alexa mendumel sambil memegang teleponnya untuk menelepon sekertaris. Terdengar suara langkah pelan dan bernyayi lagu happy birthday, "happy birthday to you....... happy birtday happy birthday happy birtday bu alesa" ucap 13 karyawannya termasuk ryan,widya dan laras sekertarisnya. Alesa melihatnya sambil tersenyum dan mengusap wajahnya. "ini kerjaan lu berdua ya" ujar alesa melirik ryan dan widya, "udah tiup aja susah banget sih lu" ucap ryan.
"tiup tiup tiup......" sorak mereka, alesaa pun meniup lilin tersebut sambil make wish. Setelah alesa meniup lilin mereka pun bersorak hore sembari bertepuk tangan.
"buat temen temen semuanya, terima kasih ya. Malam ini terserah deh mau pesen makanan apa aja nanti bilang sama laras ya biar saya yang bayar" ujar alesa.
Mereka bersorak mendengar sang bos mentraktir makanan, "gua boleh pesen mobil dong" celetuk ryan sambil tertawa. "garis bawah makanan ya yannnnn..." jawab alesa. Karyawan-karyawan alesa pun keluar dari ruangan meeting, hanya tersisa alesa, ryan, widya dan laras sekertarisnya.
"eh ras kok kamu ga ngirim materi meetingnya, saya cek tadi di tab" ujar alesa
"kan emang ga ada bu, hari ini dan besok ibu ga ada meeting" kata laras sambil memegang kue itu
"kerjaan si ryan sa..." celetuk widya sembari mengambil kue yang laras pegang. Laras pun tersenyum melirik ryan, "pantesan tadi pagi lo bawel banget" kata alesa.
"sa gua potong ya kuenya" ucap widya sembari memegang pisau kue
"potong aja, ntar anak lu ngiler lagi" jawab alesa melirik ke arah perut widya yang sedang hamil 4 bulan
"bu saya keluar dulu ya, kayanya anak anak udah pada siap mesen" kata laras
"okay ras, nanti kamu kirim aja notanya saya yang bayar" ucap alesa
"siap bu" jawab laras sambil meninggalkan ruang meeting
Melihat sahabatnya menatap laras tak berkedip widya menegurnya kalau suka bilang yan sembari tertawa, ryan juga memiliki masalah percintaan yaitu ga berani menyatakan perasaannya kepada wanita.
"gua kan ga mau ngeduluin ibu bos" kata ryan sambil menatap alesa
"kok gua sih" jawab alesa dengan mengerut dan berjalan ke kursi itu
"ya lo kapan sa ngedate sama dewa, kasian anak orang ngirim bunga terus. dikari elu mayat?" ujar ryan sembari mengunyah kue
"si dewa tajir lohhh sa gilak" kata widya
"ogah deh, kaya tapi uang bokapnya?" jawab alesa dengan wajah datar sambil melihat pemandangan dari jendela itu
"iya juga sih" kata widya
"lo kan tau dewa bukan tipe gua, anaknya manja punya duit banyak juga karena pegang perusahaan bapaknya. Mau dia tiap hari ngasih bunga setrukkek, gua ga bakal mau ngedate sama dia" ujar alesa, kedua sahabatnya saling menatap dan mengiyakan apa kata alesa.
"eh besok lu istirahat aja sa, biar kantor kita yang handle. lo kan baru saja balik, kasian badan lu" ucap ryan
"iya sih gua juga kurang tidur, tadi juga laras saranin kaya begitu" jawab alesa
***
"pagi mba esa" ucap bi eti yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan
"pagi bi...." jawab alesa sembari menuruni anak tangga, "wah ini sih kecium nasi goreng bi eti dari kamar"
"cobain mba, di luar negeri ga ada nasi goreng kaya gini" ujar bi eti
Alesa pun langsung duduk di kursi meja makan dan langsung menyuapkan sedok itu ke dalam mulutnya "wahh bener sih, ini enak banget bi. Ini yang bikin aku kangen pulang ke Indonesia" ujar alesa
"jangan keluar negeri terus atuh mba kalau gitu, nanti yang masak masakan bibi siapa" jawab bi eti
"kan ada pak parto" cap alesa sambil tertawa
"pak parto mah lidahnya ga ada rasa, semua makanan di bilang enak. nasi basi saja di bilang enak" kata bi eti
Alesa pun tertawa mendengarnya, saat alesa menikmati nasi goreng terenak itu. Terdengar suara bel rumahnya. Bi eti memutuskan untuk menyambut tamu itu tetapi alesa melarang bi eti, "dah bi saya aja, bibi lanjut beres beres di dapur"ujar alesa. ia langsung berjalan menuju pintu utama rumahnya dan saat membuka pintu ternyata....
"mba" ucap adina menyapa alesa dengan canggung, Ekspresi wajah alesa sangat heran melihat adiknya datang kerumah tiba tiba.
penaran ga ko adina tiba tiba kerumah ada apa ya?
jangan lupa vote ya cerita ini
thank you readers
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love at The train station
RomanceAlesa putri wanita karir yang sukses dalam dunia berbisnis, namun gagal di dunia percintaan. Di usia 29 tahun ia mulai belajar mengikhlaskan masa lalunya, soal percintaan yang membuatnya trauma untuk jatuh cinta lagi, saat ia berada di negeri kanggu...