"Kau pasti bergurau," Alexander menatap sahabatnya Gery seolah-olah di leher pria itu baru tumbuh satu kepala lagi.
"Yang benar saja Alex, aku tak mungkin bergurau mengenai masalah penting seperti ini," jawab Gery yang sedari tadi berjalan tak tentu arah di ruangan Alex. Dalam hati dia tak habis pikir, bagaimana orang yang sudah dianggap seperti saudara kandungannya sendiri itu bisa menganggapnya bergurau mengenai hal penting seperti yang baru saja dijelaskannya.
"Coba pikirkan baik-baik dengan otakmu yang luar biasa cerdas itu, apa gunanya bagiku bergurau mengenai masa depanku sendiri," melihat sahabatnya yang terlihat begitu frustasi mau tak mau Alex mulai memutar otaknya demi memikirkan segala untung rugi yang didapatkan sahabatnya dari gurauan gila ini, sampai akhirnya tak ada kesimpulan lain selain permohonan gila yang tadi diajukan padanya adalah kenyataan senyata-nyatanya.
"Tidak, kau pasti sudah gila Gery. Bagaimana bisa kau memintaku melakukan hal seperti itu,"
"Oh ayolah Alex, jangan bertingkah seperti aku memintamu untuk berhenti meniduri pacar-pacar cantikmu,"
Alexander menggerang dalam duduknya, apa sahabatnya ini tidak menyadari jika dirinya menuruti permintaan gila itu berarti dia harus berhenti bermain-main dengan teman-teman wanitanya yang lain. "Permintaan yang baru saja kau ajukan sepertinya akan berimbas kearah sana Gery, lagi pula teman-teman wanitaku jauh lebih menyenangka di bandingkan dengan 'dia' yang baru saja kau tawarkan,"
"Keysa tidak seburuk itu Lex, dia cantik, cerdas, berpendidikan apa lagi yang kurang darinya?" Gery masih berusaha membujuk sahabatnya itu.
"... dan juga sepupu kekasihmu," Alexander menyeringai melihat ringisan yang muncul di wajah Gery. "Oh jangan lupa bagian pentingnya, selain cantik, cerdas, dan berpendidikan dia juga sedingin es dikutup utara dan hebatnya sekarang sahabatku sendiri memintaku untuk merayu sepupu kekasihnya, hanya karena kekasihnya itu tidak mau bertunangan jika sepupu kesayangannya belum mendapatkan pacar," dengan sinisnya, Alex mengulang permintaan konyol yang baru saja di ajukan sahabatnya.
***
Haii haiii...
saya datang lagi nih. Semoga kalian suka sama cerita baru ini ya. Masih banyak kekurangan di sana sini sih, makannya saya minta pendapat kalian, cerita ini mending di terusin apa saya stop sampe sini aja?
Di tunggu kritik dan sarannya yaa, karena kritik dan saran kalian sangat menentukan kelanjutan cerita ini.
*kisshug
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Lie
RomanceKata orang bahagia itu ketika kita mencintai orang yang juga mencintai kita. Tapi haruskah aku bahagia, ketika mencintai orang yang hanya berpura-pura mencintaiku. -Keysa