1# Pulang dari London

15 3 6
                                    

Pagi ini alesa baru saja pulang dari london, semenjak alesa sendiri ia sering menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja. Sampai ia lupa bahwa hari ini sudah menginjak umur 29 tahun, genap 6 tahun alesa sendiri dari kejadian percintaan yang tragis ia menjadi wanita yang sangat dingin pada laki laki. Luka lama yang berbekas membuatnya trauma untuk membuka pintu hatinya.

"pagi bu" ucap supir pribadi alesa bernama pak parto


"pagi pak...." jawab alesa dengan ramah, alexa terkenal sangat ramah dengan karyawannya


"mau langsung ke rumah bu?" ujar pak parto


"ke rumah sakit medika dulu pak, saya mau jenguk papah" jawab alesa

Tujuan alesa setelah sampai di jakarta yaitu langsung bertemu sang ayah yang sedang sakit, kedua orang tua alesa sudah tidak heran melihat anaknya jarang pulang. Sambil menikmati perjalanan alesa melihat di sekitar jalan, melihat ke arah jendala mobil dan suara dering telepon pun berbunyi. Ia mengangkat telepon itu, ternyata telepon itu dari sekertarisnya yaitu Laras, Laras mengingatkan bahwa malam ini ada meeting dengan karyawan. setelah mengetahui kabar tersebut alesa pun menutup telepon itu dan kembali melihat ke arah jendela sambil menikmati perjalanan menuju rumah sakit yang lumayan jauh, namun teleponnya berdering kembali.

*suara dering telepon*

"halooo kenapa yan" ucap alesa


"lo udah di jakarta kan?"
ujar ryan sahabat alesa


"iya ini gua dijalan mau jenguk bokap dulu" jawab alesa


"oh.... yaudah salamin sama bokap nyokap lu ya" ucap ryan


"iyaaa okay"


"ehhh saaa" sahut ryan


"apa lagi bawellll" jawab alesa sembari mengelah nafas


"jangan lupa meeting nanti malem" ujar ryan


"iya tadi laras udah ngasih tau kali"


"iya bos maaf" jawab ryan sambil tertawa

Sahabat alesa bukan hanya ryan ada juga widya, mereka berdua bersahabat sejak masih kuliah jadi sudah tidak diragukan ke dekatan mereka bertiga, Ryan dan widya nemani alexa dari merintis perusahan kosmetik sendiri. Untuk saat ini yang lebih dekat dengan alesa itu ryan karena widya sudah berkeluarga, wajar waktunya sudah di bagi untuk suaminya apalagi sekarang ia sedang hamil. Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh akhirnya alesa sampai di rumah sakit dan ia langsung ke resepsionis untuk menanyakan ruangan ayahnya "mba ruangan VIP 1 dimana ya?" ucap alesa, "dilantai dua bu, langsung naik lift saja di depannya ruangan VIP 1". Alesa langsung menuju ke lift, lift itu terbuka sambil menunggu lift sampai di lantai dua, ia melihat handphonenya. Terlihat ada pesan dari laki laki yang bernama dewa, ia hanya mengacuhkan pesan itu. Dewa adalah laki laki yang suka padanya, ia juga sering memberikan bunga pada alesa namun tetap saja dewa tidak bisa membuka pintu hati alesa.

Tepat didepan lift terlihat tulisan ruangan VIP 1, Alesa langsung membuka pintu dan melangkah dengan perlahan perasaan ia seperti ada yang aneh, ruangan itu terlihat sepi. Ia berdiri tempat di dekat kasur pasien sambil melihat bunga ucapan untuk kesembuhan sang ayah, terdengar suara bernyanyi dari kamar mandi ruangan itu. happy birthday to you *suara nyayian*, terlihat ibu membawa kue ulang tahun dan ayah yang terinfus dan adina membantu ayah membawa infusannya. Tak hanya ayah ibu dan adina sang adik alesa terlihat juga di belakang adina suaminya sambil menggendong anaknya.

"selamat ulang tahun ya nak" ucap ayah sembari memeluk alesa


"it's my birthday?" jawab alesa sambil tertawa


"tuh kan pah pasti alesa lupa sama ulang tahun sendiri" ujar ibu


"makasih ya mah" alesa memeluk ibu.


Terdengar suara bocah kecil dan mencolek paha alesa "selamat ulang tahun ya aunty" ucap dira ponakan alesa. Alesa langsung membungkuk mengelus rambut ponakannya "thank you pretty", anak kecil berumur 6 tahun itu menyeletuk "tante kok keluar negeri terus, aku ga di ajak" ucap dira.
"tante kan kerja sayang, nanti kita liburan bareng ya" jawab alesa dengan senyuman manis


"hmm mba selamat ulang tahun ya" ucap adina sang adik, alesa hanya tersenyum dengan raut wajah kaku melihat suami adina di sebelahnya. Alesa langsung mengalihkan pembicaran, ia langsung menggandeng ayahnya dan membopong ke tempat tidur. Alesa duduk di kasur itu sambil tersenyum melihat ibu dan ayahnya cerita, tiba tiba ibu menyeletuk "kapan sa?" alesa pun mengerut berfikir.

"liat angka yang di kue kamu itu" ujar ibu  menatap wajah alesa

"belum mah, kalau udah ada pasti esa kenalin" jawab alesa sembari tersenyum. Tiba tiba ayah memegang tangan alesa "kamu harus mulai belajar ikhlas sa baru kamu bisa membuka pintu untuk orang baru" ucap ayah sambil melihat kearah adina dan keluarga kecilnya. Alesa pun melihat ke arah yang sama dan mengela nafas alesa pun membalikan wajah ke arah ayahnya kembali sambil tersenyum.
Tak lama Alesa memutuskan untuk pamit mengingat ia ada jadwal meeting malam ini. Ia pun keluar dari ruang itu dan langsung melangkah ke arah lift yang percis ada di depan pintu ruangan ayahnya, alesaa masuk ke dalam lift sambil melihat handphonennya ia memencet tombol lantai 1, saat pintu itu akan tertutup terlihat tangan pria yang menahannya. "bentar bentar" kata pria itu, lift otomatis terbuka dan pria itu masuk kedalam lift.
"hendra...." ucap alesa dengan wajah heran. Ya betul pria yang tadi bersama adina, di perjelas bahwa ia suami adina.
"aku mau ngomong sama kamu sa" ujar hendra,Alesa hanya diam dan menatap wajah hendra dengan dingin menyimpan dendam

penasaran apa yang mau di bicarakan oleh hendra?

kalau yang penasaran klik berikutnya biar tau kelanjutan cerita Last Love at the train station ya

thanks readers

Last Love at The train station Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang