Tujuh

132 17 9
                                    

Selamat merayakan hari kemerdekaan republik Indonesia, walaupun dipikiran ini cuma ada Sherif Jung Jimin, namun hati tetap Indonesia kan ya..
Merdeka!!..
Merdeka!!..
Merdeka!!..
.
.
.

Yeorin.

Aku berkonsentrasi keras hingga telepon berdering beberapa kali sebelum aku mengumpat, membanting pensilku, dan berdiri untuk mengangkatnya.

“Halo.”

Hai.”

Suara Jung Jimin tidak kehilangan nada sensualnya sekalipun lewat pesawat telepon. Aku berani bersumpah bisa merasakan napas laki-laki itu di telingaku. Kulitku meremang, walaupun saat itu hari terpanas pada siang hari. Aku duduk di kursi terdekat.

Kau sedang uring-uringan?”

Aku menangkap senyum lebar di balik kata-kata Jimin “Maaf kalau aku terdengar ketus. Aku sibuk.”

Maaf mengganggu.”

Aku mengangkat rambut tebalku dari leher. “Kebetulan aku memang perlu istirahat.”

Mengerjakan capung?”

“Itu sudah selesai. Sekarang aku sedang mengerjakan peri laut.”

Peri laut, ya? Kedengarannya menjanjikan.”

“Ya, kurasa aku sudah bisa membayangkan klien yang berminat.”

Bukan itu maksudku.”

“Aku tahu.”

Jimin tergelak. “Apa kau menikmati makan siangmu kemarin?”

Sampai kau datang, batinku. “Cheeseburger Mcdonal nyaris selegendaris Cherry Coke RedBean's.”

Kau dan Seonjoo sudah berteman lama, sepertinya.”

“Sejak SD.”

Kau pasti senang mengobrol dengannya.”

“Sangat.”

Punya banyak hal untuk dibicarakan?”

“Selalu.”

Apakah kau membicarakanku?”

Intusi Jimin hanya bisa dikalahkan egonya.

“Dengar, Sherif,” ujar ku tak sabar, “Apa kau tidak punya petunjuk yang perlu kau tindaklanjuti? Kasus untuk dipecahkan? Aku sibuk.”

Apakah ini penolakan Kim Yeorin yang terkenal itu?”

Aku bahkan tidak mau repot-repot menjawab pertanyaan itu.

“Kau perlu sesuatu, Jung-ssi?”

Ada banyak hal yang kuinginkan darimu. Apakah aku perlu memberimu daftar lengkapnya?”

“Aku akan menutup telepon sekarang. Selamat—”

Aku akan ke sana jam tujuh.”

“Ke mana?”

Ke sana. Untuk menjemputmu.”

“Untuk apa?”

Charles Bronson.”

“Maaf?”

Bioskop drive-in. Ada dua film Charles Bronson malam ini.”

“Tidak, terima kasih, aku tidak suka kekerasan.”

Kim Yeorin ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang