#Satu

11 2 0
                                    

"Halo?" itu adalah sapaan biasa dimana pagiku dimulai. Secangkir kopi dan toast hangat, lalu hujan di musim panas. Aku berharap aku tidak jatuh sakit dengan perubahan cuaca yang berganti tiba-tiba ini. Tapi langitnya cantik, ngomong-ngomong.

"Kau tidak lupa dengan jadwal pengiriman naskahmu, 'kan, Aurora?"

Aku terkekeh. "Nanti malam," kataku. Menyesap kopi dengan latte instan yang kudapat sebagai hadiah dari adikku sebagai oleh-olehnya hangout bersama teman-temannya. "Jangan khawatir."

Desahan napas datang dari sisi lain. "Jangan terlalu sering begadang, kami mengkhawatirkanmu. Kau tahu itu," terkadang, sikapnya memang agak menyebalkan, tapi dia editor yang paling pengertian yang kutahu.

Sekali lagi, "Jangan khawatir," kataku. Benar. Jangan khawatirkan aku. Karena aku benar baik-baik saja. "Aku selalu memastikan kondisiku dalam keadaan prima."

Aku menggigit rotiku, menikmati sensasi gurihnya lalu menyeruput kopiku yang manis. Rasa dari keduanya bercampur baik dalam mulutku. Sensasinya luar biasa.

"Nikmati waktumu," panggilan kemudian dimatikan.

Senyumku bertahan untuk waktu yang lama. Aku tau, aku baik-baik saja. Tapi kenapa terasa ada yang salah?

𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐘𝐨𝐮)𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang