1. Ponsel Taehyung

54 4 0
                                    


"Aku akan membalasmu, Nigrea. Demi penguasa langit, aku akan membalas semua  kejahatan yang kau lakukan kepadaku dan seluruh keluargaku!"

Dalam kungkungan api hitam yang berkobar mengerikan, lelaki itu berusaha bertumpu pada sebilah pedang yang menancap di hadapannya. Jejak darah mengalir dari sudut bibir hingga ke dagu. Wajahnya pias dengan kernyitan, kentara tengah menanggung rasa sakit yang nyaris tak tertahankan.

"Coba saja."

Ia mengangkat wajah, menatap entitas di hadapannya yang melayang dalam udara kosong. Wanita dengan rambut dan jubah panjang hitam. Paras yang sebenarnya cantik itu, tersembunyi dalam gelapnya seringai kejam. Wanita itu menunjuk lelaki terpuruk di bawahnya, mengirim lebih banyak aliran api hitam serupa jalinan asap yang membubung pelan dari ujung jemari panjangnya. Disambut jerit kesakitan yang menggema dalam luasnya ruang kosong dengan singgasana terabaikan di belakang si lelaki yang adalah Yang Mulia Raja itu.

"Aku masih berbelas kasih, Denzel. Ingat kata-kataku, hanya delapan kekuatan murni dari makhluk abadi yang bisa menghapus mantraku dari Ratu dan Putrimu. Hingga saat itu tiba, kau hanya akan bertahan hidup dalam kekosongan. Bahkan kematian pun tidak akan sudi menyentuhmu."

Wanita itu tertawa. Gema tawanya yang dingin memenuhi aula, menguarkan hawa beku pekat yang menyesakkan. Lantas bersama satu bumbungan asap hitam, ia menghilang. Api hitam yang melingkupi ruangan tersebut, turut lenyap tanpa bekas.
Menyisakan sang Raja yang kian terpuruk dalam rasa sakit dan putus asa. Bertumpu pada bilah pedangnya yang bergeming diam.

"Nigrea, aku bersumpah akan membalasmu," ratapnya dalam rasa sakit, "bahkan jika jiwa ragaku harus tercabik-cabik, akan aku pastikan aku menemukan delapan kekuatan murni itu dan menyatukan keluargaku kembali."


***


Satu jam sebelum konser BTS dimulai.

Suara riuh teriakan para Army yang tidak sabar, teredam dari balik dinding ruang make up di backstage. Para staff berlalu lalang, sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Ini adalah pemandangan biasa, walau sudah puluhan konser mereka jalani, namun ketegangan yang sama pasti dirasakan seluruh staff yang bekerja dalam saat-saat seperti ini. Pun tujuh pemuda member Bangtan Sonyeondan yang saat ini sedang bersiap-siap di dalam ruang make up tadi.

"Okay, gentleman, make up kalian sudah selesai," tutur seorang staff perempuan yang sedari tadi sibuk mendandani ketujuh anak muda di sana. Ia mundur selangkah dan mengacungkan brush di tangan sembari tersenyum. "Aku akan ambil finishing stuff untuk kostumnya, kalian tidak boleh pergi kemana-mana, oke?"

Kim Namjoon mengacungkan jempol, mewakili member yang lain. Memandang Noona staff itu dari balik cermin rias, yang hendak melangkah keluar ruangan bersama asistennya.

"Aku serius soal kalian tidak boleh kemana-mana, oke? Terutama kau, Jungkookie." Si Noona berbalik arah pada saat-saat terakhir dan menunjuk Jungkook yang tengah mengunyah permen jeli di sudut ruangan bersama Hoseok. "Kurang dari satu jam lagi kalian on-stage."

"Kau boleh kunci pintunya dari luar, Noona," sahut pemuda bermata bulat itu, mengundang kikik tawa dari keenam yang lain. Perempuan cantik itu melayangkan senyum lagi sebelum menghilang di balik pintu yang sepertinya memang benar-benar dikunci dari luar.

"Memangnya dia pikir aku akan ke mana?" gerutunya, mengambil sebuah permen hijau dari toples lagi, dan mengunyahnya.

"Kau kan biasanya suka menghilang tanpa alasan, Kook," timpal Hoseok. Pemuda manis itu mengarahkan kamera ponselnya untuk merekam Jungkook yang sedang mengunyah permen.

ARGHAVAN And Eight Eternal PowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang