; 02

23 7 2
                                    

.

.

.

Renjun yang memutuskan hanya meminum susu hangat karena mual sungguh menguasai dirinya pagi ini sudah 3 kali ia berusaha mengeluarkan makanan yang sudah ia konsumsi tapi nihil hanya cairan bening yang terus keluar.

Melirik malas ponsel yang terus berbunyi notifikasi pesan masuk membuat Renjun semakin pusing, mungkin setelah putusan akhir sidang di beritahu ia akan mengajukan izin istirahat. Sungguh merepotkan kehamilan ini batinya.

Menyesap pelan susu yang hampir kandas sambil memperhatikan manusia yang mondar-mandir sibuk dengan kesibukan masing-masing sampai matanya menangkap keberadaan Jaemin dan Ibunya di depan sana. Renjun tidak peduli.

Ia dan Jaemin hanya sebatas hubungan malam yang berakhir dari sebuah pesta biasa bahkan ia jelas tidak mau lebih jauh mengenal pria bernama Na Jaemin itu meskipun Renjun yakini bahwa ia adalah ayah dari cabang bayi yang sedang tidur nyenyak di dalam rahimnya.

Dan menurutnya Jaemin tidak perlu bertanggung jawab akan kehamilannya ia bisa membesarkan bayi ini sendiri bahkan mungkin nanti akan digugurkan saja adalah jalan lebih baik untuk kelangsungan hidupnya.

Renjun menelungkupkan wajahnya dilipatan tangannya memejamkan mata sebentar mungkin tidak masalah batinnya.

"Permisi pengacara Huang" suara dan ketukan pada meja yang dia tempati terdengar, Renjun dengan malas mendongkak.

"Iya?"

"Ini ada kopi panas dari mas yang di sana" Renjun melihat wanita membawa secangkir kopi.

Renjun melihat tempat yang ditujuk wanita itu, kosong tidak ada siapa-siapa.

"Ehh tadi beneran ada disana" seru wanita tadi seolah ia meyakinkan Renjun.

Renjun menghela nafas pelan.

"Terima kasih taruh saja di meja" wanita itu pun segera menaruh secangkir kopi tersebut dan langsung berlalu meninggalkan Renjun karena ia paham sudah menggangu waktu istrahat pengacara tersebut.

Berbeda dengan Jaemin yang memperhatikan Renjun dari jauh ia merasa ada yang aneh dengan dirinya. Suara seorang wanita memecahkan pemikiran Jaemin seketika.

"Jaemin, bagaimana kalau sidang putusan akan sangat merugikan ku?" keluh sosok wanita yang telah rela merawatnya dari kecil itu.

Jaemin hanya terdiam enggan menjawab pertanyaan yang terlontar, ia baru saja melihat biodata Renjun dari internet bahwa Renjun sudah memenangkan banyak kasus yang lebih susah dan rumit dari kasus ini dan sudah dipastikan kasus ini dimenangkan oleh pengacara cerdas itu.

Jaemin melirik jam tangannya, "Aku harus pergi bekerja, sidang ibu akan berlangsung setengah jam lagi" wanita itu menatap sosok anak yang sudah dibesarkannya itu.

"Lakukan sesuka mu tapi bukan lebih baik kalau menunggu hingga sidang putusan ku di tetapkan?" Jaemin menghela nafas pelan, baiklah ia akan menunggu hingga sidang putusan di tentukan.

Renjun dengan lesu membelah keramaian pengadilan siang ini menuju ruangan putusan untuk kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Duduk kembali dengan anggun di tempat yang seharusnya yang sudah terlebih dahulu terdapat Hyunjin.

"Baik sidang putusan akan segera dimulai, untuk Pengacara Huang tolong berikan semua berkas susulan" Renjun berdiri memberikan berkas susulan yang sudah dia kerjakan semalam.

Renjun melirik ponselnya yang terus berketar, "Astaga" gumam pelan Renjun dan segera mematikan ponselnya.

"Sepertinya ada hal penting" Renjun menoleh menggelengkan kepala kepada Hyunjin.

"Tidak tuan hanya telpon biasa"

Hakim memasuki ruang sidang, semua berdiri. Menunggu putusan apa yang akan ditetapkan oleh Hakim.

"Pada hari ini dinyatakan tersangkat Nyonya Park Sooyoung bersalah akan melakukan penggelapan dana atas nama Perusahaan Fashion HH berdasarkan hukum yang berlaku dan pasal yang terkait di putuskan penjara minimal 3 tahun dengan denda" ketukan palu terdengar begitu nyaring putusan telah di tentukan.

Tepuk tangan Hyunjin terdengar senyuman Renjun terlihat, seketika Hyunjin memeluk erat tubuh Renjun memberikan tepukan dipunggung pengacaranya itu.

"Terima kasih Renjun" Renjun kaget dan membalas pelukan dari Hyunjin.

"Dengan senang hati membantu mu Hyunjin" pelukan dilepaskan diacak rambut Renjun.

"Datanglah bersama Haechan nanti malam ke restoran biasa akan ku traktir"

Renjun tersenyum, "Akan ku usahakan"

Hyunjin mengangguk dan pamit terlebih dahulu karena ada pekerjaan yang harus ia kerjakan Renjun yang harus mengurus beberapa berkas untuk kasus ini harus tertahan lebih lama.

Renjun melihat lawannya berlalu bersama polisi dengan diam Renjun kembali membereskan barangnya.

"Terima kasih telah membuatnya masuk ke penjara" Renjun menoleh melihat sosok Jaemin berdiri di depan mejanya.

"Sudah tugas seorang pengacara memenangkan kasus di ruang sidang" dengan dingin Renjun menjawab.

Sungguh ia sangat ingin lari dari sini takut kalau nanti mereka akan semakin terikat dalam hubungan yang tentu tidak diinginkan oleh Renjun.

"Bisa kita bicara sebentar" tanya Jaemin, gerakan Renjun terhenti menatap Jaemin sekilas.

"Sepertinya tidak" Renjun langsung berlalu meninggalkan Jaemin di ruangan sidang dengan berbagai pertanyaan.


.

.

.

selamat membaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSE || JAEMREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang