Gimana? Apa kalian tertarik dengan novel ini? Bisa otw ke akun nonabarra di karyakarsa ya!! Judulnya masih sama kok!
Happy reading!
.
Hari itu, jika saja pria misterius itu tidak menarik Dante menjauh dan menyembunyikannya di dalam lemari, mungkin Dante akan menjadi korban selanjutnya dari insiden berdarah itu. Diketahui jika pembunuhan ini didalangi oleh sahabat ayah Dante sendiri, yang mana ia menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi ayah dan ibu Dante.
Meskipun saat itu Dante masih berusia 8 tahun, namun ia langsung paham dan mengerti siapa pria misterius yang menariknya. Ia tahu jika lelaki itu adalah pembunuh bayaran yang dikirim untuk menghabisi orang tuanya. Pria misterius itu menarik Dante dan menyembunyikannya ke dalam lemari agar sahabat ayah Dante tidak mengetahui keberadaannya, yang mana ini menunjukkan bahwa pembunuh bayaran itu tidak ingin membunuh Dante sedari awal.
Dante menjadi dirinya sekarang ini karena pembunuh misterius itu. Walaupun ia tidak tahu harus membalas dendam atau berterimakasih pada pria itu, namun ia ingin sekali bertemu dengan pembunuh itu. Itulah mengapa ia mengambil pekerjaan sebagai pembunuh bayaran dengan harapan dapat bertemu dengan pembunuh misterius itu suatu saat nanti.
Tidak terasa sudah 10 tahun Dante hidup sebagai pembunuh bayaran. Ia bergabung dengan agensi yang didirikan langsung oleh temannya sendiri ketika mereka masih berlatih di klub bela diri. Saat itu Dante mengira Zayn hanya bermain-main dengan perkataannya, namun ternyata ia sangat serius ketika ia mengajak Dante bergabung bersama dengannya.
Zayn merasa Dante sangatlah cocok untuk menjadi partnernya karena Dante memiliki ilmu bela diri yang baik, juga pria itu tampaknya memiliki psikologis yang begitu kuat. Seperti yang diketahui, menjadi pembunuh berantai haruslah memiliki psikologis yang kuat agar terhindarkan dari rasa bersalah yang berlebihan.
Selama Zayn dan Dante bersama, Zayn tidak pernah melihat Dante merasa bersalah dengan pembunuhannya sendiri, selain itu juga pengerjaannya selalu cekatan dan rapi. Sebenarnya tidak mengherankan mengapa Dante sama sekali tidak merasakan rasa bersalah ketika ia membunuh targetnya, karena target-target yang diterima oleh agensi Zayn adalah target yang memiliki riwayat kriminal. Selain itu, ada juga tim investigasi yang dibentuk untuk menginvestigasi target untuk memastikan jika target adalah orang yang pantas untuk dihilangkan nyawanya.
Lebih tepatnya, agensi Zayn tidak sembarangan menerima order. Mereka akan menyelidiki terlebih dahulu sebelum mereka menerima orderan pembunuhan.
Zayn menghampiri Dante yang tengah menikmati sejuknya malam. Zayn paham betul yang menjadi isi pikiran Dante, lelaki itu pun mengambil sisi kanan Dante dan mulai berkata padanya,"Apa kau benar-benar belum bertemu dengan pria itu?"
Dante langsung paham siapa 'pria' yang dimaksud Zayn,"Begitulah..."
Lelaki yang memiliki rambut kecoklatan itu menggangguk paham,"Dan, tidak terasa ya sudah 10 tahun kita kerja sama..." ucap Zayn sebelum dia menoleh pada Dante yang masih menatap lurus ke depan,
"Bagaimana jika kau sudahi saja pencarianmu dan hiduplah dengan normal..." Perkataan itu membuat Dante menoleh pada Zayn dan ekspresi wajahnya seakan bertanya 'apa kau serius dengan perkataanmu?'
"Bukankah keluargamu sudah memintamu untuk segera menikah? Aku rasa sekarang adalah saat yang tepat untuk menikah dan hidup bahagia,"Dante tersenyum miring seakan-akan ia tengah menertawakan perkataan Zayn,"Kau pasti bercanda,"
Bukan tanpa alasan Zayn mengatakan hal ini pada Dante. Meskipun Dante adalah bawahannya yang begitu bernilai, Zayn juga tidak melupakan fakta bahwa Dante adalah temannya yang berharga. Ia ingin sekali melihat Dante benar-benar merasakan kebahagiaan di dalam hidupnya setelah apa yang sudah terjadi padanya,
"Bro... kita tidak tahu, bisa saja orang yang kau cari itu sudah meninggal. Kau tau sendiri kan kalau pekerjaan ini mempertaruhkan nyawa? Tidak ada gunanya kau terus mencarin-"
"Mencarinya atau tidak adalah keputusanku,"
"Mencintai dan menikah juga merupakan keputusan yang harus kau pertimbangkan,"
"Katakan itu pada dirimu sendiri," timpa Dante yang kemudian berbalik meninggalkan Zayn sendirian.
Zayn menghela napasnya, selama ia mengenal Dante, sama sekali ia tidak pernah melihat Dante tertarik dengan perempuan mana pun. Ia sempat curiga jika Dante adalah penyuka sesama jenis, namun ia juga tidak melihat tanda-tanda jika Dante tertarik dengan lelaki mana pun.
"Memang lelaki yang sangat susah ditebak,"
***
"Duh! Bagaimana ini, sayang! Aku benar-benar tidak bisa membayar semua ini!" ujar Donny – paman Aiyana yang saat ini tengah kewalahan untuk memikirkan cara membayar seluruh hutangnya setelah ia mengalami kerugian yang tidak terduga di tengah-tengah proyek yang sedang ia kerjakan.
Daisy – istri Donny pun ikut panik, selain karena ia takut Donny tidak bisa menuntaskan hutang-hutangnya, ia juga ingat jika ia memiliki hutang karena arisan yang ia lakukan belakangan ini.
"Bagaimana kalau kita pinjam dulu dari mas Ari? Bukankah biasanya dia selalu memberikan kita pinjaman?" usul Daisy pada suaminya. Donny menggelengkan kepalanya dengan lemah begitu ia mendengar usul Daisy,
"Tidak... saat ini Ari sedang tidak bisa kita andalkan karena beberapa kali juga ia menagih hutang kita yang lalu-lalu padanya..."
Keduanya harus menghela napas yang begitu berat. Donny yang awalnya gusar pun terdiam sejenak setelah ia teringat akan sesuatu. Melihat sang suami yang tampaknya memiliki ide, Daisy pun menanyakan hal itu apda Donny,
"Ada apa? Apa kau tahu ada orang yang bisa kita mintai tolong?" tanya Daisy padanya. Donny menatap sang istri dan mengangguk,"Aku ingat dia menawarkan diri untuk memberikan pinjaman padaku asal..."
"Asalkan apa? Cepat jawab! Aku penasaran nih!"
"Asalkan kita memberikannya putri kita untuk dijadikan istri mudanya," Perkataan itu membuat Daisy yang awalnya bersemangat, menjadi terdiam untuk sejenak, begitu juga dengan Donny yang langsung menunduk lesu karena keduanya tidak rela jika mereka harus menyerahkan anaknya pada lelaki beristri.
Keheningan mereka terpecah begitu Daisy mengangkat kepalanya seakan-akan ia memiliki solusi yang baik untuk permasalahan mereka,
"Bagaimana kalau kita ikuti saja apa yang ia inginkan,"
"Kau gila?! Kau ingin Lila kita berikan pada lelaki hidung belang itu?!" bentak Donny pada sang istri yang malah tersenyum miring padanya.
"Tidak... kita tidak akan memberikan Lila padanya dan Lila tidak akan menjadi miliknya. Bagaimana jika kita memberikannya Aiyana..." usul Daisy dengan senyuman miringnya. Donny terdiam sejenak dan berpikir mengenai usulan sang istri
"Tidak ada salahnya kita memberikan Aiyana padanya, aku rasa juga ia tidak akan menolak Aiyana begitu saja. Lagipula sudah saatnya perempuan itu membayar jasa kita yang selama ini mengurusnya sejak dia kecil..." tambahnya lagi.Donny yang awalnya ragu pun semakin lama merasa yakin. Lelaki itu tersenyum dan mengangguk setuju dengan saran sang istri yang menurutnya adalah penyelamat hidupnya,
"Baiklah... kita berikan saja dia Aiyana..." katanya dengan anggukkan sekali lagi.
Keduanya tampak senang, bahkan mereka berniat untuk meminjam uang dalam jumlah yang berlebih supaya mereka bisa memakai uang lainnya untuk kesenangan mereka tanpa mengetahui jika Aiyana berada di balik pintu kamar mereka yang sedikit terbuka. Mendengar namanya disebut, Aiyana langsung menguping pembicaraan kedua orang tua angkatnya.
Aiyana mengepalkan tangannya dengan begitu erat, walaupun dia sangat ingin bebas dari lingkungan toxic ini, namun ia juga tidak ingin menjadi istri muda orang lain. Mulai dari detik ini, gadis yang memiliki nama lengkap Aiyana Marcella ini pun berjanji pada dirinya sendiri untuk segera menyusun rencana pelariannya dari keluarga ini.
"Aku harus segera melarikan diri dari keluarga ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Dinginku Ternyata Pembunuh Bayaran
RomanceMengetahui dirinya hendak dijodohkan dengan pria beristri, Aiyana Marcella mencari cara untuk melepaskan diri dari keluarga angkatnya. Untuk rencana pelariannya, ia berencana mengumpulkan uang sebanyak mungkin dalam waktu singkat. Ia pun bertemu den...