"Kamu mau kemana Bisma?" Adi Prasetyo—ayah Bisma—menghampiri anaknya yang berniat pergi lagi dari rumah. Pemuda itu memang kerap tidak tidur dirumah, dan memilih untuk menghabiskan waktu di hotel yang memiliki fasilitas lengkap.
"Ini kan hari Sabtu, aku mau weekend-nan sama teman-teman." Bisma melemparkan tas yang dia bawa kepada salah satu pelayan. Mereka yang mengerti langsung menangkapnya dan segera memasukkan kedalam mobil sport milik Bisma.
"Kamu ini, bukannya Daddy sudah bilang. Nanti malam ada makan malam sama klien."
Bisma hanya tersenyum dan segera berbalik, "Bilang aja aku lagi sakit. Lagipula untuk apa makan malam sama klien, gak penting." Bisma segera pergi memasuki mobilnya.
"Tutup semua gerbang!" Adi berteriak kepada satpam. Satpam yang mendapatkan perintah langsung melaksanakan perintah dari Tuan Besar mereka, walau setelah ini mereka sadar. Pasti akan mendapatkan amukan dari Tuan Muda mereka.
"Anak ini, semakin hari semakin melunjak." Adi menggelengkan kepalanya, melihat Bisma yang mulai melakukan mobilnya. Siapa disangka Bisma malah melajukan mobilnya dengan cepat sehingga menabrak beberapa tanaman yang berjejer rapi di samping-samping jalan.
'BRAK' Bisma menabrakan mobilnya berkali-kali kegerbang, beruntung besi yang dibuat untuk membuat gerbang tersebut lumayan kokoh sehingga tidak terlalu mengalami kerusakan.
Adi yang melihat itu menggelengkan kepalanya, dan segera menelpon beberapa bodyguard nya yang berada di dapur untuk segera mengurus Bisma. Ya, hanya bodyguard Adi yang bisa melawan Bisma. Sementara puluhan pelayan di rumahnya masih menyimpan rasa takut.
"Lepas, lepasin gue tolol!" Bisma yang sudah tertangkap dipaksa untuk masuk ke kamarnya yang berada dilantai dua. Sementara para pelayan hanya menundukkan kepala, karena Bisma menatap mereka dengan tatapan nyalang. Sudah dipastikan nanti pasti akan ada kekacauan lagi dirumah besar ini.
'Kalau gak inget disini gajinya besar, lebih baik usep mah berhenti. Tapi da Kumaha atuh, harus sabar. Tuan Muda emang kaya gitu sifatna,' batin Usep. Salah satu pelayan yang berjaga di depan kamar Bisma.
"Maaf Tuan Muda, anda harus kami kunci dari luar. Ini tas anda," tegas salah satu Bodyguard, mereka langsung menyimpan tas Bisma dan mengunci pintu kamar dari luar.
"Sial!" Bisma mengacak rambutnya frustasi, dia membuka ponsel untuk berselancar di Ins*****m.
'Melati.' Bisma mengetik nama Melati di daftar orang yang mengikuti SMA Bintang. Dan melihat beberapa nama yang sama. "Beruntung gue inget wajahnya." Bisma tersenyum puas, karena dia berhasil menemukan akun I* dari gadis yang akan menjadi mainan barunya.
"Maudi padahal nyari sendiri gampang. Tapi Lo kan emang gak suka buka sosmed," gumam Bisma, yang memang paham betul bahwa Maudi sangat jarang memegang ponsel. Kecuali untuk hal-hal yang sangat penting saja.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Bisma segera mengambil sesuatu dari bawah kasur. Masih sama, sebuah pil obat yang Bisma yakini bisa menenangkan dirinya.
***
Malam harinya Bisma dengan terpaksa mengikuti kedua orangtuanya untuk mengikuti makan malam bersama salah satu klien bisnis mereka.
Didalam mobil dirinya masih terlihat acuh, dia malah sibuk membaca dan mengamati apa hobi dari gadis incarannya. Melati adalah seorang Bookstagram yang memiliki banyak followers, hobinya adalah membaca dan menanam bunga. 'Pantesan Maudi naksir ini cewek, hobi mereka sama,' batin Bisma. Saat sedang asyik membaca beberapa postingan Melati, ia dikagetkan dengan salah satu unggahan yang Melati posting. Yaitu foto Melati bersama Raya, disana tertulis caption bahwa dirinya sangat sedih telah kehilangan kakak kelas yang memiliki hobi menanam seperti Melati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Dosa
Teen FictionTerlahir sebagai anak dari CEO yang kaya raya, tidak menjamin kehidupan Bisma bahagia. Dia justru memilih jalan lain untuk memperoleh kebahagiaan, seperti mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat terlarang, dan memainkan perasaan wanita. Hingga ... pada su...