First Day

2.7K 85 3
                                    

Namja itu memutar-mutar pulpen dengan lincah dengan kedua jarinya, sambil tatapannya tertuju pada sebuah foto seorang yeoja yang terbingkai indah di meja kerjanya.

Ia menunjuk-nunjuk foto yeoja tersebut dengan pulpen yang tadi dimainkannya.

"Neo baboya.... neo baboya..." gumam namja itu sambil sesekali cekikian karena wajah konyol yang terpampang di foto itu.

Gumamannya berhenti saat tangan lembut seseorang menepuk pundaknya.

"Hmm permisi, kau orang baru kan di sini?" tanya seorang wanita paruh baya yang tadi menepuk pundaknya. Ia memakai kemeja berwarna putih dengan rok agak ketat selutut. Pakaian yang sudah biasa digunakan di kantor-kantor pada umumnya.

Umurnya sekitar 45 tahun, tetapi ia masih terlihat cantik dengan wajahnya yang tanpa kerutan dan kulitnya yang masih kencang.

"A-ah. Iya"

 Seketika namja itu membalikan badan dan langsung berdiri, lalu membungkukan sekitar 45 derajat badan pada wanita itu.

 "Hmm. Namamu...."

Wanita paruh baya itu menyilangkan kedua tangan di dadanya, kemudian mengarahkan tatapannya ke arah name tag yang dikalungkan di leher namja tersebut.

"Yonghwa. Jung Yonghwa?"

"Ne, Nyonya Choi"

Namja itu menjawab dengan  tersenyum kaku, sedikit memperlihatkan gigi gingsulnya yang memberikan kesan manis.

Nyonya Choi tidak membalas senyuman tersebut, matanya mencuri-curi pandang ke meja kerja Yonghwa.

"Apakah kerjaanmu sudah selesai? Kulihat tadi kau  tersenyum-senyum sendiri sambil memandang ke..."

Ia mengentikan ucapannya. Matanya kembali mencuri pandang ke meja kerjanya, lalu terkunci pada sebuah foto yeoja yang sedari tadi dipandangi oleh Yonghwa. Disambarnya foto yang terbingkai dengan sederhana tapi elegan itu, lalu dipandanginya beberapa detik. Nyonya Choi menutup mulutnya, terlihat seperti menahan tawa karena foto tersebut.

"Kkk ini...yeoja chingu mu??"

Tanyanya sambil menatap ke Yonghwa, kemudian mengalihkan tatapannya kembali ke foto yang digenggamnya. Ia memejamkan matanya, tangan lentiknya masih menutup mulutnya sendiri menahan tawa.

"A-ah iya..." Yonghwa menundukan wajahnya, terlihat rona di wajahnya karena malu.

"Mungkin kalau ekspresinya tidak seperti ini, pacarmu akan lebih terlihat cantik"

Nyonya Choi kembali meletakkan foto tersebut di meja kerja Yonghwa.

"Pulanglah jika kerjaanmu sudah selesai. Aku duluan"

Ia kemudian menepuk-nepuk pundak Yonghwa sebelum berjalan keluar pintu kantor menuju koridor.

Yonghwa kembali duduk di kursinya, kemudian meraih foto itu lagi.

"Lihatlah. Bahkan Nyonya Choi yang jutek itu tertawa melihat ekspresi bodohmu hahaha"

Tawanya terhenti karena getarabn handphone yang terletak di atas laporan bertuliskan 'DATA PENJUALAN S.R.COMPANY '.

Ia langsung meraih handphonenya, getaran handphone berhenti sesaat ia menekan tombol jawab.

"Oppa-yaaa~!" Suara dari balik telepon tersebut mengagetkan Yonghwa.

"Ya yaa pelan pelan. Ada apa hmm?"

"Oppa, jam berapa kau pulang? Apa kau mau membelikan sesuatu lalu mampir sebentar ke rumahku? Hehe"

"Aishh..Sesuatu? Apa itu? Ah biar aku tebak. Hmmm. Sudah pasti makanan"

"Neee. Bisakah kau belikan aku Jjajangmyeon si pak tua yang berjualan di gang biasa?"

Yonghwa menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 17:50.

"Hmm mungkin bisa. Tokonya tutup jam 7 malam kan?"

"Iya oppa aku tunggu ya. Mwach"

"Ya.. jangan mencium handphonemu saat sedang memakai lipstik"

"Ahaha arraseo oppa. Jangan lama-lama ne~"

"Iya aku tutup ya"

Yonghwa menjauhkan handphonenya dari telinganya dan menekan tombol 'end call' seraya menatap ke layar handphonenya yang bertuliskan 'Park Shinhye – end– 01:37'

Punishment (YongShin Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang