part 2

1 0 0
                                    

  Sementara ditempat lain nenek nara sudah dikebumikan ,semua orang berbondong bondong meningalkan tempat pemakaman tingal nara dan tetangga nya bu mira yang masih terlihat tak bergeming dari tempatnya
Nara yang merasa sangat sedih atas kepergian neneknya membuat nya tak kunjung ada niatan untuk pergi dan tetangga nya bu mira yang setia menemani nara.

"Nduk.. ayo kita pulang sebentar lagi mau hujan loh."khawatir bu mira karena nara tak kunjung pulang.

"ibu pergi dulu aja,nara masih pengen disini."jawab nara dengan mata sembab nya.

"Ndak bisa nduk,kita harus pulang sebentar lagi akan turun hujan.ikhlaskan kepergian nenekmu yah tidak baik berlarut larut dalam kesedihan mu lagi."ucap bu mira sembari melihat nara yang masih menunduk sementara langit sudah tampak gelap siap menurunkan hujan.

"T-tapi bu."

"Ayo nduk."

"Nek nara pergi dulu nanti kalau ada waktu bakal sering-sering kunjungi nenek disini."ucap nara menahan kesedihan atas perginya orang yang paling ia sayangi.

"Ayo buk."ajak nara lagi pada bu mira.

Kemudian keduanya pergi meningalkan tempat pemakaman.

🌿🌿🌿🌿🌿

Sesampainya didepan rumah nara heran kenapa rumah tampak ramai sekali dan dia juga melihat adanya sebuah mobil yang terparkir dihalaman
rumah.

"Bu kok sepertinya ada banyak orang dirumah terus ini ada mobil apakah ada tamu jauh ya buk?"tanya nara pada bu mira.

"Owh ini pasti keluarganya nenekmu kalau ndak salah anak satu satunya nenekmu kayaknya datang sama istri dan anaknya deh."jawab bu mira karena dia juga sedikit tahu tentang kedatangan putra nenek helen yang katanya tinggal di kota.

"gitu ya buk,tapi kok ada dua mobil?"heran nara pasalnya tidak mungkin kan jika hanya satu keluarga saja harus membawa dua mobil kan repot pikirnya.

"Sudah kita masuk dulu,ibu juga kurang tahu."ajak bu mira pasalnya dari tadi mereka terus mengobrol didepan rumah tanpa ada niatan untuk masuk.

"Yasudah ayo buk."

"Assalamualaikum."ucap keduanya ketika memasuki pintu rumah.

"Waalaikumsalam."jawab serempak orang yang ada didalam.

'Putriku'batin seseorang yang memandang nara dengan mata yang menyiratkan kerinduan.

"emm ini pasti keluarganya nenek helen ya?"tanya bu mira yang daritadi sudah penasaran sementara nara terus menundukkan pandangan nya karena dapat dilihatnya tadi ada sekitar 4 orang laki-laki disitu serta dua orang perempuan yang tidak diketahui nya siapa itu.

"Iya benar saya merupakan anaknya."Jawab salah satu laki-laki disana.

"Owala gitu yaudah saya siapkan minum dulu silakan duduk,nduk kamu temani mereka dulu."ucap bu mira kepada nara yang terus menundukkan kepalanya.

"Iya buk."

"Narraya az-zahra."ucap seorang pria paruh baya yang terlihat mendekatinya.

"Ehh iya pak,kok tahu nama saya."ucap nara mendongkak untuk melihat wajah orang tersebut.

"Bagaimana saya tidak tahu nama putri saya sendiri."jawabnya lagi.

"Putri?"tanya nara heran.

"Iya saya ayah kamu dan ini ibu sama kembaran mu."senyum cerah orang itu sambil memperkenalkan kedua perempuan tadi.

Kemudian nara mendongkakkan kepalanya untuk melihat pria dan perempuan di depannya itu.nampak dilihatnya senyum cerah pria yang mengaku sebagai ayahnya itu dan wanita paruh baya yang juga nampak mengulas senyumnya itu.tapi tidak berlaku untuk seorang gadis yang berpakaian ketat itu seolah gadis itu jijik padanya terlihat dari tatapan gadis itu ketika nara tersenyum padanya gadis yang katanya kembaran nara itu nampak membuang muka.

Garis takdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang