✰ 𝐁𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐃𝐢𝐫𝐢

239 36 4
                                    

ライター

ライター

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













*Criing*

Suara bel pintu berbunyi.
Ada yang masuk ketoko.

"Hm?! Bruno! Kamu luka-luka lagi?! Apa ini ulah anak-anak nakal itu lagi?!"

Seorang wanita tua yang sepertinya sangat akrab dengan anak itu, sangat khawatir dengan keadaannya.

Luka pukulan, darah, dan plaster yang hampir memenuhi wajahnya.
Tanda, kalau anak itu habis dipukuli.

"Ah? Tak apa-apa Nek, ini sudah biasa... Dan juga salah saya juga" anak yang bernama Bruno itu tersenyum kepada nenek itu.
Seolah tak terjadi apa-apa.

"Huh! Kamu harus melaporkan mereka! Itu sudah sangat keterlaluan" ucap Nenek itu sambil mengelus-elus pundak Bruno.
Bruno hanya tertawa kecil laku mengangguk.

"Kamu mau minjam buku?" Tanya Nenek itu.

"Iya nek, dan juga sekalian memulangkan buku-buku ini"
Bruno memberikan 5 buku novel yang ia pinjam kepada Nenek itu.

Bruno memang tergolong anak yang culun, pintar, dan berprestasi.
Tetapi sayang sekali tak ada yang mau berteman dengan dia karena seluruh teman sekelasnya membencinya hanya karena dia yang selalu dapat pujian dari guru.

Apalagi penampilannya yang pendek, pakai kacamata, membuatnya sering menjadi target pembullyan disekolahnya.
Tetapi dia diancam untuk tidak mengadu atau tidak adik perempuannya lah yang akan menjadi sasaran selanjutnya.
Membuat Bruno tak punya pilihan lain.

Bruno tak punya teman disekolah, apalagi dirumah...
Dirumah dia hanya punya adik perempuannya yang sudah SMP kelas 9 dan ibunya yang bekerja sebagai pelayan disebuah Cafe yang lumayan terkenal.
Ayahnya sudah pergi meninggalkan mereka karena telah memilih wanita lain.

Dia selalu mendatangi perpustakaan ini, karena Nenek itu ramah dan jarang ada yang kesini.
Karena ini tempatnya berada di gang sempit dan toko yang antik.
Orang-orang lebih memilih perpustakaan besar dan mewah seperti yang ada dikota.

"Ummm... Bruno mau cari yang novel lagi nek, hehe"

"Kamu suka sekali dengan novel ya
Kebetulan nenek dapat sebuah novel tebal diruang bawah tanah perpustakaan, sebentar ya nenek ambilkan" Nenek itu menuruni sebuah tangga yang menuju ruang bawah tanah.

‘Wah! Kalau novel nya barang lama bakalan lebih seru nih!’ batin Bruno yang tak sabar melihat novelnya.

*Tuk...Tuk...*

- ̗̀𝐍𝐨𝐭 𝐚 𝐖𝐞𝐚𝐤 𝐏𝐫𝐨𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬  ̖́-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang