🌼

98 14 4
                                    

" Lo liat gak sih muka nya? gila ganteng banget " - bisikan bisikan tetangga terdengar sampai ke tempat aca berdiam diri bersamayoona.

Emang ya gak bakal ada yang bisa ngalahin pesona para abang nya sekali pun! pengen deh aca colok gitu biar kapok.

" Mau buah gak ca? "- yoona menyodorkan 1 potong buah semangka, dia merasa risih melihat aca yang sehabis turun dari bis jadi orang pendiam.

Sempat mau nyalahin jeno yang notaben duduk bersama aca, tapi pas liat jeno yang menenangkan aca jadi urung.  

" Jeno buat apa si sampe lo lebih banyak diem kaya gini? " - yoona benar benar kesal sekarang, bukan karena aca tapi orang yang buat sahabatnya jadi seperti ini

" Si Sayang kenapa yon? " hingga sahutan segerombol remaja laki laki datang menghampiri, yang awal nya hanya berdua dan tenang sekarang berubah ricuh layaknya pasar 

" Geser anjing badan sia tuh segede bagong! "- contohnya seperti bambam yang always tubir sama mingyu

" Lo nya aja yang pantat nya gede nyet ! "- sentilan di telinga nya pun tak bisa bambam hindari, emang ya kudu di iket kek nya.

Namun bukan nya ikut nimbrung, justru aca sedari tadi hanya berdiam diri dengan perasaan was was melihat jungkook dan lucas tengah tertawa melihat bambam yang tersungkur ke bawah 

" Hey kenapa ? "- genggaman tangan pun menyambutnya, hangat. Berbeda dengan dirinya yang dingin menandakan ke khawatiran 

" Kenapa? " - tanya jaemin lagi ikut khawatir, wajah aca sekarang benar benar pucat 

Ucapan jaemin ga terlalu besar tapi mampu membuat kepala kookie sedikit menoleh 

" Buketu gue kenapa ? "- dan ya, dia menghampiri keduanya dan melepas genggaman tangan jaemin 

Guanlin yang memang duduk di sebelah yoona jadi mendecak gak suka, kookie itu di mata guanlin tidak jauh dari parasit.

" Gak usah dorong dorong jungkook ih sakit ! "- ah untunglah, yoona mengamuk 

" Santai Yon santai, Lo ngamuk aja dari tadi "- gerutu kookie

Lantas guanlin berdiri dan menarik pelan aca untuk bangun dari duduk nya

" Eh "- jaemin sedikit memundurkan langkah nya ketika guanlin melewatinya

" Gue mau ngomong sama lo "- ucap guanlin lalu membawa aca ke luar aula

Atas tindakan nya, semua pasang mata menatap guanlin dengan tatapan bingung.

" Pengganggu "

****
" Lo baik baik aja? " 

Ternyata guanlin bawa aca ke deket danau. sedikit tenang karena angin menerpa wajah nya 

Helaan nafas pun terdengar, dan guanlin sadar akan hal itu sehingga menuntun aca untuk duduk di kursi kayu yang ada di pinggir danau itu.

Beberapa menit mereka saling terdiam dengan aca yang memandang danau di depan nya dan guanlin memandang aca yang melamun. 

" Hey "- guanlin mengelus pundak aca, membuat nya menoleh 

" Kenapa ? "- tanya guanlin sekali lagi dengan nada lembut dan tatapan teduh 

Bukan nya menjawab, justru air mata lah yang menetes membasahi pipi nya. Jelas guanlin terkejut dengan gerakan refleks ia memeluk nya.

" Ssut hey kenapa? jangan nangis "- sebuah keterkejutan yang membuat jantung nya berdetak lebih kencang. 

" G-gue takut "- isakan tangis semakin kencang dan semakin erat lah dekapan itu sampai membuat aca lebih tenang. 

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang