Katsuki sedang berjalan santai menyusuri kampus, untuk mengenali lingkungan baru tersebut. Karena Katsuki adalah mahasiswa baru di sana.
Melihat para manusia berlalu lalang, sibuk dengan urusan masing-masing. Tiba-tiba ada aroma manis dan segar yang samar menyeruak ke penciumannya.
Katsuki pun tersenyum miring dan netranya mencari-cari sang pemilik aroma yang mana adalah matenya di sekitarnya. Netranya berlari kesana kemari namun ia tak kunjung melihat matenya itu. Ia pun memutuskan untuk mengikuti aromanya.
Pria bersurai ash blonde itu berjalan hingga sampai menuju taman kecil tersembunyi di pojok belakang kampus. Ia baru tahu kalau ada taman di pojok kampus, yang mana orang-orang yang melewati depan ini mungkin hanya berpikir kalau tempat ini hanyalah tempat berakhirnya barang yang terbengkalai.
Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras, giginya menggeretak. Menatap tajam pemandangan di depannya itu. Melihat matenya dipeluk oleh pria lain.
'siapa pria sialan itu?! Berani-beraninya menyentuh milikku!'
Katsuki sangat ingin sekali membunuh pria yang sedang memeluk matenya itu sekarang. Namun ia tidak melakukannya, karena tiba-tiba saja Shoto me-mindlinkNya.
Ia pun beranjak dari tempatnya, selain karena Shoto me-mindlinkNya juga karena ia sudah tidak tahan dengan pemandangan dihadapannya.
****
°
°
°
°
°Kening Denki berkerut, melihat Yuki yang sedang bersandar di bangku taman menatap kosong ke depannya.
Denki menghampiri Yuki dan duduk di sebelahnya.
"DOR!!!" teriak Denki sambil memegangi kedua bahu Yuki.
Yuki yang sama sekali tidak terkejut itu menatap malas Denki.
"Woaw aku kaget" ucap Yuki datar, memutar bola matanya malas.
Denki yang mendengar itu pun tertawa. Sudah lama sekali dia tidak berduduk santai bersama tanpa memandang status jabatan di kerajaan.
Yuki memandang lurus pohon di depannya, tatapan yang biasanya sangat tajam kini sedikit menyendu. Tidak begitu terlihat, tetapi jika diperhatikan terlihatlah bahwa tatapannya sendu.
"Kau bisa mencium aromaku?" Tanya Yuki tiba-tiba.
Denki yang sedang menatap langit sambil tersenyum itu mengernyitkan dahinya. Ia menatap wanita di sampingnya dengan alis kanan yang terangkat. "Hah? Maksudmu?"
Yuki mendengarnya, tetapi dia tetap diam tidak berniat menjawab.
"Aku tidak bisa mencium aromamu sama sekali. Ada apa?" Lanjut Denki.
"Ada yang mengetahui aku adalah vampire, dan dia bisa mencium aromaku." Denki yang mendengar itu pun terkejut bukan main. Bagaimana bisa ratunya yang sangat hebat dan ahli dalam menyembunyikan diri bisa terbongkar identitasnya. Bahkan dalam jarak tidak sampai 1 centi pun dia tidak dapat mencium aromanya.
Dalam keterkejutannya Denki mengingat sesuatu "Apa kau?...."
"I remember my parents. The day they were killed " Suaranya datar.
Tatapan syok Denki kini berubah menjadi sendu. Pria bersurai Yellow dengan sedikit hitam di rambutnya menarik Yuki mendekat dengan dirinya, mendekapnya. Yuki yang diperlakukan seperti itu pun hanya diam tidak menolak sama sekali perlakuan Denki.
"Aku ingin kau beristirahat sejenak."
"Seorang Ratu tidak mengenal kata istirahat."
Denki menghela napas berat. " Kau sudah seperti adik bagiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I Trust U?
FanficSeorang wanita terduduk di lantai ruangan kosong dan gelap dengan tangan yang terikat ke atas dan luka lebam di sekujur tubuhnya. Wanita itu menatap lemah pria di depannya, "Untuk apa kau kesini?!" Ucap Wanita itu ketus. "Aku akan menyelamatkanmu."...