Jihyo pov
Di sanalah dia, memakai jas hitam dengan dasi kupu-kupu duduk di kursi bar menyesap segelas koktail. Rambut blondenya tertata rapih. Dari semua pria di dalam ruangan ini, aku merasa dia satu-satunya paling normal dan umurnya tidak terlalu tua. Tidak tampan, pasti mudah untuk ditaklukkan. Oke, target dikunci.
"Guys, aku sudah menemukan target. Bye" kataku sambil menaruh segelas beer yang belum kuhabiskan di meja. Tanpa menunggu jawaban teman-temanku, aku berjalan mendekati targetku.
"Hai" sapaku ramah dan duduk di sebalahnya.
"Halooo" jawabnya ramah.
"Aku agak kaget ada wanita cantik yang menyapaku hahaha. Bolehkah aku tahu namamu?" Tambahnya.
"Tentuu... namaku park.."
"Excuse me sir, aku ingin mengajak wanita ini keluar sebentar" potong seorang pria yang tiba-tiba saja muncul dan tanpa menunggu jawaban targetku menarik tanganku pergi.
"Maaf, do I know you?" Selidikku. Rambut hitam pekatnya seperti lama tidak dipotong alias gondrong tidak selaras dengan jasnya yang sangat rapih. Mata coklatnya menatapku penasaran. Dia sangat tampan. Jauh lebih tampan dari targetku tadi.
"Maafkan aku. Tindakanku tadi sangat tidak sopan menarik tanganmu begitu saja. Ini pertama kalinya aku melihatmu" jawabnya salah tingkah. Aku suka doe eyesnya. Dia terlihat seperti bambi ketika tersenyum.
"Nevermind. Apa yang anda butuhkan tuan? Apakah ada yang bisa kubantu?"
"Aku mengamatimu dari sebrang ruang saat kamu bercanda dengan dua temanmu. Aku hanya ingin berkenalan denganmu. Aku takut keduluan orang lain karena aku selalu kalah cepat jika berurusan dengan hal seperti ini" jawabnya.
Pria ini cukup menarik jika dijadikan target untuk topik artikel baruku. Selain itu, aku juga sangat penasaran karena dari ucapannya tadi, dia seperti tipikal pria yang sangat jujur dan akan melakukan apa yang dia inginkan. Kita lihat seberapa lama pria ini bertahan denganku dan jurus-jurus gagal berkencanku. Aku akan pria ini bertekuk lutut mencintaiku lalu lama-lama membenciku.
"Wow aku sangat tersanjung. Namaku Park Jihyo, kau bisa memanggilku Jihyo" kataku mengulurkan tangan.
"Aahhh aku Jeon Jungkook, kau boleh memanggilku chagiya"
Senyum jahilnya muncul. Tangannya yang besar menjabat tanganku yang mungil dengan kokoh.
"Kau suka becanda ya Jungkook"
"Aku akan senang jika kau memanggilku dengan kata kedua daripada namaku. Pelan-pelan saja Jihyo. Kau pasti akan memanggilku chagiya nanti" katanya dengan senyum jahilnya yang sangat tidak cocok dengan badannya yang kekar.
"Kau terlalu percaya diri Jungkook"
"Pria perlu memperlihatkan rasa percaya dirinya Jihyo. Mmm apakah kamu mau makan malam berdua denganku di luar? Aku yakin kau belum makan" ajaknya.
"Kau tidak suka makan di pesta ya?"
"Lebih tepatnya tidak suka menyia-nyiakan waktu berdua untuk bisa mengenal lebih dekat" jawabnya sambil mengulurkan lengannya kepadaku.
"Gogogogo" jawabku sambil menerima uluran lengannya.
.
Aku terkejut saat Jungkook menarikku ke arah motor dan bukan mobil. Aku sangat takut dengan udara malam yang dingin. Tapi tentu aku tidak bisa menolak dan bersikap manja sekarang. Aku harus membuatnya mencintaiku.
Oke, untuk kedua kalinya aku terkejut karena dia membawaku ke restoran seafood sederhana di tengah kota. Bukan restoran romantis untuk kencan.
"Jadi, bagaimana pendapatmu?" Tanyanya saat aku berusaha mematahkan tangan-tangan kepiting.
"Soal makanannya atau kau?"
"Keduanya" ujarnya sambil masih asik makan. Well, pria ini sepertinya memiliki nafsu makan yang besar.
"Makanannya enak dan aku belum bisa memutuskan apa pendapatku" jawabku.
"Apakah ada yang bisa kubantu?"
"Yeah, kau bisa menjawab beberapa pertanyaan untukku"
"Mmm 'beberapa' terdengar banyak. 3 pertanyaan dan aku akan menjawab"
"Apa pekerjaanmu?"
Pertanyaan basic ketika akan memulai suatu hubungan yang lebih dekat. Aku menebak dia pekerja lepas karena gayanya rapih namun bebas di saat bersamaan.
"Aku bekerja di periklanan. Aku menangani perusahaan minuman alkohol dan pelaratan atletik tapi aku ingin merambah ke pasar perhiasan" kata Jungkook dengan penuh percaya diri.
"Wow kau menyelamatkan pesta orang dengan se-tong bir ya" candaku dan dia pun tertawa.
"Bagaimana denganmu? Apakah aku pernah melihat karyamu? Kau seperti seorang model" tanya Jungkook terlihat penasaran sampai menghentikan makannya.
"Well, aku bekerja di cosmolite. Yah, aku menulis di sana"
"Itu keren! Majalah wanita dengan perkembangan tercepat di negri. Aku sangat terkesan Jihyo. Menyelamatkan dunia dengan merawat orang gila belanja" candanya.
"Shoot. Hei, sparkly. Aku seorang magister jurusan jurnalis dari Seoul University. Bosku sangat mencintaiku. Jika aku mengikutinya, dia nanti akan membiarkanku menulis apa yang aku mau"
"Like shoes?" Godanya.
"Noo. Aku akan menulis sesuatu tentang minuman beralkohol atau peralatan atletik" Godaku balik.
"I got you" katanya dengan terkekeh.
"So, apakah kamu sudah agak merasa mengenalku?" Tanya jungkook kembali.
"Almost. Aku akan memberimu pertanyaan lagi. True or false semua benar dalam cinta dan perang?" Tanyaku.
"True" sahutnya tanpa ragu.
"Good answer" kataku dengan tersenyum secantik mungkin.
"Good question" kata Jungkook dengan senyumannya yang memabukkan.
"Jadi, apakah kamu mau melihat kucing di hotelku Jihyo?" Tanya Jungkook.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Get Dumped by a Boyfriend In 10 Days
FanfictionWe usually look for ways to be more loved by our boyfriend but what if we needed a way to get dumped by our boyfriend. Here's how to get dumped by a boyfriend!