh mantan kekasihnya yang seorang janda. Suara manja dan kerlingan nakal Fiona sudah membuat suaminya menggila.
Suasana di balik kamar itu kini hening, tidak ada lagi percakapan antara Theo dan Fiona yang terdengar disana. Mira sudah bisa mengira dengan yang terjadi di dalam sana, sebuah suara khas membuat bulu kuduknya merinding. Makin lama suara lenguhan dan erangan terdengar saling bersahutan. Dada Mira bergemuruh mendengarnya, meskipun bukan sekali dua kali mereka melakukannya di rumah itu, tetap saja ini sudah sangat keterlaluan dan membangkitkan kembali emosi Mira.
Bergegas langkahnya kembali menuju dapur, ia mengambil sebilah pisau di sana. Jika perkataannya tidak mereka hiraukan, mungkin dengan pisau di tangannya itu akan menjadi akhir dari hubungan menjijikan di antara mereka. Mira tidak bisa berpikir jernih lagi, sudah lama ia ingin mencabik wanita jalang itu.
Perlahan ia menarik gagang pintu yang tidak terkunci itu lalu mendorongnya. Setelah pintu terkuak, nampak sepasang manusia tanpa berbusana melihat ke arahnya dengan membelalakkan mata karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Homewrecker (Penghancur Rumah Tangga)
RomanceBahtera rumah tangga Mira dan Theo harus karam karena kehadiran orang ketiga. Fiona, mantan kekasih Theo datang dengan segala pesona dan kelihaiannya di atas ranjang. Bukan hanya dikhianati secara terang-terangan, Theo bahkan sering melakukan kekera...