0

1.7K 245 19
                                    





Hari ini, sekarang, saat ini juga. Terhitung sisa 5 detik sebelum kepala sekolah memulai pidato singkatnya diatas panggung dengan banyaknya para siswa kelas 3 berjumlah 100 orang dari 5 kelas yang berbeda. Dalam pidato tersebut juga akan diumumkan siapa-siapa saja yang akan memimpin kelompok per kelas.


Seluruh siswa terlihat tegang diluar, tetapi daripada itu sejujurnya merekalah yang paling menggebu-gebu. Hari ini masing-masing dari mereka menyiapkan senjata, entah buatan sendiri.. pisau, gergaji mesin, palu, kapak, dan lain-lain kecuali senjata api—benda itu dilarang dalam permainan ini.


Kepala sekolah kini tersenyum, menyeringai lebih tepatnya. Memperhatikan arloji ditangannya yang berdetak seakan bom waktu. Lalu saat jarum panjang itu berada tepat di angka 12, kepala sekolah Song segera memulai pidatonya.


"Saya tidak akan bertele-tele. Semua sudah tahu apa itu DEATHLESS, hanya akan ada 3 pemenang bergelar SAVIOR, ROYALE, dan LOSER." Kepala Song mengawali langsung pada poin-poin penting, mencengkram penyangga mikrofonnya erat.


"Kalian punya waktu selama 192 jam dan akan ada sebuah alat pendeteksi yang membacakan peringkat sementara kalian secara otomatis, gelar hanya akan diberikan pada 3 orang yang tersisa dalam permainan ini.  Seluruh akses keluar sekolah akan ditutup dengan pagar besi baja setebal 90 cm dengan tinggi 300 meter."


"Setiap membunuh satu orang, akan terhitung satu angka. Misi kalian adalah keluar sebagai pemenang. Peraturan permainan masih sama, yaitu; dilarang melukai guru, staf, dan panitia permainan ini."


"Berikut adalah nama ketua dari kelompok per kelas masing-masing; dengan inisial yang hanya diketahui oleh pemiliknya saja."

"Kelompok 1; Seagull, Kelompok 2; Victory, Kelompok 3; Lalice, Kelompok 4; Prince, Kelompok 5; Arboricola."

"Kalian bisa mencatat masing-masing atau terserah." Ucap pria itu menambahkan.

Kepala sekolah Song lalu menegakkan tubuh agar lebih tegap saat memandang lurus pada Pak Han dan Bu Seo selaku guru dari bidang olahraga yang siap meniup terompet yang memiliki bunyi bak sangkakala, penanda dimulainya permainan.


Kepala Sekolah Song makin menguatkan cengkraman pada mikrofonnya, rahangnya mengetat saat menyatakan waktu permainan ini dimulai.  "Sekarang pukul 8, saat bunyi tanda sudah bergaung, waktu 192 jam bagi kalian sudah dimulai."



Kemudian suara memekakkan telinga itu muncul. Barisan para siswa langsung berhamburan menuju kelas masing-masing. Mengambil senjata atau berdiskusi dan melakukan kerjasama dalam permainan hidup untuk mati ini.

Tetapi daripada itu, ada seorang siswa perempuan yang masih berdiri santai ditengah lapangan, ditengah siswa lain yang panik berlarian melakukan tujuan mereka masing-masing.

Siswa itu baru berbalik setelah lapangan mulai sepi, saat para guru sudah masuk dan bersembunyi disebuah ruangan khusus yang nantinya akan sambil menyaksikan permainan berdarah yang dilakukan murid-muridnya.

Timeshow!  









-•e-t-c•-

etcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang