"PENELOPE!"
Sebuah teriakan kencang seorang lelaki menggema di seluruh ruangan. Setelah mendengar kabar kematian sang adik, tanpa berbasa-basi, Essien langsung berangkat ke kediaman ini menggunakan kuda, tanpa satupun pengawal.
Dia menggebrak pintu dengan sangat amat kencang. Matanya langsung tertuju pada jasad sang adik yang telah dimandikan dan telah dimasukkan kedalam peti.
Lagi dan lagi. Perlahan-lahan orang terdekatnya pun akan meninggalkan dirinya. Dari ayahnya yang tiada karena pembunuh bayaran, Rosalia yang telah menikah dan memiliki keluarga sendiri, Pierre yang bertahun-tahun menetap di akademi, dan kini ia harus kehilangan sosok penyemangat hidupnya, Penelope.
"T-tolong buka matamu... Penny-ku ini sedang bercanda ya? Haha, hentikan candaan ini sekarang oke?..."
"... Yang Mulia..."
Para kesatria dikediaman Alphaeus mencoba untuk menenangkan sepupu dari tuannya. Essien masih tetap kukuh membangunkan sang adik yang telah berpakaian serba putih.
Cukup ayahnya saja yang tiada, jangan adik-adiknya...!
Seakan Dewa mengabaikan permohonan umat-Nya, Ia mencabut nyawa Penelope yang sampai sekarang masih bersama Essien.
"Penny sayang.... Bangunlah, ya? Ini sama sekali tidak lucu."
"..."
"Penny, ini bukan saatnya bercanda..."
"....."
"KUMOHON BANGUNLAH!!!"
Ia menangis sejadi-jadinya, dia benar-benar tidak ingin kehilangan Penelope yang menjadi satu-satunya alasan dia tetap bertahan menjadi Marquess.
Kini dia benar-benar sendirian, di dunia yang kejam dan menakutkan ini. Siapa lagi yang harus menjadi sandaran hatinya yang telah lama retak?
"Kakak, tolong ikhlaskan kepergian adik anda."
"......"
Roger Alphaeus muncul secara tak terduga. Memang ini adalah kediamannya dan wajar jika melihat Roger, namun yang lebih bermasalah adalah...
Seorang bayi yang sedang tidur dengan nyenyak didalam dekapan Duke muda itu. Sejenak, Essien menatap kosong kearah kedua insan tersebut.
"Bayi itu..."
'... Mirip dengan Penny.'
Ia melanjutkan omongannya di dalam hati. Sebenarnya, dia membenci bayi itu. Dialah yang telah merebut nyawa adik bungsunya, yang telah ia cintai dan ia berikan apapun tanpa kekurangan.
"Hanya demi seorang bayi yang bahkan tidak dapat melakukan apapun... Kau lebih memilih menyerahkan nyawamu?"
"Kakak-"
Roger berusaha menghentikan kakak sepupunya yang mungkin akan mengamuk(?) Dia juga tidak dapat diam saja apabila Essien menghina keponakannya yang baru saja lahir di dunia ini.
"Bagaimana dengan diriku? Dengan Rosalia yang baru menikah dan baru saja diterima oleh keluarga barunya? Bagaimana dengan Pierre yang selalu menempel denganmu?"
"Kak, tolong berhentilah sejenak."
"Rosiella, dayang yang sangat kamu sayang, kucing bernama Ilona yang selalu kamu ceritakan padaku, Daniel yang telah bertahun-tahun mengawal mu? Apa itu semua tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan bayi itu?"
Suasana di kediaman ini sangat suram. Seluruh pelayan di mansion ini sedang berduka, ditambah dengan Essien yang nampak akan meledak jika dibiarkan sedikit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not the Antagonist [WMMAP]
FanfictionDia tertidur saat bekerja lembur pada hari itu, dan secara tiba-tiba terbangun ditempat asing yang tak ia kenal. Penelope Judith, seorang gadis kecil yang akan meninggalkan ayah dari pemeran utama wanita, Claude. Kenyataannya, mereka telah dijodohka...