"Aarrghh! Nnnnngggghhh!" Terdengar suara teriakan kesakitan dari seorang wanita berusia 48 tahun. Kini dirinya sedang melahirkan dan ditemani oleh sahabatnya yang merupakan dokter kandungan.
Ivy, itulah namanya. Ia kini sedang berlutut dan memegang pundak Jake, sahabatnya.
"Hhhhhuuunnnggghhhh!"
"Bagus, aku sudah bisa pegang kepalanya" Jake berucap saat tangannya memeriksa jalur kelahiran Ivy.
Terhitung sudah 1 jam Ivy mengejan, tapi bayinya itu kembali masuk saat ejanannya berhenti.
"Capek! Hahh... Hahhh..." Nafasnya tersengal dan kakinya luruh. Ia tak dapat menahan beban tubuhnya. Lantas, Ivy duduk melantai dan membiarkan jalur lahirnya tertutup oleh lantai yang dingin.
"Kamu harus kuat, mau posisi gimana?"
"Mau di air, katamu bisa ngurangin sakit" Jake pun segera berjalan menuju kamar mandi dan mengisi bathub dengan air hangat.
"Aanngghhh!" Ivy duduk tak nyaman diposisinya, ia bergerak ke kiri dan kanan ketika kontraksinya kembali menerjang.
"Eeeeuunnggghhh! Hhhhhuuunnnggghhhh!" Ejannya pelan dan sedikit mengangkat pantatnya dengan bantuan kedua tangan saat kontraksi mendera.
"Ayo" Jake datang dan memposisikan tangannya untuk menggendong Ivy, lalu segera memasukkan Ivy ke dalam bathtub yang kini airnya baru setengah terisi.
"Gimana? Sakitnya mendingan?" Ivy mengangguk, hangatnya air membuatnya rileks.
"Aku mau sambil setengah baring" Jake membantu untuk mewujudkannya, Jake sadar jika Ivy telah kehabisan banyak tenaga karena bayi yang sedari tadi terus bermain saat Ivy mengejan.
"Aammmhhh!" Ivy merasakan kontraksi, ia mencengkram sisi bathub.
"Kalau ada kontraksi mengejan!" Perintah Jake seraya meraih tangan Ivy untuk ia genggam.
"Nnnnngggghhh!" Hhhheeeeuuunnnggghhhh! Aaangghhh!" Ivy mengejan tanpa putus, ia dapat merasakan kepala bayinya kembali keluar.
"Nnnnngggghhh! Hhhhhuuunnnggghhhh! Eeeeeuuunnggg!"
"AAAAANNNNNGGGGGHHHHHH! HHHAAANNNNNGGGGGGHHHHH! ARGH!" Ivy tanpa sadar mengangkat pantatnya dan dengan refleks Jake langsung menekan perut Ivy agar ia berhenti mengangkat pantatnya.
"Maaf, gak sengaja"
"Hiks! Bayinya udah mau keluar tadi, tapi kamu buat dia masuk lagi" kesal Ivy disertai dengan tangisan. "Ambilkan handuk, aku mau pantatku lebih tinggi"
"Nanti bisa robek"
"Aku mau anakku cepat lahir" akhirnya Jake pasrah. Ia mengambil satu handuk yang ada lalu diletakkan di bawah pantat Ivy. "Satu lagi handuknya" Jake pun menurut, ia kembali meletakkan sebuah handuk di atas handuk yang sebelumnya telah ia letakkan.
"Mmmhhhh!" Kontraksi kembali menerjang. Kali ini Ivy meletakkan kaki kirinya di atas tepi bathub dan kaki kanannya ia tarik hingga dadanya dengan bantuan tangan kanan yang berada di tengah lutut dan paha.
"Hhhhhuuunnnggghhhh! Eeeeeuuunnggg! Hhhhheeeuunnnggghhhh!" Jake hanya bisa mengusap tangan Ivy dan sesekali mengecek jalur lahir sahabatnya itu.
"Nnnnngggghhh!"
"Hhhhhuuunnnggghhhh! Aaaaannnnggggghhhh!"
"Uuuuuunnnnggggghhhhh!"
"Hahh! Hahh! Hhhnngggghh!" Hhhheeeeuuunnnggghhhh! Uuuuuunnnnggggghhhhh!"
"Bagus!" Jake segera masuk ke dalam air dan mulai menahan kepala bayi yang telah keluar setengah itu agar tak masuk kembali.
"Hhhhheeeuunnnggghhhh! Aaannngghhh! Eeeennggggg!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Day Out
General Fiction𝑹𝒆𝒂𝒅 𝒊𝒕 𝒐𝒓 𝑳𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒊𝒕; cerita ini merupakan kumpulan oneshot yang mengandung adegan birth scene, jadi mohon bijaklah memilih bacaan Anda. ⚠ 𝐁𝐄 𝐀 𝐖𝐈𝐒𝐄 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 ⚠ Note: update tidak menentu