°Prologue°

63 21 5
                                    

Pada suatu hari yang indah, ada seorang anak kecil berwajah manis berumur 10 tahun yang sedang merebahkan dirinya di pohon cherry yang ada di taman rumah sakit. anak kecil tersebut bernama (M/n).

(M/n) ini memiliki watak yang cenderung tenang, juga pendiam. tapi tak berarti ia tak bisa tersenyum, ia bisa. hanya saja, semenjak ia dipindahkan ke rumah sakit oleh orang tuanya agar penyakit gagal jantung-nya ini dapat terkontrol.

Jika kalian berpikir bahwa keluarga (M/n) ini tidak harmonis, itu salah besar. keluarga (M/n) sangat menyayangi anak bungsu mereka. hanya saja.... (M/n) merasa kesepian. orang tua serta kakak-kakaknya hanya bisa menjenguk (M/n) di hari Sabtu dan Minggu, dikarenakan kesibukan mereka masing-masing.

(M/n) di rumah sakit ini dijaga oleh nenek-nya, makanya keluarga (M/n) tak merasa risau jikalau anak bungsu mereka kenapa-napa. bahkan, orang tua (M/n) sampai membeli beberapa saham rumah sakit itu demi keselamatan putra bungsu mereka yang manis.

Hari-hari (M/n) lalui dengan pemeriksaan, tak sadarkan diri, kambuh dan berakhir diobati lagi. Sakit? (M/n) telah terbiasa dengan semua jadwal pemeriksaan di rumah sakit. ia tak lagi merasa takut, walaupun waktu pertama kali melakukan prosedur pertamanya, ia tetap merasa takut. tentu saja, ia ditemani oleh kakak-kakaknya serta orang tuanya.
.
.
.
Pada suatu hari ketika (M/n) bangun tidur, tempat tidur di samping tempat tidurnya tiba-tiba terisi oleh anak yang sepertinya lebih tua 2 tahun darinya yang terlihat seperti tidak nyaman dalam tidurnya. anak itu seperti menahan sakit, terlihat dari beberapa perban yang (M/n) duga, merupakan luka yang baru saja diobati saat ia masih tidur.

(M/n) hanya menatap datar anak yang sedang menahan sakit itu sambil memakan makanannya yang sepertinya sudah beberapa menit datang di ruangan mereka. (M/n) terus makan dengan tenang, tapi tiba-tiba anak yang baru saja masuk di ruangan mereka mendadak terbangun dengan peluh yang sangat banyak.

Anak itu tetap menutup telinganya dan seperti menenangkan diri nya sendiri —jika dilihat dari penglihatan (M/n).  membuat (M/n) langsung menghampiri nya setelah ia selesai membereskan sisa-sisa makanan nya.

(M/n) pun bersuara, "Halo... Nii-san? daijoubu?" tanyanya sambil memiringkan kepalanya. terlihat anak itu sedikit kaget bahkan tambah gemetar. (M/n) menghela nafas, "Daijoubu Nii-san, everything's alright now. i got you" ujarnya lirih sambil memeluk anak itu.

Setelah hening sejenak, tiba-tiba ruangan itu penuh dengan tangisan histeris milik roommate (M/n) sekarang.

"AKU GA BERGUNA! AKU CAPEK KAMI-SAMA!!! HIKS, TOLONG AMBIL SAJA NYAWAKU INI YA TUHAN" teriak anak bersurai coklat kehitaman itu histeris.

(M/n) kaget, sangat kaget dengan apa yang diteriakkan oleh roommate nya ini. lantas ia mengeratkan pelukannya pada anak itu, dan diam-diam merasakan sakit saat memikirkan apa yang dialami anak itu sampai ingin nyawanya sendiri tewas. ia terus memeluk anak itu hingga ia lelah sendiri dan akhirnya tertidur lagi.

'Nii-san.... its okay, ada aku disini' batinnya sambil menghapus beberapa tetes air matanya dan juga air mata roommate nya. ia pun segera memencet tombol untuk memanggil salah satu perawat yang sedang bertugas.
.
.
.
beberapa tahun kemudian, (M/n) menatap datar ke arah anak bersurai coklat kehitaman yang ia ketahui beberapa tahun lalu bernama Kunimi Akira. ternyata, Kunimi mengalami kekerasan dan hinaan dari keluarganya sendiri, membuatnya trauma dan mengisolasi diri dari lingkungan sekitar nya.

sekarang ini, (M/n) sedang diajak oleh Kunimi untuk melukis. sungguh, lukisan Kunimi sangatlah indah bagi mata (M/n). ia sedikit iri dengan kelihaian Kunimi ketika melukis. bayangkan saja, anak berumur 14 tahun bisa melukis dirinya sendiri di usia yang jauh lebih dewasa, bersama (M/n) tentunya.

iya, mereka berteman dengan cepat karena (M/n) yang tak sengaja menemukan buku gambar Kunimi. Art theraphy, itulah yang dilakukan oleh Kunimi. ia sangat kagum pada Kunimi yang bisa menggambar therapist nya sendiri, Isaki Shouya, dalam kurun waktu 4 jam.

sekarang, (M/n) selalu mengikuti kemanapun Kunimi pergi, selalu meminta Kunimi untuk melukiskan dirinya dimasa depan. Kunimi pun selalu mengikuti kemauan (M/n), selalu memperlakukan pria itu bak ratu di hatinya. watak pendiam (M/n) tak pernah ada jika ada seorang Kunimi disampingnya.

(M/n) sangat menyukai ketenangan, tapi ia lebih suka lagi dengan lukisan Kunimi yang bisa membuatnya tidak cemas tentang apapun.

"Nee, Akira-kun! apa impianmu ketika keluar dari rumah sakit ini?" tanya (M/n) seraya tersenyum lebar.

"Are? ah, aku hanya ingin mendampingi mu dalam meraih impianmu, (M/n). kau ingin mendampingi kakak sepupumu untuk memimpin geng yang ia pimpin. di Yokohama, bukan? biarkan aku menjadi tamengmu sebelum kau berada disana, (M/n)" ujar Kunimi tenang sambil tersenyum tipis.

"Hee?! serius???? ARIGATO AKIRA-KUN!!!! AKU MENYAYANGIMU" teriak (M/n) sangat senang, yang sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang biasa.

Kunimi terkekeh kecil melihat (M/n) yang terlihat sangat senang. ia menepuk kening (M/n) pelan menggunakan dua jarinya, serta mengusak surai putih lembut milik (M/n) pelan. membuat datangnya semburat merah di pipi pemuda berkulit sawo matang serta bersurai putih tersebut.

"Mou, Akira-kun~ kau senang sekali membuat jantungku berdebar!" ujar (M/n) kesal sambil menggembungkan pipinya. Kunimi lantas mendekatkan wajahnya ke wajah (M/n), membuat pemuda manis itu refleks menahan nafasnya. sungguh, Kunimi-nya terlihat sangat tampan dengan surai coklat kehitaman miliknya yang terpapar sedikit sinar matahari.

"Kenapa? lagipula kau suka sekali dengan perlakuanku, kan. heh, wahai Chamomile no Ojou-sama?~" goda Kunimi dengan seringainya, yang sialnya dapat membuat wajah rupawan nya tambah menawan. wajah (M/n) sendiri telah berubah warna menjadi merah karena terlalu malu menatap sang dominan.

'Aku masih tak mengerti kenapa kau menyukai bunga Chamomile itu hingga sering memanggil ku dengan sebutan 'Chamomile no Ojou-sama', Akira-kun' batin (M/n) yang masih memalingkan wajahnya dari wajah Kunimi.
.
.
.
Chamomile, Bunga yang melambangkan energi dalam satu kesatuan. bunga yang juga melambangkan ketenangan. ada banyak rahasia yang tersimpan di dalam cerita ini.

mau lanjut? minimal vote nya 15 deh!
bye semua! semangat dalam menjalani kehidupan kalian!!

-Sincerely, Melodyness_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chamomile || Kunimi x Male ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang