Part ini akan menjelaskan kehidupan Alyssa sebelum hidup dengan masalah yang rumit. Author akan menjelaskan siapa Alyssa dan bagaimana perjalanan hidupnya.
Dia, Alyssa Widyanti. Berusia 18 tahun hidup di pinggir Kota Jakarta, dan baru saja menyelesaikan pendidikannya di SMA Budi Pekerti Jakarta. Memiliki seorang adik perempuan bernama Mariska, yang kini akan melanjutkan pendidikannya di SMA tersebut.
Ayahnya, Hadi Wijaya seorang pensiunan dini Pegawai Negri Sipil yang saat ini bekerja sebagai Tekhnisi Saluran Internet. Pendapatannya memang tak seberapa, namun cukup untuk membiayai pendidikan lanjut Alyssa sendiri.
Ibunya, Siti Kensari yang telah lama hilang pasca kerusuhan di Mall Graha Asia tahun 1999. Mereka berfikir bahwa Siti terjatuh dan tewas di tengah tengah kerusuhan yang sedang terjadi.
Kini mereka hanya bertiga, namun Alyssa merencanakan merantau pergi untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas luar kota. Sebab diluar sana, biaya nya cukup murah dan tidak terlalu banyak kegiatan ekstra seperti di Jakarta. Alyssa sendiri sudah mengumpulkan beberapa barang yang akan dibawa untuk merantau, persiapan dinilai cukup matang dari segi kesiapan barang dan uang.
"Pah, kalo misal mama masih dirumah, kayanya Alyssa gak terlalu kepikiran deh ninggalin papah sama Mariska berdua disini" kata Alyssa dengan menggenggam lengan Hadi di sofa.
"Papah udah dewasa sa, masa kamu masih takut papa kenapa kenapa hahahaha" sahut Hadi terpingkal, kekhawatiran Alyssa membuatnya terhibur saat itu.
"Tapi Alyssa juga ga yakin dapet sih, dari kemarin ketolak terus soal kampus. Besok pagi aku cek deh di websitenya" ucap Alyssa sambil berjalan menuju kamar tidurnya.Hari berikutnya
Pengumuman penerimaan mahasiswa baru telah dimulai, Alyssa, Mariska, bahkan Hadi pun duduk didepan layar komputer menunggu kabar baik tersebut.
"Kak lu kalo keterima, jadi beliin gue sepatu ventela kan?" tanya Mariska disampingnya persis.
"Mau gue lolos atau nggak pun, gue tetep beliin. Lu mau sekolah kan?" jawab Alyssa dengan rangkulan.
"Duitnya?" tanya Mariska sekali lagi.Alyssa mengeluarkan dompet yang diletakannya di dalam laci meja belajar, membuka dan memperlihatkan kepada Mariska yang penasaran akan isi dari dompet tersebut.
"Banyak ga?" tanya Alyssa sambil merogoh dompetnya dengan nominal yang cukup banyak.
"Hahahaha, boleh boleh. Makasih ya sister" jawab Mariska sambil memeluk Alyssa dengan godaan.
"Loh, ini gimana toh yo. Jadi gak dilihat? Papah nungguin ini gak diliatin" kata Hadi mengalihkan pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
#Justice For Alyssa
Mystery / ThrillerKata orang orang itu benar Jadi dewasa tidak semudah dan seindah yang dibayangkan Kadang apa yang kita ucapkan dan lakukan Harus dipertanggung jawabkan Tapi Mereka yang tinggi dan berkuasa Mengapa bisa berlindung? Nasibku, dan kenyataan Kini tertutu...