Selamat membaca
Tolong tinggalkan kritik, saran dan komentar ya ^~^
Saya harap kalian menyukai karya soukoku saya yang satu ini.
Terimakasih sudah mampir membaca <3
°
°
°Aku sering melihat sosok itu di banyak papan iklan maupun televisi. Setiap hari wajahnya menghiasi dunia media sosial, dimulai dari majalah, koran, papan iklan maupun televisi dan produk. Tentu saja karena ia adalah artis papan atas yang selalu mempertahankan popularitas nya selama tujuh tahun terakhir. Bukan hanya wajah tampan yang memikat, ia juga memiliki bakat luar biasa hingga selalu memenangkan nominasi apapun.
Seorang aktor sekaligus penyanyi, bukankah ia terlalu sempurna sebagai manusia? Aku sering bertanya-tanya bagaimana kehidupan orang-orang terkenal seperti itu berjalan. Apakah mereka ada keinginan untuk menjadi orang biasa agar dapat menjalani kehidupan yang normal sebagai manusia?
Hela nafas ku keluarkan, tubuh direnggangkan setelah hampir lima jam duduk di kursi sialan ini. Berkutat di depan komputer sudah jadi makanan keseharian ku namun aku masih tidak terbiasa dengan rasa pegal di pinggang ketika duduk terlalu lama. Langit di luar mulai berubah warna menjadi jingga, matahari hampir sepenuhnya tenggelam. Kepala ku menoleh ke arah jam, sudah pukul lima ternyata pantas saja diluar terasa sedikit dingin. Ku lihat kembali ke layar komputer, pekerjaan ini sangat melelahkan.
💐💐💐💐💐
Silau nya sinar dari jepretan kamera membuat pandangan nya sedikit buyar akan tetapi memang ini bidang pekerjaan yang ia dambakan sejak kecil. Menjadi artis yang dicintai banyak orang, haus pujian dan penghargaan. Sudah sampai ke posisi ini bukanlah hal yang mudah. Ia tahu dunia entertainment memang keras maka dari itu ia menjadi seseorang yang kuat apapun caranya.
"Baik selesai! Dazai kau memang memuaskan seperti biasa."
Pria bernama Dazai itu menghela nafasnya pelan seraya tersenyum.
"Terimakasih kembali." Ia berjalan menuruti latar pemotretan menuju parkiran.
Di tengah jalan langkahnya terhenti ketika suara seseorang meneriaki nya.
"Dazai tunggu!"
"Ah... Atsushi kau kemana saja?"
Pria bernama Atsushi mengatur nafas yang terengah setelah berlari lalu mengatakan tujuan nya.
"Maaf, saya baru saja menemui produser teater yang akan diselenggarakan di Tokyo. Teater musikalisasi puisi tentang 'keindahan senja' itu menghubungi mu."
Dazai mengangkat salah satu alisnya.
"Aku? Kenapa?"
"Sebaiknya kita bicarakan di mobil saja."
Tanpa menunggu jawaban Dazai, ia mengikuti arahan maneger nya tersebut. Sepertinya ia mencium bau ketenaran yang selanjutnya.
💐💐💐💐💐
Cafe hari ini terlihat ramai, tentu saja karena ini akhir pekan. Masyarakat akan menghabiskan waktu nya disini hanya untuk sekedar duduk berbincang dengan teman atau kekasih. Mengingat Jepang adalah negara tersibuk nomor satu membuat banyak orang kesulitan untuk menikmati waktunya sendiri selain pulang setelah kerja, termasuk aku.
Dua hari libur membuat ku merasa sangat bahagia masih diberikan kehidupan untuk dinikmati. Tak ada seseorang yang ku ajak berbincang disini, tapi aku bekerja.
Bekerja? Tapi tenang saja, kerjaan ini juga termasuk hobi. Dengan kata lain aku menghabiskan sisa libur dengan hobi. Mengisi panggung kecil itu dengan penampilan ku, mengiringi cafe dengan lantunan lagu yang ku nyanyikan. Semua orang menikmati penampilan itu dan aku senang jika banyak orang yang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star ||Soukoku|| On Going
Storie d'amoreDunia mu sangat berbeda dengan dunia ku, apakah bisa kita melanjutkan ini semua?