"Bisma …. " Sinta, pacar hasil taruhan Bisma segera menghampiri kekasihnya yang sedang beristirahat di dalam ruangan basket. Sementara Bisma hanya tersenyum kecut, 'malas banget, ada cewek gatel.'
Semua teman-teman Bisma hanya tertawa melihat Sinta yang mengelap keringat Bisma dan menyodorkan lelaki itu dengan berbagai minuman. Mereka tahu kalau Bisma tidak menyukai Gadis itu. Lagipula, mereka sendiri yang memberikan Bisma tantangan agar mau memacari Sinta selama satu bulan.
"Bis, 7 hari lagi." Alex meledeki Bisma. Sinta yang tidak mengerti hanya tersenyum dan segera memberikan beberapa minuman kepada teman-teman Bisma yang lain. Itulah yang mereka sukai dari Sinta, gadis itu pasti ingin selalu terlihat sempurna dihadapan semua orang. Sehingga mudah bagi mereka untuk memanfaatkannya.
"Thanks Sin, Lo emang perhatian banget sama kita." Puji Indra.
Sinta yang mendapatkan pujian, tersenyum penuh kemenangan. Dia langsung merangkul pinggang Bisma. "Iya, sama-sama. Lagian Lo semua teman-teman Bisma, berarti gue juga bisa berteman sama Lo pada."
"Ha-ha!" Mereka semua tertawa, 'dasar cewek bodoh.'
Bisma melepaskan rangkulan Sinta, lalu menatap handphone. Yang ternyata sudah ada beberapa pesan dari perempuan yang saat ini mempunyai status sama, menjadi mainan Bisma.
"Beb gue kekamar mandi dulu. Kamu sama mereka dulu." Bisma mengecup pipi Sinta sekilas, lalu segera pergi meninggalkan ruangan.
"Cie … cie." Mereka semua mulai meledak. Ini akan sangat menarik, mereka sudah sangat tidak sabar melihat bagaimana gadis itu menangis dan memohon-mohon kepada Bisma agar tidak jadi putus. Alasan klise kenapa mereka sangat ingin melihat itu, karena sebenarnya Sinta merupakan gadis yang cukup sombong. Dan selalu membuat onar kepada adik kelasnya. Bagi mereka dia sangat pantas untuk diberi sedikit peringatan.
***
Seminggu berlalu, berita duka dari Raya masih menjadi trending topik di sekolah. Sementara pihak keluarga Raya memilih menutup kasus anaknya, dia tidak ingin membuat penyelidikan lebih lanjut. Karena kondisi jasad anaknya saja sudah hancur, dia tidak ingin membuat sang anak semakin tidak tenang di alam sana.
Meski begitu, kedua orangtuanya sangat berharap bahwa ini murni kecelakaan. Dan tidak ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh anaknya ataupun orang lain.
Bisma menghampiri Maudi yang sedang membaca buku ditaman sekolah. Dia memberikan satu botol minuman kepada sahabatnya. "Hey, tumben banget selama seminggu ini Lo kaya ngilang gitu aja."
"Gue lagi suka di perpustakaan aja sih, Bis. Lagian lo juga tumben nyamperin gue. Emang si Sinta gak nyariin Lo," jawab Maudi tanpa menoleh sedikitpun ke arah Bisma.
"Gue sekarang udah bebas dari dia. Lagi nyari yang baru, yang lucu." Bisma senyum-senyum sendiri. Sementara Maudi hanya melirik Bisma sekilas lalu kembali membaca bukunya. Dia sudah tahu tentang kebiasaan sahabatnya yang suka berganti-ganti pasangan. Namun, dia tidak bisa melarangnya, juga Maudi sangat paham bagaimana Bisma dengan segala luka dimasa kecilnya.
"Eh, Lo lagi liatin apa sih? Dari tadi yang gue liat lo gak fokus baca buku," tanya Bisma yang memang dilihatnya Maudi sedang mencuri-curi pandang ke arah lain.
"Mmmm … perasaan Lo aja kali" Maudi kembali fokus kepada bacaannya.
"Gak asik, sama gue udah mulai ada rahasia. Gue aja paling terbuka sama Lo Di." Bisma mengambil buku yang dipegang Maudi. Ya, memang diantara mereka tidak ada satu rahasia pun. Maudi tahu semua perilaku Bisma sekarang. Tidak dengan teman-temannya yang lain.
"Gue lagi bingung aja, gimana cara minta nomor cewek."
Bisma menatap Maudi serius, setelah itu dia tertawa. "Ha-ha! Mau gue bantuin? Siapa sih cewek yang lagi Lo taksir. Gue kira … lo gak suka cewek."
"Gimana, ya. Gue takut kalau minta bantuan Lo. Takut Lo nikung gue."
Bisma tersenyum, mana mungkin dia akan tega melakukan hal itu kepada sahabatnya sendiri. "Tenang aja, gue gak bakal lah nikung Lo segala. Ayo, yang mana ceweknya?"
Maudi tersenyum, dia menunjuk ke arah kursi taman. Dimana disana ada seorang perempuan yang sedang membaca buku juga. Perempuan itu melihatnya lalu segera menunduk dan meminum minuman yang berada disampingnya. "Dia, namanya Melati."
"Ok. Lo tenang aja gue bakal cariin nomor perempuan itu buat Lo." Bisma bangkit menepuk pundak Maudi. Setelah itu dia pergi.
Sedetik kemudian, Bisma menoleh lagi kebelakang. Memperhatikan perempuan cantik nan lugu didepannya. 'Sorry Di, tapi gue udah lebih dulu ngincer dia,' batin Bisma lalu berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Dosa
Novela JuvenilTerlahir sebagai anak dari CEO yang kaya raya, tidak menjamin kehidupan Bisma bahagia. Dia justru memilih jalan lain untuk memperoleh kebahagiaan, seperti mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat terlarang, dan memainkan perasaan wanita. Hingga ... pada su...