"Bunga?" tanya Rehan dengan wajah bingung.
"Iya, bunga. Kan bagus kalau gedung pernikahan kita diisi penuh dengan bunga."
"Tapi, Mbak ... ."
"Eh, jangan berantem lagi ya. Tolong, aku pusing denger kalian berantem," potong Rani sembari melerai kedua orang tersebut.
"Gini aja deh, kalian cari konsep sendiri-sendiri. Terus digabungin. Selesai deh," tawar Rani dengan semangat.
Dia tidak akan membiarkan sepasang calon suami istri itu bertengkar lagi. Di sisinya, Sam hanya mengangkat senyumnya disalah satu pipi. Dia tentu merasa geli karena pertengkaran Vera dan juga Rehan.
***
Cukup lama, kedua calon pengantin itu mencari konsep pernikahan yang mereka inginkan. Mungkin nyaris satu jam dan akhirnya kedua orang tersebut bisa memilih.
"Kami memilih konsep ini, Mbak," ucap Vera sembari menunjuk salah satu foto di dalam buku tersebut.
Konsep pernikahan dengan banyak bunga adalah pilihan mereka berdua.
Jelas, ini semua bukan keinginan Rehan melainkan keinginan calon istrinya . Dia harus rela mengikuti apa yang wanita itu mau.
"Seriusan?" tanya Rani dengan wajah bingung.
Vera mengangguk dengan semangat, "Bolehkan?" tanya wanita itu pada pria yang berada di sampingnya.
Tanpa penolakan pria itu mengangguk dengan cepat.
"Duh, kayanya bakal ada suami-suami takut istri nih," canda Rani yang langsung membuat orang-orang di sekitarnya tertawa.
Suasana pun berubah lebih semangat karena sejak tadi hanya ada pembicaraan serius di antara mereka.
***
Tepat hari minggu. Tiga bulan kemudian, Rehan dan Vera melangsungkan pernikahan mereka.
Mereka begitu terlihat menawan dengan pakaian pernikahan berwarna silver seperti yang mereka inginkan sejak awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria yang Tepat (SELESAI)
RomanceVera terjebak pada trauma masa lalunya dengan Sam, Mantan kekasihnya. Sehingga dia akhirnya memilih untuk sendiri di umurnya yang sudah kepala tiga. Bukan tanpa alasan dia melakukan itu. Tetapi memang perlakuan kasar yang Sam lakukan selama mereka b...