0'21 - SuA

207K 11.7K 555
                                    

WAJIB FOLLOW SERTA VOTE DAN COMMENT GUYS!




Untuk mengganti kegagalan perayaan sekolah kemarin, para guru membuat acara ringan disekolah. Yaitu mengadakan beberapa permainan untuk siswa. Guru-guru menyiapkan permainan zaman dulu seperti lompat tali, permainan lempar bola, kelereng, balap karung dan masih ada beberapa lagi.

Setiap kelas akan digabung menjadi satu kelompok, dan kelas Sabila mendapat kesempatan untuk bergabung dengan kelas 12 MIPA A1. Kelas unggul yang berisi Asher cs dan teman-temannya yang lain. Kedua kubu berkumpul ditengah lapangan.

"Permainan kali ini adalah lempar bola, kelompok yang menang akan menguasai bola." Jelas panitia. "Aturan mainan, yang menang harus membidik salah satu orang dari musuh, lempar bola sampai mengenai tubuh orang itu, kalo bola meleset dan terlepas kalian harus merebut bola tersebut. Minusnya, jangan bawa lari bola. Contoh kak, semisal kak Alex yang pegang bola terus mau lempar ke musuh harus tetap ditempat jangan bawa lari bola, kalo melanggar akan kalah dan bola dalam kuasa musuh." Kedua kelas itu mengangguk mengerti.

Alex merenggangkan otot-ototnya seperti preman pasar, membuat gelak tawa semua yang menonton dipinggir lapangan.

"Sebelum itu hompipa ya kak, yang terbanyak berarti kelompok yang menang." Ucap panitia.

Kedua kelas itu berkerumun menjadi satu ditengah lapangan. Cia rasanya ingin menonjok wajah Jordan yang sangat tengil, "Semoga kita gak satu kelompok biar bisa timpuk kamu." Ucap Jordan sambil tertawa.

"Ge'er! Siapa juga yang mau satu tim." Balas Cia sewot.

Tangan mereka bertumpuk. Sabila menaruh tangannya dibawah sekali, Asher pemuda itu yang dari tadi memandang Sabila lantas melirik gerak tangan gadis itu. Ia menukar tempat tangannya dan turun, ia melihat tangan Sabila yang bergerak. Ditumpukkan tangan itu, Asher mencari tangan Sabila yang mungil, saat dapat spontan pemuda itu tarik hingga Sabila terkejut dan sedikit maju kedepan.

Sabila melototi Asher karena terkejut, ia sempat mencubit tangan pemuda itu.

Bagas dan Alex yang melihat itu tersenyum geli dan saling pandang. "Sempet-sempetnya anjir!" Celetuk Alex.

Asher hanya diam, tangannya senantiasa memegang tangan Sabila. Wajah pemuda itu datar beda dengan tangannya yang nakal sibuk mengelus tangan Sabila. "Hompipa ala iyu gambreng!" Kata mereka semua.

Semuanya menatap tangan masing-masing, yang terbanyak menarik tangan mereka. Asher, Alex, dan Jordan mundur. "Untuk tim terbanyak tinggal 17 orang lagi, karena kelas 12 MIPA A1 dan 10 MIPA A3 berjumlah 36 siswa, masuk semua lengkap tidak ada yang kurang."

Beberapa teman Sabila ikut bergabung bersama rombongan Asher menuju pinggir lapangan. Mereka kembali mencari tim, hingga semua tim cukup anggota baru lah game dimulai.

Sabila melihat Cia yang sudah siap-siap ingin berlari ketika melihat Alex mengendalikan bola kasti ditangan pemuda itu. Sabila ketar-ketir sendiri, tim musuh ada yang mendekatinya dan gadis itu cepat-cepat menjauh.

"DEK NANTI LARI YANG KENCENG!" Teriakan itu berasal dari Lara.

Sabila mengangguk, ia berlari ketika bola sudah terlempar kesana kesini. Asher dengan santai menerima lemparan bola dari adik kelasnya yang menjadi timnya itu, ia berdiri menatap keseliling mencari sasaran empuk.

Sabila untuk Asher [UPDATE REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang