The 'Cold and Dark' Past

1.5K 76 2
                                    

"Kamsahamnida, Ahjussi"

Yonghwa mengambil plastik berisi sebungkus Jjajangmyeon pesanan Shinhye, sekaligus mengambil kembalian yang diberikan oleh pak tua tersebut.

Ia menjinjing plastik tersebut dengan tangan kiri, sambil mengantongi kembalian ke saku kanan celananya.

"Aishh yeoja itu memang merepotkanku. Memangnya dia mengidam apa? Tidak mungkin dia hamil hanya karena kita berciuman hot pada malam itu kan" omel Yonghwa sepanjang gang yang cukup gelap karena lampu hanya terdapat pada setiap ujung gang yang dijepit oleh dua gedung pencakar langit, sehingga cahaya bulan malam tidak bisa meyeruak masuk menerangi gang tersebut.

Ia terus berjalan berhati-hati karena bisa bisa ia menginjak sesuatu atau tersandung sesuatu dan terpeleset jatuh.

Langkahnya terhenti ketika ia merasakan genggaman tangan seseorang ke pergelangan tangannya, menariknya sehingga otomatis tubuh Yonghwa berbalik. Sebuah tangan yang lembut memegang kedua pipi Yonghwa yang dingin karena suhu malam itu.

YONGHWA POV

Aku merasakan  tangan seseorang menangkup kedua pipiku.

Kurasakan sesuatu yang lembut dan basah menempel di bibirku hanya untuk untuk sepersekian detik.

"Sebuah ciuman?" aku bertanya-tanya dalam hati. Tapi siapa?

Jantungku berdegup agak cepat. Tidak bisa membayangkan apa yang sedang terjadi.

Lama-kelamaan mataku menangkap sosok seorang yeoja tepat di depanku. Rambut coklatnya tampak panjang dan bergelombang. Ia memakai dress berwarna pink tanpa lengan dengan garis hitam di bagian pinggangnya. Kurasa itu warnanya, karena tidak terlalu jelas di dalam gang yang gelap itu.

Aku berpikir sebentar, sambil berusaha melihat wajahnya karena terlalu gelap disitu.

 Bukan. Itu bukan pacarku. Itu bukan Shinhye.

Aku mengedip-ngedipkan mataku kemudian memicingkan mata, untuk melihat lebih jelas wajah yeoja tersebut.

Aku melihat bibirnya menggariskan senyuman yang manis, sekaligus matanya yang memamerkan eyesmile khasnya.

"K-kau..."

"Ne, Oppa"

Ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya dengan jari lentiknya, memberikan kesan feminim.

"Lama tidak berjumpa" lanjutnya, ia membetulkan poninya, sambil terus memamerkan eyesmilenya.

Aku terdiam. Terpatung disitu. Di tempat aku berdiri.

Tidak percaya bahwa yeoja itu berada tepat di depanku.

Lebih tepatnya yeoja yang telah 'membuang'-ku.

"A-apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau menciumku? Bukankah kau di Amerika?"

Aku langsung menyerbunya dengan pertanyaan karena aku kaget sekaligus bingung, mungkin sedikit bercampur dengan perasaan marah.

"Kkk...you're still cute as usual, Oppa. Don't you miss my kisses?"

Tanyanya sambil maju selangkah mendekatiku, kemudian memainkan jarinya di dadaku. Terasa jari lentiknya bermain disitu.

Aku menepis tangannya, dan mundur selangkah.

"Waeyo Oppa?"

Ia kembali melangkah, kali ini dua langkah hingga ia mendekap tubuhku.

Ya, ia memelukku.

Kurasakan kedua tangannya melingkar di pinggangku. Wajahnya sepenuhnya terbenam di bagian atas dadaku. Aku merasakan aroma tubuhnya.

"Aroma 1 tahun lalu" gumamku dalam hati kecilku.

Pelukannya.

Sentuhannya di pipiku.

Caranya memainkan bajuku saat ia memelukku.

Tidak bisa kupungkiri, aku tidak salah orang. Ini benar benar dia.

Ya. Aku tidak salah orang.

Dengan segera aku langsung melepaskan pelukan yeoja itu, mendorongnya sehingga ia melepaskan dekapannya.

"Maaf, sebaiknya kau merawat Eomma-mu yang sakit itu. Aku tidak ingin mengenalmu lagi. Permisi"

Dia meninggalkanku dengan alasan untuk menjenguk Eommanya yang sedang sakit yang berada di Amerika. Memang iya Eommanya sedang sakit, tapi yang kutahu sakitnya tidak separah ia harus pergi ke Amerika. Sakitnya tidak separah ia harus meninggalkanku. Ia berjanji akan kembali lagi. Tapi nyatanya tak ada kabar darinya sampai saat ini.

Ya , sampai saat ini. Sampai saat ia mencium bibirku dan memelukku barusan.

Aku membalikkan badanku, berjalan menjauhi yeoja itu.

Terdengar langkah kakinya berlari mengejarku, berteriak memanggil namaku.

"JUNG YONGHWA!"

Aku tetap berjalan menjauhinya, menuju ke salah satu ujung gang, dimana mobilku diparkirkan.

"Apa kau tidak mau bersama denganku lagi seperti dulu..."

Aku tetap berjalan, lebih cepat dari sebelumnya.

"....bahkan setelah Eommaku meninggal?"

*DEG*

Aku menghentikan langkah kakiku karena mendengar perkataannya. Terdiam. Lagi lagi mematung.

"Aku turut berduka" kataku sambil sedikit berbalik ke belakang.

Terdengar langkah kakinya berhenti. Ia berhenti mengejarku.

"Tapi sekarang itu tak ada hubungannya lagi denganku" lanjutku sambil kembali berjalan pergi menjauh darinya.

"Yaa Jung Yonghwa! Kenapa Jung Yonghwa, kenapa??!"

Aku membalikkan badan sambil menatapnya, jaraknya tidak terlalu jauh dariku.

"Karena aku sudah memiliki yang lebih baik darimu. Dan Eommanya pun tidak tinggal di Amerika"

Kubalikkan badanku kembali, kemudian begegas menuju mobilku yang sudah terlihat diparkirkan tepat di depan gang ini.

Aku masuk ke mobil, menatap keluar jendela mobil. Aku melihat yeoja itu mematung di tempatnya tadi. Wajahnya cukup terlihat karena terangnya bulan pada malam itu.

Aku mulai mengambil kunci mobilku dari saku, memutar kuncinya, dan menyalakan mobil. Aku kembali mencuri pandang keluar jendela. Terlihat jelas cairan bening mengalir keluar dari kedua mata indahnya.

Kuinjak gas perlahan, mobil pun maju perlahan meninggalkan tempat itu.

Meninggalkan yeoja itu dengan air mata mengalir di pipinya.

"Ck. Tiffany. Masa lalu"

Aku melihat ke arah kaca yang berada di dalam mobil. Dan bertanya pada diriku sendiri dalam hati.

"Mengapa masa lalu selalu datang di tempat yang gelap dan dingin?"

Punishment (YongShin Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang