prolog

251 37 2
                                    

"Di mana Ino? Dia yang mengajak bertemu tapi dia juga yang terlambat."

Shikamaru mengeluh. Pria itu menopang kepalanya dengan telapak tangan. Mulai bosan menunggu Ino yang sudah terlambat sepuluh menit.

"Panjang umur. Itu Ino," ujar Tenten.

Gadis berambut pirang panjang itu datang dengan ekspresi galaknya. Sontak saja membuat tujuh manusia sudah menunggunya itu memberikan reaksi yang berbeda-beda. Sebagian bingung dan penasaran dengan alasan garangnya muka Ino dan sisanya mewanti-wanti jikalau Ino akan mengamuk.

"Ada apa dengan ekspresimu?" tanya Sai begitu sang kekasih duduk di sampingnya.

Ino mendengkus, "Aku baru saja bertemu dengan orang yang ingin kubicarakan pada kalian di jalan tadi."

"Nah! Ino, aku sudah sangat penasaran. Kau mengumpulkan kami ke mari untuk membahas apa?" tanya Naruto. "Kenapa Sasuke dan Sakura tidak aku ajak?"

"Karena merekalah yang ingin kubicarakan! Tidak, lebih tepatnya si pria Uchiha satu itu," balas Ino.

"Uchiha memang sisa satu, Ino," balas Shikamaru santai. Tidak takut meski emosi Ino tengah menggebu-gebu sekarang.

Temari menghela napas lalu mencubit pinggang kekasihnya itu sampai Shikamaru meringis. "Kau diamlah, Shikamaru. Lanjutkan, Ino. Apa yang ingin kau bahas tentang mereka?"

"Begini. Aku sungguh tak habis pikir dengan Sasuke. Tidakkah dia bisa sedikit lebih ekspresif? Aku gemas sekali setiap melihat wajahnya, ingin kucakar. Betapa sedih campur kesalnya aku setiap Sakura bercerita tentang Sasuke yang datar itu. Bagaimana, Naruto?" Ino melempar tatapannya pada pria kuning itu.

"Ah, Sasuke memang seperti itu," balas Naruto. "Aku saja yang sudah terbiasa melihatnya begitu sejak kecil, tetap saja sering merasa kesal karena aku tahu benar perjuangan Sakura selama ini."

"Oke baik. Jadi maksudmu mengajak kami berkumpul adalah untuk?" kali ini Neji yang melempar tanya.

Ino menepuk keningnya, "Ah iya aku sampai lupa. Aku ingin membantu Sakura agar hubungannya sedikit lebih mulus. Aku ingin menyadarkan Sasuke jika dia terus seperti itu, dia bisa kehilangan Sakura. Nah, aku ingin meminta bantuan kalian. Ayo kita temui Tuan Hokage."

"Kenapa harus menemui Guru Kakashi?" Naruto memiringkan kepalanya.

"Karena dia guru kalian, jadi kita perlu meminta saran darinya sebagai sosok guru yang memahami hubungan kedua muridnya," balas Ino.

🎀🎀🎀

Kakasih sedikit terkejut ketika rombongan mantan anak muridnya datang memenuhi ruangan kerjanya.

"Ada keperluan apa sampai kalian beramai-ramai datang ke sini?" pria bermasker itu menaikkan satu alisnya.

"Jadi begini, Guru Kakashi," Naruto angkat bicara. "Guru tahu, 'kan, bagaimana hubungan Sasuke dan Sakura? Nah, kami ingin membantu memperlancar hubungan mereka. Apakah guru punya saran?"

"Dibandingkan saran, lebih tepatnya aku punya misi untuk kalian," balas Kakashi.

Sai mengernyit, "Misi? Kenapa kami jadi mendapat misi?"

"Misi tingkat tinggi. Membuat Uchiha Sasuke cemburu dan menjadi posesif pada Sakura. Kalian sanggup?"

Sontak saja delapan remaja itu bergerak untuk menolehkan kepala, saling tatap satu sama lain dan berakhir kembali menatap lurus pada Kakashi.

"Itu saran dariku sebagai guru sekaligus misi dariku sebagai hokage. Bagaimana? Kalian mau tidak?" Kakashi bertanya lagi, ingin memastikan.

"Tentu saja!" Naruto dan Ino menyahut antusias. Yang lain? Hanya mengangguk setuju sebagai jawaban.

.
.
.
.
.

Hai! Oke, Shels tahu ada Trinity yang harusnya Shels update tapi lagi-lagi Shels malah bikin cerita baru🤣

Mendadak Shels kepikiran ide ini, jadi Shels mau tulis soalnya bakal lucu aja gitu kalau direalisasiin. Tenang, cerita ini pendek aja kok, rencananya. Gak tahu kalau Shels ketagihan dan jadi dipanjangin xixixi.

Jealousy | SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang