Hope...?

1K 53 13
                                    


"Jika aku tak bisa menjadi pelangimu...

...izinkanlah aku menjadi payungmu.

Dengan begitu kau bisa menggapai pelangimu tanpa harus basah sedikitpun..."


Hari berganti minggu, minggu pun berganti bulan. Semakin lama Yonghwa pun menjadi semakin terbiasa dengan keberadaan seorang yeoja yang menjadi karyawan magang di tempat kerjanya, karena ia tak mempunyai pilihan lain selain menuruti perintah atasannya itu. Walaupun terlihat sangat mengejar-ngejar Yonghwa, tetapi saat di tempat kerja ia bisa terlihat professional sebagai karyawan magang di perusahaan tersebut. Terkadang mereka berdua terlihat sedang membicarakan sesuatu dengan serius di sebuah coffee shop atau di kantin kantor. Tentu saja hanya untuk membicarakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.

Yonghwa pun menjadi semakin curiga, penasaran terhadap sikap yeoja itu yang tidak se-agresif sebelumnya. Saat mereka tidak sengaja bertemu di sebuah gang yang gelap.

Ya , walaupun terkadang ia mencuri-curi kesempatan serta mencari perhatian terhadap orang yang dipanggilnya 'Sunbae' itu.

"Sunbae..?"

*DEG*

Suara lembut dari yeoja tersebut membuyarkan lamunan Yonghwa yang mungkin sedang penasaran apa yang ada dalam pikiran seorang karyawan magang yang tiba-tiba muncul di kantornya.

"Ah.. Ne.."

"Kau sedang melamun? Melamunkan apa? Aku ya?"

"M..mwoya" jawab Yonghwa seraya memandang ke arah yeoja yang mengajaknya berbicara tersebut. Mata sipitnya ia perlihatkan menandakan tidak setuju terhadap pernyataan yeoja di sebelahnya.

"Jujur saja eo.." telunjuk lentik yeoja tersebut dengan isengnya menusuk-nusuk pipi Yonghwa yang sedang fokus menyetir di tengah hujan deras yang mengguyur kota Seoul pada malam itu.

Yonghwa semakin menyipitkan matanya yang terfokus pada jalanan yang basah, dengan lampu mobil yang tersorot.

"Bisakah kau diam , Tiffany-ssi ?"

Ya , kedua orang itu sedang dalam perjalanan menuju rumah Tiffany hanya untuk mengantarkan Tiffany pulang.

"Atau aku harus turunkan kamu disini?" lanjut Yonghwa iseng.

"Aigu.. namja macam apa seperti ini. Kasihan pacarmu" jawab Tiffany agak kesal dengan bibir manyunnya.

Yonghwa hanya terssenyum sinis.

Mobil pun berhenti tepat di tengah jalan.

Bukan, bukan karena Yonghwa ingin menurunkan Tiffany. Tetapi karena lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah.

Suasana pun hening, bibir yeoja itu masih mengerucut sambil matanya sesekali melirik-lirik ke arah Sunbae-nya.

Yonghwa kemudian melirik ke arah Tiffany, terfokus pada bibirnya yang terlihat benar-benar mengerucut jika dilihat dari samping.

"Mau untuk apa bibirmu itu eo.." -_-

"Mematuk pipimu"

"Ck. Patuk saja" balas Yonghwa meremehkan.

Tiba-tiba Tiffany melepas seatbeltnya, mendekatkan wajahnya ke wajah Yonghwa untuk meraih pipinya dengan bibir merahnya itu.

'!! Chu~!'

*DEG*

Tak disangka-sangka. Bibir lembutnya benar-benar mendarat ke pipi Yonghwa. Dengan cepat Tiffany kembali ke posisi duduknya. Seolah tanpa dosa.

"Kau..... mau mati ?"

Hening. Hanya ada suara hujan yang mengisi keheningan mereka.

Rintik-rintik air terdengar menghujani atap mobil yang mereka tumpangi. Lampu jalanan yang sangat terang membuat seseorang di luar sana bisa melihat ke dalam mobil dengan sangat jelas.

Ya , ada seseorang.

Seseorang dibalik payung ungu.

Seseorang yang melihat tepat ke arah mobil yang mereka tumpangi.

Punishment (YongShin Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang