4I. Berusaha

105 21 0
                                    

Dita dan Jungkook

"Sayang! AWAS!" Jungkook berteriak. Dia berlari menghampiri Dita.

Beruntungnya tubuh Dita bisa Jungkook gapai tepat waktu. Jika tidak ... maka bisa dipastikan tubuh gembil dengan perut membulat itu sudah tertabrak sepeda yang melaju dengan cepat.

"WOY! HATI-HATI, NAK!" Jungkook memarahi anak kecil yang mengendarai sepeda dengan ugal-ugalan tersebut.

"MAAF! MAAF!" anak itu hanya meminta maaf sekenanya. Dia bahkan tidak menghentikan laju sepedanya.

"Dasar anak kurang ajar! Dia pikir ini jalan nenek moyangnya!" Jungkook mendumel kesal. "Lagipula ini trotoar! Bukan jalan raya!" Dia mendelik, masih memperhatikan anak kecil yang sudah mulai menjauh.

"Jung-kook," Dita masih syok di tempatnya.

"Kamu tidak apa-apa?" Jungkook menjauhkan tubuh Dita. Lalu meneliti setiap sisinya takut-takut sudah terserempet tanpa diketahui.

"Aku gak apa-apa. Maaf." Dita berkaca-kaca.

"Makanya kalau aku bicara itu dengarkan, jangan keras kepala!" Jungkook menggerutu.

"Iya, maaf." Dita sudah siap menumpahkan air matanya.

"Sudah-sudah. Tidak usah menangis." Jungkook kembali memeluk Dita. Tangannya mengelus-elus dengan lembut.

Orang-orang yang menyaksikan insiden tak terduga itu menanyakan keadaan Dita, Jungkook hanya menjawab sekenanya bahwa sang istri baik-baik saja.

"Ayo, kita masuk ke toko." Jungkook menjauhkan wajah Dita dari dadanya. Membuat wanita tersebut mendongak karena tak percaya.

"Boleh?"

"Iya. Daripada kamu berbuat ceroboh lagi." Jungkook mengusap sisa-sisa air mata sang istri.

"Ish, itu kan salah si anak itu!" Dita berujar jengkel. Tak mau disalahkan sama sekali.

"Iya, iya. Ayo masuk. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu lagi." Jungkook membawa tangan Dita ke dalam genggamannya. Lalu menuntun dia berjalan menuju toko yang sudah di depan mata.

Dita tersenyum senang. Akhirnya keinginan dia dituruti juga. Gini kek dari tadi.

"Kenapa sih kemauan kamu jadi tidak bisa ditunda begini?" tanya Jungkook menahan sebal.

"Ini tuh namanya ngidam, jadi harus diturutin," Dita berujar riang.

"Mana ada." Jungkook mendengus. "Itu sih kemauan kamu saja. Jangan gunakan bayi kita sebagai alasannya."

"Itu tahu." Pakai nanya. Dita terkekeh menyebalkan.

"Dasar!" Lelaki tersebut dengan gemas mencubit pipi istrinya yang gembil.

Sesampainya di toko, mereka langsung disambut seorang perempuan muda yang ramah, bahkan kelewat ramah.

"Selamat datang, ada yang bisa dibantu?"

Tatapannya itu ... ingin sekali Dita mencabik-cabik wajahnya.

Dengan kurang ajarnya mata itu malah menatap Jungkook penuh minat. Padahal mereka datang berdua, tapi perempuan tersebut hanya tertuju pada Jungkook.

RatoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang