SEKOLAH

5 0 0
                                    

"Bik, mbok Marni hari ini saya suruh istirahat. Jadi jika ada yang dibutuhkan langsung bilang saya atau bapak,  jangan kasih tau beliau. Soal nya si mbok lagi demam. " jelas Sarah kepada Bik Sumi kepala pelayan sambil mengambilkan nasi kepiring suaminya.

"Baik buk" jawab Sumi dan kembali menjalankan tugasnya.

"Mbok Marni udah sarapan? " tanya Ardi lalu menyuap nasi.

"Udah, tadi aku suapin bubur sama tadi juga udah minum obat. " jawab Sarah lalu menatap Viola yang terlihat tidak berselera makan.

"Masakan bunda ngga enak ya sayang, " ucap Sarah membuyarkan lamunan Viola.

"Hm? Kenapa bund? " tanya Viola tersadar dari lamunan dan tidak jelas mendengar ucapa Sarah.

Sarah hanya tersenyum dan menunjuk piring Viola dengan dagu nya.

"Oh,, ini Viola nggak lapar bund" jawab Viola mencari alasan.

"Ngga enak ya? Padahal bunda masak nya semangat loh" Sarah pura-pura cemberut membuat Viola merasa tidak enak.

"Eh, enak kok bund, " bantah Viola langsung menyuap satu sendok besar dengan lahap. Membuat Ardi terkekeh melihat interaksi ibu dan anak itu.

"Dara, nanti kamu bawa mobil atau bareng Steven sayang? " tanya Sarah membuat Dara sedikit berfikir.

"Lama" ledek Steven melihat Dara yang terlihat masih berfikir.

"Rese loe kak" geram Dara namun tak di tanggapi oleh Steven.

"Trus gimana kak? " aku ikut kak Steven aja deh kak Dara lama" Fany juga di buat geram oleh Dara.

"Dara bareng Steven bund,, " buka Dara yang menjawab melainkan Dion.

"Tumben" heran Sarah.

"Kak Dion nggak ngasih" adu Dara membuat Sarah menatap Dion minta penjelasan.

"Dara kalau bawa mobil keluyuran bund" adu Dion membuat Dara melongo.

"Ngga, ngak, bund,, boong tuh. Loe jangan ngada- ngada kak. Yang ada ntar gue di sangka betulan keluyuran. " sanggah Dara namun Dion hanya cuek dan menyantap sarapannya.

"Kak Steven" rengek Dara ketika melihat tatapan ayah nya yang mulai tidak bersahabat.

"Dion... " panggil Sarah yang mengerti Dion sedang mengerjai Dara.

"Percuma dia bawa mobil bund,, adek nya di tinggal di sekolah pas motor nya mogok" jelas Dion membuat Ardi semakin menatap Dara geram. Dara paling takut kalau ditatap sangar oleh ayah nya.

Ardi memang bukan tipe ayah yang pemarah namun jika kemarahan nya sudah di ubun-ubun, Dara tidak akan sanggup. Meski belum pernah melihat kemarahan Ardi tetap saja Dara takut. Apalagi semalam perdana Dara melihat Ardi membentak Viola. Seumur hidup baru sekali Dara melihat Ardi semarah itu. Karna biasa nya kalau marah Ardi hanya menatap anak nya sangar.

"I-itu, " Dara hanya menunduk dan bingung harus bicara apa karena Dion menyudutkan nya.

"Bawa mobil aja" ucap Steven namun masih sibuk melanjutkan sarapan.

"Kak Dion? " tanya Dara menatap Steven.

"Kak" panggil Steven membuat Dion menghentikan sarapan nya.

"Dara nggak sengaja bikin HP nya mode silent, yah. Jadi nya pas motor Fany mogok dia nggak angkat telpon Fany. Tapi Steven udh marahin dia kok yah. Nanti kalau dia ngulangin Steven yang akan tanggung jawab. " jelas Dion menenangkan ayahnya. Membuat Dara melongo tidak percaya Steven ternyata sudah menjelaskan kepada Dion.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepi dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang