0.2

1.1K 220 20
                                    

Suasana dikelas jadi lebih mencekam usai penuturan Jungkook barusan. Entah pemuda itu sengaja atau sekedar ingin menakuti yang lainnya. Tetapi, sekarang jelas karena ucapannya barusan semua orang jadi perlahan mulai mempertimbangkan untuk membunuh 5 orang tersebut secara diam-diam.

"Se-serius?" Taeri makin tak percaya, bibirnya yang ternganga ia tutup dengan telapak tangan.

"Aku tahu siapa Victory ini." Celetuk Jimin setelah lama mengamati. "Dikelas 3-2 ada siswa yang menjadi trainee disebuah agensi."

"Kim Taehyung?" Tebak Jaehyun sudah tak asingagi dengan trainee idol yang disebutkan Jimin.

Pemuda Park itu mengangguk. "Ya, Kim Taehyung."

"Oppa, apa maksudmu? Bagaimana bisa menebak dengan benar kalau dibalik nama Victory adalah Kim Taehyung?" Sahut Rose merasa takut mereka salah sasaran target penghajaran.

"Mudah saja." Jungkook yang menyahut, mendengus tipis dan memasang wajah serius. "Taehyung pernah melakukan live instagram dan memberitahu 2 pilihan nama debutnya. Antara menggunakan nama asli atau huruf. Taehyung memilih V yang merupakan huruf pertama dari sebuah kata yang berarti pemenang. Victory." 


Rose mengerjap salut, Taeri kehilangan kata-kata sementara Jaehyun dan Jimin berekpresi biasa saja karena mereka yang membantu memecahkan tentang pemilik nama kedua ini. Sialnya, ternyata Jungkook sudah tahu.

Jungkook mengambil pulpen lalu menulis target kedua yang identitas aslinya sudah terbongkar, kini tersisa 3 inisial dan mereka akan mencoba memecahkannya sekarang. Tidak perlu tergesa-gesa karena permainan ini bahkan baru dimulai.

1. Seagull
2. 2. Victory = Kim Taehyung
3. 3. Lalice
4. 4. Prince
5. 5. Arboricola

"Yang ketiga Lalice.. kedengaran mudah." Komentar Rose seraya membuka bungkus permen karet dan mengunyahnya.

"Ah, mungkinkah--" ucapan Taeri terhenti saat pengumuman pertama menggelegar, membuat seisi kelas mereka bungkam seketika, merinding serta takut.


ARBORICOLA has killed 19 people!



"Gila.." Rose meneguk ludah. "Dia mengerikan, oppa!" Lalu memeluk Jimin berharap agar seluruh tubuhnya berhenti gemetar ketakutan. "Aku takut sekali!"

Jimin mengusap rambut Rose, mendekap gadis itu erat. "Jangan takut, aku disini. Jangan menangis."


"Jadi, dia membunuh teman kelasnya sendiri lebih dulu dibanding menyusun rencana untuk kabur?" Jaehyun berbicara, menatap pada Jungkook yang menyeringai.

"Ini sudah dimulai rupanya, berhati-hatilah. Kita tidak tahu siapa dibalik inisial Arboricola itu."

"Menurutku dia pasti laki-laki!" Taeri merespon Jungkook cepat, mengangkat kedua tangannya seolah memamerkan otot. "Siswa laki-laki memiliki tenaga dan otot yang kuat."

"Hm, tapi kita masih tidak tahu. Kurasa kita tidak bisa menunggu sampai hari ke 7 dan membuat para umpan terbunuh. Dari 95 umpan kini tersisa 76. Kita harus bergerak cepat melenyapkan Kim Taehyung lebih dulu."


"Tapi.. uhm, bukankah lebih bagus kalau para ketua bersatu dan menyerang pelaksana permainan ini?" Taeri menyarankan, ada benarnya memang tetapi itu cukup sulit mengingat mereka tak mengenal baik satu sama lain, pasti akan sulit.


"Mustahil." Tekan Jungkook menegaskan, "Jika kau masih mau bergabung sebaiknya diam dan jangan merepotkan, kami tak punya waktu untuk mengurus satu orang tambahan."












-e•t•c-

etcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang