1. Pervert Boy

880 70 12
                                    

(Dita dan Jungkook)
|
Hanya imajinasi nakal seorang penulis.
@putriyusman

Tidak akan ada adegan vulgar. Hanya ada beberapa kata yang menjurus ke hal tersebut.

Ambil baiknya, buang buruknya.

Terima kasih.
[*******]

"Dita!"

Dita memutar matanya ketika mendengar panggilan tersebut. Dia terus berjalan tanpa mau peduli dengan lelaki di belakangnya.

"Dita!" Di panggilan kedua pun Dita tak memelankan laju kakinya.

"Kenapa jalan cepat-cepat, Cantik?" tanya lelaki tersebut ketika sudah menyamai langkah Dita.

"Jangan menggangguku, Jungkook! Aku buru-buru." Dita melirik sebal pada lelaki bernama Jungkook tersebut. Seperti biasa, lelaki itu selalu mengucapkan kata-kata manis yang memuakkan.

"Kenapa kamu berkata ketus begitu? Aku sakit hati mendengarnya." Jungkook berlagak seolah sesuatu menembus dadanya. Lengkap dengan raut wajah yang seperti kesakitan.

Dita hanya melirik sebal dari sudut matanya. Lalu berjalan semakin cepat meninggalkan Jungkook.

"Jangan meninggalkanku, Sayang. Aku ingin pergi bersamamu." Jungkook meraih pergelangan Dita yang dengan cepat ditepis gadis tersebut.

"Jangan menggangguku! Aku mau pergi kerja." Dia sudah muak dengan lelaki tersebut. Setiap pagi Jungkook selalu saja merecokinya yang akan berangkat kerja. "Kamu bukannya sekolah, malah mengikutiku terus."

Jungkook malah terkekeh mendengar perkataan Dita. "Kamu lupa kita menaiki bus yang sama?"

"Tidak. Kamu yang selalu mengikutiku menaiki angkutan umum yang sama. Sebelumnya kamu selalu menaiki angkot."

Lagi Jungkook malah terkekeh. Seolah semua yang Dita katakan adalah candaan. "Itu usahaku untuk mendekatimu, Manis. Kenapa kamu tidak mengerti juga?"

Jungkook menahan pergelangan tangan Dita. Hampir saja Dita menyeberang di tengah kendaraan yang masih berlalu-lalang. Lampu merah masih belum menyala.

"Aku menyukaimu, Dita," ucapan Jungkook berhasil membuat Dita menatap matanya. Mata bulat dan besar yang memancarkan sebuah kesungguhan.

Dita berkedip, mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Jangan omong kosong!"

Ketika lampu sudah berubah merah, buru-buru Dita menyeberang. Melepaskan jemari Jungkook dengan sedikit sentakan.

"Kenapa kamu selalu menghindar?" Jungkook mengejarnya. "Aku suka kamu, apa itu belum jelas?" tanyanya ketika sudah berada di samping Dita.

"Aku sudah kerja, Jungkook."

"Lalu kenapa?" protes Jungkook tak mengerti.

"Aku bukan perempuan yang cocok untukmu. Kamu masih muda, carilah perempuan yang seangkatan denganmu."

Jungkook tertawa kesal. "Kita hanya berbeda setahun, Dita. Jangan berbicara seolah-olah kamu itu sudah tua. Aku kesal mendengarnya."

Jungkook benar. Dita hanya lebih tua satu tahun dari Jungkook yang berusia sembilan belas tahun. Itu bukan masalah. Seharusnya.

RatoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang