3

111 14 40
                                    

Clek!

Bunyi pintu kamar terbuka. Namja berparas rupawan selaku pemilik kamar bernuansa serba putih itu melenggang masuk. Tidak lupa ia menutup pintu kamarnya sebelum melangkah lebih jauh memasuki ruang pribadinya. Kim Seokjin menaruh kantung plastik berisi sekotak dessert yang dibelinya di meja sisi ranjang. Kotak dessert itu nampak sedikit penyok karena pertikaiannya dengan Chanyeol tadi. Ingin beristirahat sebentar sebelum pergi mandi, Seokjin menjatuhkan tubuhnya di ranjang berukuran king size miliknya. Berbaring dengan nyaman merilekskan tubuhnya yang pegal sehabis beraktivitas.

Satu tangannya meraih ponsel yang ada di saku celana. Jari telunjuknya menekan angka nol cukup lama. Dimana itu merupakan tombol panggilan cepat untuk menghubungi tunangannya. Seokjin merenggangkan otot tubuhnya di atas ranjang super empuknya sembari menunggu sambungan telepon terhubung.

Cukup lama sampai Jin dapat mendengar suara orang yang dihubungi menjawab telepon. "Hi, My Princess. Merindukanku?" Sapa suara baritone yang sangat dirindukan bungsu Kim.

"Hanya dalam mimpimu, Min," sahut Seokjin jengkel akan kenarsisan tunangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya dalam mimpimu, Min," sahut Seokjin jengkel akan kenarsisan tunangannya. Meski mulutnya berdusta, tindakan yang ditunjukkannya justru berkebalikan. Seokjin malah menekan tombol permintaan ganti mode dari telepon biasa menjadi video call. Setelah disetujui oleh Yoongi, layar ponselnya kini menampakkan wajah tampan kekasihnya yang sedang duduk di ruang VVIP sebuah restoran kelas atas. Nampaknya namja bermarga Min itu tengah bertemu dengan klien. "Eh? My Prince, apa aku mengganggu?" Seokjin meneguk ludah. Namja berwajah androgini itu merasa tidak enak karena sudah mengganggu kesibukan Min Yoongi.

Sepasang netra obsidian Yoongi mengamati kekasihnya yang dalam posisi bergelung di ranjang. Pemandangan yang sukses membuat putra tunggal Min itu gemas akan Seokjin yang terlihat imut. "It's ok, Dear. Pertemuanku dengan Tuan John sudah selesai dari setengah jam yang lalu. Sekarang aku hanya bersantai sebentar," tenang Yoongi tidak ingin membuat wajah kekasihnya menjadi muram. "Kau habis darimana, Jinnie? Kenapa tidak ganti baju dulu?"

Sebuah cengiran tengil tercetak jelas di bibir ranum namja berwajah feminin yang tidak menyangka Yoongi akan memergoki kemalasannya. "Setelah ini aku akan pergi mandi. Jadi sekalian saja ganti bajunya nanti," jawab Seokjin sembari pandangan sepasang netra karamelnya terus menatap ke arah layar. Tentunya menikmati wajah tampan tunangannya yang sudah lama tidak ia temui. "Aku membeli dessert di kafe favorit kita. Untukmu..." Suara Seokjin mengecil di kata terakhir yang keluar dari mulutnya. Raut wajah namja cantik itu terlihat murung.

Yoongi sebenarnya mendengar yang Seokjin katakan meski terdengar sangat lirih. Namun ia terdiam membisu bingung harus memberikan respon yang bagaimana. Namja bermarga Min itu juga tidak menegur kekasihnya yang tetap membeli dessert meski sudah dilarang dokter untuk mengkonsumsi makanan manis tersebut. Alasannya karena ia yakin jika Kim Seokjin tidak akan nekat memakan makanan yang menjadi kesukaannya itu dan melanggar pantangan. Sebenarnya Yoongi tahu jika dessert yang dibeli Seokjin ditujukan hanya untuk dirinya.

START OVER [YOONJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang