Seorang pemuda manis hendak menghampiri kekasihnya yang sudah lama menunggu satu jam lamanya, ia terus berlari dikoridor kampus tak memperdulikan umpatan karena tubuhnya beberapa kali bertabrakan dengan orang lain.
Tubuh kecil yang tidak terlalu tinggi itu berjongkok didepan ruangan kosong paling ujung dari semua kelas menetralkan nafasnya yang terengah-engah, meraup oksigen sebanyaknya sebelum membuka pintu.
Ceklekk
Pintu pun terbuka, berdirilah sosok pria tampan gagah penuh karisma memandang dirinya penuh ketajaman."Kau terlambat satu jam.." ucapnya. Dengan suara berat serak basah mengintrupsi pendengaran si manis.
Pria tampan itu segera menarik pinggang ramping kekasihnya yang menunduk ketakutan melihat ke arahnya.
"Kau harus dihukum baby."
Tubuh si manis merinding seketika setiap acap kali mendengar kekasihnya berucap seperti itu, ia masih ketakutan padahal sering kali diperlakukan seperti itu oleh kekasihnya.
"Ma-maaf!"
Tersenyum miring mendengar suara ketakutan dari kekasihnya yang hal itu selalu membuat pria tampan punya kesenangan tersendiri. Suara ketakutan kekasihnya adalah sebuah melodi indah yang selalu membangkitkan gairahnya.
Tubuh kecil itu ia dorong kasar pada dinding yang kusam kotor lalu menempelkan tubuh mereka merekatkan tanpa celah sedikitpun, mengukungnya.
Disesapnya langsung bibir ranum yang selalu membuatnya kehilangan kewarasan setiap kali menikmatinya. Tubuh kecil didepannya memberontak karena ciuman yang diberikan berubah kasar.
"Mphh.."
Si tampan tidak puas hanya dengan ciuman, ia memanggil kekasihnya kesana adalah untuk memuaskan hasratnya yang sudah ia tahan sejak kemarin. Dengan kasar tanpa bertanya ia langsung melorotkan paksa celana kekasihnya membalikan tubuhnya menghadap dinding. Ia langsung memasukan miliknya dengan sekali hentakan tanpa pelicin bahkan pemanasan.
Yang terpenting hasratnya terpenuhi tak memperdulikan kesakitan kekasihnya yang dapat dipastikan sekarang sedang menangis."Ough,,,babyh,,,ngh.."
Hanya pria tampan yang menikmati pergulatan panas itu, mendesah hebat bahkan melupakan dimana sekarang mereka berada.
Plak
Paha samping si manis dipukulnya kasar guna menyalurkan nikmatnya jepitan pada miliknya yang keluar masuk menikmatinya.
Desah panjang setelah setengah jam melakukan dan akhirnya pelepasan.
Cepat-cepat dirinya memakai celana kembali. Tak memperdulikan kekasihnya yang langsung luruh ke lantai, menangis setelahnya.
Si manis langsung mendongak meringis merasakan jambakan dirambutnya yang sangat kuat oleh kekasihnya.
"Ini hukuman tak seberapa untuk kesalahanmu karena berani berdekatan dengan si bajingan itu."
Dug
Keningnya terbentur ke tembok begitu keras, pening langsung menyerang kepalanya yang sepertinya akan membiru dan mungkin berdarah juga karena benturan sangat kuat. Langsung menangis sejadinya disana karena kekasih tampan nya juga sudah pun pergi setelah membenturkan kepalanya.
Begitu pilu terdengar tangis itu menyesak sudah hati siapa pun yang mendengar, keheningan ruangan yang ia tempati membuatnya akan sulit untuk semua orang akan mendengar teriakan nya.
"Aku bagaikan jalangmu." barulah bersuara setelah sejak tadi keheningan saat pergulatan panas.
Sepanjang melakukan ia gigit kencang bibir bawahnya sekuat menahan agar isakannya tidak terdengar oleh kekasihnya. Ia diam pura-pura menikmati keintiman mereka agar kekasihnya segera menyelesaikan kebejadan nya, ia tidak ingin menjadi bulanan kekasihnya lagi.