"Ada hubungan apa kamu sama pria tu?"Roseanne beserta Dean baru saja keluar dari area parkir, keduanya terlihat berjalan bersama menuju kelas masing-masing. Dan seperti yang dikira, Dean masih merasa terganggu atas interaksi Roseanne dengan Daniel saat tengah menunggunya diluar coffee shop.
"Hanya kenalan baru, dia yang sudah menolong ku beberapa waktu lalu"
"Kenalan? Menolong? Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian dibelakangku?"
Pertanyaan Dean terdengar seperti menyudutkan, dia dengan pikiran negatifnya selalu membuat Roseanne terus menerus merasa tertekan dengan sekian asumsi kekasihnya yang terkesan menyinggung itu. Tetapi meski begitu Roseanne sudah terbiasa dengan sikap dan sifat Dean yang sedikit kurang nyaman.
"Bisakah kamu berhenti memikirkan yang tidak-tidak padaku? Aku kecelakaan saat kamu sibuk dengan kegiatanmu kemarin" Roseanne sengaja berbohong diakhir.
"Kamu sendiri tidak berkabar jika kecelakaan, bagaimana aku bisa tau dia yang menolong mu"
"Aku selalu coba menghubungimu, ponselmu sendiri tidak aktif selama 3 hari kegiatanmu itu" Suara lembutnya terdengar kecewa. "Aku bahkan tidak bertanya kenapa ponselmu mati. Tapi sekarang kamu malah menuduhku yang tidak-tidak seperti ini"
Untuk kali ini Roseanne berani membalas perkataan Dean dengan tegas. Roseanne selama ini hanya diam, ia tidak pernah bisa mengatakan jelas ketika Dean melakukan kesalahan atas penyebab keduanya mengalami pertengkaran. Hubungan keduanya sudah berjalan selama satu tahun, dan tiap kali perdebatan terjadi, hanya Roseanne lah yang selalu berakhir mengalah walaupun seringkali Dean sebagai penyebab hubungannya renggang. Dan karena kesabaran Roseanne keduanya bertahan hingga saat ini.
"Kamu masih berkomunikasi dengannya setelah kecelakaan itu, kamu yakin hanya kenalan?" Dean masih tetap dengan sikapnya yang posesif.
Roseanne sudah dibuat tak habis pikir dengan logika yang Dean miliki. Pria itu bahkan sedikit pun tidak perduli dengan kecelakaan yang dialami Roseanne, sepatah kata pun tidak ada yang membuat Roseanne merasa diperhatikan dibanding perasaan cemburu yang melahap nalurinya sebagai manusia.
"Okay, aku salah disini karena tidak mengatakannya padamu lebih awal. Aku harap kita tidak bertengkar terus menerus karena hal ini" Roseanne akhirnya mengalah.
Dean mengangguki setuju, ia kembali berjalan mendahului Roseanne tanpa mau menunggunya untuk bersama. Sifat emosional Dean memang selalu bisa membuat Roseanne terkesan lemah, entah karena perasaan istimewanya terhadap Dean atau kelembutannya yang tak mampu bertahan dengan ego.
Roseanne sudah berada dalam hubungan yang tidak sehat selama ini, semua teman-temannya bahkan sering kali memperingati Roseanne agar berhenti berhubungan dengan Dean karena toxic relationships yang dialaminya sudah terkesan menyiksa. Tetapi walaupun begitu entah kenapa Roseanne lebih memilih bertahan dengan alasan masih menyayangi Dean.
"Bertengkar lagi?" Gyuri tiba-tiba muncul dari belakang sembari menenteng buku dilengannya. "Just stop"
Bisa dibilang Gyuri sudah amat sangat muak dengan keberadaan hubungan mereka dan melihat sikap Roseanne yang selalu diam mengalah. Ia memahami baik kondisi Roseanne ketika bersama Dean, mengetahui sikap Dean selama ini membuat Gyuri ikut merasa marah padanya.
"It's okay— Jam berapa kelas mu selesai?" Roseanne menaruh salah satu tangannya dipundak Gyuri. "Haruskah kita berkumpul?"
Gyuri mengerlingkan kedua bola matanya seraya menghela napas jengah. "Kelas ku mungkin berjalan dua jam ke depan, tunggu aku di Cafeteria. Dan panggil juga mereka" bermaksud kepada tiga temannya yang lain.
Mendengar perkataan yang diucap Gyuri barusan seketika membuat Roseanne seolah ragu untuk menyetuji sarannya. Dengan ekspresi perasaan yang sulit ditebak.
"Okay? Untuk kali ini habiskan waktu mu bersama kami" Gyuri masih belum menyadari perubahan ekspresi Roseanne. Ia pergi lebih dulu untuk menghadiri kelas yang sudah menanti, Gyuri sembari melambaikan tangannya tergesa.
Dibalik senyuman yang ditunjukkan, jauh dalam hati Roseanne, ia tengah mempertaruhkan perasaannya. Ia tiba-tiba teringat akan perkataan Daniel yang membuat tersadar bahwa dirinya memang bodoh karena tidak mampu berbuat apapun walaupun perasaannya selama ini sudah dibuat terluka. Roseanne seakan tenggelam dengan perasaan palsu, hingga tak sadar bahwa dirinya sendiri lah yang perlu dikasihani.
Kembali melangkahkan kaki melewati lorong menuju auditorium, tujuannya hari ini datang ke kampus adalah menghadiri seminar. Ia di undang secara langsung oleh dosen yang menjadi pembimbingnya beberapa waktu lalu. Roseanne ingin menyempatkan diri disela kesibukkannya di semester akhir, seolah mencari pencerahan setelah tiga hari kemarin terpaksa dijeda karena kejadian tak mengenakkan itu.
Entah karena keberanian atau caranya merefleksi diri, Roseanne mengabaikan traumanya untuk datang ke kampus lagi, bahkan secara tak sengaja ia menampakkan diri kembali kehadapan orang yang mengganggunya kemarin.
"Roseanne" ia berhenti, seseorang memanggilnya ketika hendak memasuki ruangan auditorium.
Daniel datang menghampirinya, "diundang juga?"
"Hai, ya aku diundang. Dan kamu?"
"Join" Seraya menunjukkan pamflet seminar yang dibawanya.
Roseanne tersenyum senang, akhirnya ia menemukan waktu untuk berbicara berdua bersama Daniel, tanpa direncanakan sebelumnya.
"Masuk?" Tangan Daniel seolah mempersilahkan ke arah pintu auditorium yang terbuka.
"Thank you" sembari mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan, mendapati orang-orang yang kini sudah memenuhi tempat. "Aku pikir ini berlaku untuk semua mahasiswa"
Daniel mengedikkan bahu, "kita saja beda fakultas"
"Oh yaa, kenapa kamu mengambil cuti waktu itu? Kamu senior ku seharusnya"
"Jenuh? Aku sempat pergi ke Boston menemani kakek"
Roseanne juga Daniel mencari kursi kosong untuk keduanya duduki. Tepat baris ke dua dari belakang.
"Disini?" Roseanne meminta persetujuan Daniel, dan diangguki olehnya. "Tapi apakah semudah itu mengambil cuti, kamu tidak mempertimbangkan waktu kedepannya? Karena aku pikir orang-orang ingin segera lulus"
"Untuk perihal waktu mungkin bisa aku kejar, dan buktinya sekarang"
"Aku tidak berpikir kamu pintar" candanya.
"That's my dad" pandangan Daniel mengarah pada sosok digambar yang bertuliskan President of University.
"Aku tidak percaya" acuhnya.
Tiba saatnya acara dimulai, dan terlihat orang-orang yang hadir kini terfokus kepada keberadaan seorang MC yang tengah membuka acara. Hingga tak disadari selang sepatah dua patah kata yang diutarakan MC, Roseanne tiba-tiba berkeringat dingin, pandangan matanya kabur meski dirinya sudah mencoba untuk fokus, sampai Daniel disampingnya merasa terusik karena gerak-gerik Roseanne yang sedikit mengganggu.
"Roseanne?? Hey? Ada apa denganmu?" Daniel segera memegang kedua tangan Roseanne, dan dilihatnya Roseanne yang tak lagi sadarkan diri.
•
•
•Nyongannn blinkeu monbebe🙌🏽😂
Btw gimana sampe part ini? Udah ada yang ngeh??
![](https://img.wattpad.com/cover/300267859-288-k878867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel baby | Rosé • I.M ✔️
FanfictionSeseorang yang muncul entah dari mana, dia datang memberikan kehidupan disaat ada diri yang hampir mati. "You're my angel baby.." By, rrb.