1. BINTANG JATUH?

273 18 2
                                    

"Krisis kehidupan yang selalu menimpaku, Kim Sarang ialah bosan, andai saja para pacarku nyata mungkin hidup ku tak se membosankan ini~" mendengar celotehan Sarang, membuat Jiso bergidik geli, "ya! kau bicara apa? itu terlalu baku ah lihatlah bulu kaki ku merinding" Sarang mendengus kesal.

"Aku pulang, sampai jumpa" hari mulai gelap bagaimana jika ia kena ceramah ibu nya lagi jika pulang lama, "kau kebiasaan ya! aigo siapa yang tahan berteman dengan anak itu selain aku?" jiso pun meninggalkan taman.

Baru mengijnjak kaki di rumah, seperti dugaannya semua orang pasti sibuk di kamar masing-masing, cewek itu kembali menyalakan ponselnya mencari aplikasi yang selalu menemaninya di kala bosan mau pun tidak, apa lagi jika bukan webt*on, "andai kau nyata gim, gimana kira-kira muka mereka kalau nyata ya? ah gini nih nasib rakyat jelata ga mampu beli koin~" sarang mengutuk dirinya yang masih jadi pengangguran hingga kini.

~ ~ ~

"Wang Ochun maaf dulu aku membenci mu, aish! kenapa flashback nya selalu sedih begini? kan aku jadi merasa bersalah, tenang lah disana ochun.." tak ada rasa bosan membaca ulang setiap eps nya, yang paling gadis ini sesali saat ia begitu membenci karakter Ochun yang ternyata punya masalalu yang menyedihkan, Sarang membuka jendela kamar nya membuat angin malam masuk, "bintang jatuh? sebenarnya aku tau kalau aku bodoh tapi tak ku sangka akan mengatakan ini, aku harap saat bangun besok Gimyung, Vasco dan Seongeun ada di kamar ku..." walaupun tau hal itu mustahil cewek itu tetap meminta hal yang sama.

setelah mengharapkan itu cewek itu kembali menutup jendela mematikan lampu dan terlelap dalam tidurnya.

~ ~ ~

tangan seseorang memainkan pipi berisi nya, "AH! kim taehyun hentikan sial!" masih dengan mata tertutup ia sudah meyakini siapa lagi yang suka mengganggu tidur nya selain taehyun adik nya, suara berisik terus mengganggu nya hingga mau tak mau ia harus terbangun, "hm? vasco? gimyung? kenapa kalian di kamar ku.. oh ini mimpi ya aku lupa, ah aku mau pipis bagaimana ini, jika dalam mimpi aku harus terbangun... ah!" gadis itu berlarian menuju toilet langkah nya terhenti saat menabrak tubuh seseorang, "seo? kenapa kau di dapur ku? wah mimpi aneh macam apa ini?"

"kau siapa?" tanya seongeun sementara sarang masih sibuk melamun, "aneh, kenapa ini terasa nyata ya?" sarang menampar pipi nya keras, ia mengusap pipinya yang terasa panas menjalar, "mwo.. kau! ke-kenapa bisa?!" jika dimimpi tentu ia tak akan merasakan sakit saat menampar dirinya tapi ini sangat sakit.

"Sarang jangan berisik pagi-pagi!!" teriak ibu nya dari kamar, "ah apa ini ikut aku!" sarang menarik tangan seongeun menuju kamarnya yang disana gimyung duduk dengan manis sementara vasco yang sibuk melihat semua barang-barang milik nya.

"kau siapa? kenapa kami bisa disini?" tanya gimyung memecah keheningan, gadis itu masih mencerna semuanya, apalagi melihat seongeun dengan badan kekar nya yang mengerikan ditambah tato yaang menutupi tubuhnya, "apa? bagaimana mungkin ini bisa? jangan keluar dari sini aku mau pipis..." dengan segera ia menutup pintu dan berlalu ke toilet.

"apa ini? bagaimana mungkin ini nyata? apa aku gila? bagaimana mereka bisa di sini? aish!" dengan buru-buru ia kembali ke kamarnya, "kalian nyata?" mendengar itu ke tiga cowok itu ikut terlihat bingung, "dengar, aku punya pertanyaan yang sama dengan kalian, apa kalian keluar dari handphone ku?"

tak ada jawaban mereka semua pun bingung, sarang seketika mengingat kejadian semalam, bagaimana mungkin harapan nya benar-benar terkabul? andai tau begini dia akan meminta banyak uang, tak lama ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.

tok tok tok

keringat dingin membasahi gadis ini, "kau kenapa tadi?" tanya sang ibu, "kenapa kau? buka pintunya" sarang menahan nya, apa yang ibunya pikirkan jika ada 3 pria di kamarnya? "jangan masuk eomma, aku sedang tak pakai baju hehe, tadi.. itu aku mimpi berjalan jadi.."

Hana menatap putrinya penuh bingung, "kenapa kau bersikap aneh? ya sudah ibu mau ke pasar, appa mu masih tidur, masak sesuatu jika ia bangun saat ibu masih di pasar, biarkan adik mu tidur ini kan hari minggu, sudah ya" setelah itu ia menutup pintu nya kembali, "hey apa kalian punya uang?" tanya sarang.

"kalian tak mungkin tinggal di sini bisa gawat, kan di komik kalian kaya raya, pasti ada uang kan? seo seongeun?" seo menatap cewek itu datar, ia merogoh saku nya, melihat dari ekspresi nya saja sarang sudah suram, "dompet ku tak ada, dari tadi anak ini bicara tak formal berapa umur mu?" seongeun mendekati sarang yang tertunduk, "19.."

"oh sama, lalu sekarang apa?" sarang terlihat berfikir lama, "aku mana punya uang sewa apart untuk mereka.. oh paman byunchol pasti mau membantu ku, dia kan menyewakan rumah, ku harap dia bisa membantu ku" batin sarang, "pertama kalian harus keluar dulu dari sini, ikut aku"

sarang mengintip sekitar berharap appa dan adiknya belum bangun setelah dirasa aman ia memberi kode agar vaseogim keluar perlahan namun semua tak berjalan lancar, "sarang aa kenapa seperti maling begitu?" mendengar suara appa nya, seketika 3 orang itu kembali mundur, "appa? ke-kenapa? ah maksud ku appa mau makan? sebelum kerja?" eunseok menatap putrinya bingung.

"appa langsung berangkat saja, kau baik-baik saja kan nak?" sarang mengangguk cepat, "ya sudah appa pergi, nanti mau ayam goreng saat appa pulang?" sarang kembali mengangguk pertanda iya, setelah itu eunseok pergi meninggalkan rumah, "hey ayo keluar."

"apa harus seperti maling begini?" tanya gimyung berbisik, "aku seperti orang bodoh rasanya, kau mau membawa kami ke mana?" tanya seongeun kesal, "hey jangan kasar pada wanita" ujar vasco, "pertama aku harus cari rumah untuk kalian jadi jangan banyak tanya" pagi minggu masih sepi tentu nya apa lagi di daerah rumah sarang yang memang sepi.

"tunggu disini jangan kemana-mana," sarang menghampiri paman byunchol yang sedang membaca koran seperti biasanya, "ada berita apa hari ini paman?" mendengar itu byuncol menatap sang pemilik suara, "oh sarang? aigo! siapa 3 orang di belakang mu itu.." tanya byunchol takut, sarang mengusap wajahnya kasar, "mereka mana mungkin mendengarkan ku, paman apa ada rumah yang kosong? maksud ku aku mau sewa untuk beberapa saat.."

"ada, t-tapi kenapa kau mau?" tanya paman masih was was karna melihat seongeun yang menatap nya tajam, "paman aku sewa dulu dan ini uang mukanya, aku tau ini kurang tapi hanya ini tabungan yang ku punya, tolong aku paman mereka teman-teman ku yang tak punya tempat tinggal.." ujar ku dengan wajah memelas, sementara byunchol masih melihat 3 orang di belakang ku.

"seo seongeun jangan melihat paman ini begitu, paman tolong aku.." setelah itu paman byunchol mengiyakan nya, "paman masih punya banyak pertanyaan untuk mu, ini kuncinya uang ini paman terima dan bayar sisanya saat kau ada uang" mendengar itu sarang tersenyum senang ia menerima kunci itu, "gomawo paman! aku akan jelaskan nanti, kalian ayo ikut aku."

2 DIFFERENT WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang