O3

8 1 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT JUSEYO😗

***

Hari ini adalah hari spesial bagi salah satu teman kuliahnya dulu yaitu Sofi. Wanita itu akan resmi menyandang gelar sebagai istri dari seorang pria yang ia cintai. Adnea memandang takjub gedung yang ada dihadapannya. Rupanya Sofi dan sang suami memilih untuk menyewa salah satu ballroom hotel yang sangat terkenal akan kemewahannya di kota tersebut.

"Ney ayo masuk ngapain bengong disana?" Dari arah kejauhan Meta memanggil Adnea. Disebelah wanita itu terlihat pria yang memiliki proporsi tubuh menjulang tinggi berjalan sambil mengamit lengan kekasih kekasihnya.

Karena ia merasa namanya dipanggil, Adnea buru-buru mengejar langkah Meta dan Romeo. Dengan terpaksa ia datang bersama Meta dan Romeo dikarenakan ia tidak memiliki teman dekat selain keduanya. Adnea cukup sadar diri jadi ia memilih untuk berjalan dibelakang Meta dan Romeo, jika ia memilih tuk berjalan disebelah Meta atau Romeo bisa-bisa orang lain akan menyangka dirinya sebagai orang ketiga. Oke abaikan saja pikiran absurdnya saat ini.

"Beb, entar kita nikah disini juga ya? Suasananya bagus banget." Meta menyandarkan kepalanya di bahu Romeo yang membuat ekspresi Adnea dibelakang hendak ingin memuntahkan isi perutnya.

"Loh gak jadi outdoor? Katanya mau ala-ala Raffi Nagita yang dipinggir pantai itu."

Sepertinya keputusan Adnea untuk berangkat bersama dua manusia aneh ini adalah salah besar. "Tau gitu gue dateng sendirian aja deh." Gerutu Adnea. Tanpa menghiraukan keduanya Adnea berjalan mendahului Meta dan Romeo untuk masuk terlebih dulu ke dalam ballroom.

"Lo Adnea bukan?"

Ketika Adnea sedang mengantri untuk menandatangani buku tamu, ia mendengar seseorang menyebut namanya. "Siapa ya?" Tanyanya kepada seorang pria yang memiliki rambut panjang dibawah telinga.

"Astaga ternyata bener, gue kira salah orang Ney. Ini gue Bara, temen satu gugus lo pas OSPEK." Pria tersebut menunjuk dirinya sembari tersenyum lebar kepada Adnea.

Wajah Adnea terlihat berpikir keras untuk mengingat-ingat apakah ia mempunyai teman yang bernama Bara. Butuh beberapa menit Adnea menjawab pertanyaan Bara. "Hah ini beneran Bara yang dulu botak? Kok sekarang rambut lo gondrong sih?!"

"Yaelah Ney kenapa harus bagian botak sih yang lo inget. Iya ini gue Bara cowok paling tampan di gugus kita." Bara menyugar rambutnya memperlihatkan pesona yang ia miliki.

"Buset Bar, tingkat kepedean lo kayaknya makin gede aja." Adnea terkekeh memperhatikan Bara. "Bentar Bar kita tanda tangan dulu."

Setelah keduanya menandatangani buku tamu, Bara mengajak Adnea untuk duduk di bangku yang telah disediakan agar leluasa bisa mengobrol. "Jadi gimana kabar lo Ney? Gue lihat-lihat makin langsing aja lo."

Adnea tak menyangkal pernyataan pria itu. "Ya seperti yang lo lihat ini, makin langsing berkat laporan-laporan dari kantor."

Bara tertawa meledek. "Enak dong gak perlu diet-diet lagi?" Mereka mengobrol panjang lebar sampai membuat kedatangan Meta dan Romeo tidak terlihat dihadapan keduanya.

"Gue ama Romeo cariin lo kemana-mana ternyata disini lagi duduk manis sama cowok ye Ney, mana ngobrolnya asik bener ampe lupa waktu."

Adnea melihat sekelilingnya, ia dan Bara sampai lupa belum memberi ucapan selamat kepada mempelai pengantin. "Anjir gue lupa belum naik keatas buat ketemu Sofi, lo udah Met?"

Meta tersenyum miring. "Udahlah, gue abis masukin amplop langsung ketemu Sofi bukan malah ngobrol sama orang asing."

"Ngaco lo Met, ini gue Bara woy bisa-bisanya lo ngomong begitu ke gue." Balas Bara tak terima atas perkataan Meta.

Never EndedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang