"Semuanya setuju, 'kan? Kalian bertiga tidak keberatan dengan ideku ini, 'kan?"
Naruto menatap penuh harap pada teman-temannya. Ia baru saja menjelaskan ide yang menurutnya sangat cemerlang itu.
Ino dan Hinata kompak menggeleng, "Aku tidak keberatan."
"Aku sih tidak masalah. Tapi, dibanding Neji dan Shikamaru, kenapa kau malah membawa adikku dalam rencanamu itu?" Temari bertanya seraya berkacak pinggang.
Shikamaru mengangguk, "Temari benar. Kenapa kau sangkut pautkan Gaara dalam hal ini? Kenapa tidak Lee?"
"Kalau Lee, yang ada dia akan beneran mendekati Sakura nantinya," balas Naruto. "Sejujurnya aku juga tidak tahu mengapa memilih Gaara. Aku berpikir, Sasuke akan biasa aja jika kalian berdua yang mencoba mendekati Sakura. Kalau Gaara ... entah mengapa aku merasa pasti Sasuke pasti akan marah."
"Rencanamu pada Sakura dan Gaara itu ... sungguh bukan main, Naruto. Aku tidak bisa membayangkan," ujar Neji.
Naruto tercengir, "Justru itu! Rencana untuk Sakura dan Gaara kita lakukan terakhir karena aku yakin dua rencana sebelumnya pasti bukan apa-apa. Tidak akan berpengaruh banyak pada Sasuke."
"Bagus juga rencanamu," sahut Shikamaru. "Pertama dari Sai, lalu kau, terakhir Gaara. Rencananya pun seperti naik tingkat. Tapi, jika sampai di Gaara pun tetap tidak berhasil, bagaimana?"
"Aku belum memikirkan sampai sana, Shikamaru. Kita coba saja lakukan yang ini dulu," balas Naruto.
"Lalu, kita-kita yang tidak termasuk dalam rencana harus membantu apa?" Tenten buka suara. Ia mau membantu tetapi tidak ada tugas untuknya.
"Hm ... kalian bantu pancing Sasuke untuk muncul dan seolah tanpa sengaja bertemu dengan kami saat bersama Sakura saja bagaimana?" Naruto balik bertanya.
Semuanya mengangguk, "Baik, setuju."
"Baiklah! Kita langsung mulai saja. Kebetulan, target kita sedang berada di desa. Ino, apakah kau tahu jadwal Sakura? Apakah dia senggang hari ini?"
🎀🎀🎀
"Oi, Sasuke!"
Sang pemilik nama sontak menoleh begitu teriakan menggelegar khas seseorang yang sudah sangat ia hafal.
"Bisakah kau kecilkan sedikit suaramu? Berisik," Sasuke mendengkus.
Naruto tercengir lebar, sudah biasa dengan ucapan pedas Sasuke. "Aku sedang bersemangat hari ini. Kau mau ke mana, Sasuke?"
"Pulang."
"Aku ingin ke rumah sakit. Menjenguk Hanabi sekalian bertemu Sakura. Kau mau ikut?" Naruto menawarkan.
Pria kuning itu tidak bohong. Hanabi—adiknya Hinata memang sedang sakit. Dirinya juga baru teringat saat Ino menjawab jika Sakura ada jadwal kunjungan pasien dan Hinata menambahkan jika salah satu pasien yang mungkin Sakura kunjungi adalah adiknya.
Sasuke melirik Naruto sekilas. "Untuk apa kau bertemu dengan Sakura?"
"Ingin tanya mengenai kondisi Hanabi tentunya dan ingin kuajak makan ramen bersama," jawab Naruto.
"Jangan kau ajak orang lain, terlebih Sakura dalam pola hidup tidak sehatmu itu, Naruto," balas Sasuke.
Naruto mulai tertarik. Sepertinya umpan topik yang ia lempar berhasil memancing Sasuke. "Jangan tuduh hidupku tidak sehat hanya karena aku suka makan ramen, Sasuke! Bilang saja jika kau cemburu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jealousy | Sasusaku
Fanfiction❝Bersatu kita teguh, bercerai itu tidak akan pernah terjadi!❞ Sebagai seorang sahabat, Naruto dan Ino begitu frustasi melihat kemajuan hubungan Sasuke dan Sakura yang lambat. Sasuke dengan segala tingkah cueknya dan Sakura dengan kepasrahannya. Seba...